5 Penyebab Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

5 Penyebab Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau adverse events following immunization adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. Pada keadaan tertentu lama pengamatan KIPI dapat mencapai masa 42 hari (arthritis kronik pasca vaksinasi rubella), atau bahkan 42 hari (infeksi virus campak vaccine-strain pada pasien imunodefisiensi pasca vaksinasi campak, dan polio paralitik serta infeksi virus polio vaccine-strain pada resipien non imunodefisiensi atau resipien imunodefisiensi pasca vaksinasi polio).

Pada umumnya reaksi terhadap obat dan vaksin dapat merupakan reaksi simpang (adverse events), atau kejadian lain yang bukan terjadi akibat efek langsung vaksin. Reaksi simpang vaksin antara lain dapat berupa efek farmakologi, efek samping (side-effects), interaksi obat, intoleransi, reaksi idoisinkrasi, dan reaksi alergi yang umumnya secara klinis sulit dibedakan. Efek farmakologi, efek samping, serta reaksi idiosinkrasi umumnya terjadi karena potensi vaksin sendiri, sedangkan reaksi alergi merupakan kepekaan seseorang terhadap unsur vaksin dengan latar belakang genetik. Reaksi alergi dapat terjadi terhadap protein telur (vaksin campak, gondong, influenza, dan demam kuning), antibiotik, bahan preservatif (neomisin, merkuri), atau unsur lain yang terkandung dalam vaksin.

KIPI yang paling serius terjadi pada anak adalah reaksi anafilaksis. Angka kejadian reaksi anafilaktoid diperkirakan 2 dalam 100.000 dosis DPT, tetapi yang benar-benar reaksi anafilaksis hanya 1-3 kasus diantara 1 juta dosis. Anak yang lebih besar dan orang dewasa lebih banyak mengalami sinkope, segera atau lambat. Episode hipotonik/hiporesponsif juga tidak jarang terjadi, secara umum dapat terjadi 4-24 jam setelah imunisasi.

5 Penyebab KIPI menurut klasifikasi lapangan WHO Western Pacific (1999), yaitu:

  • Kesalahan program/teknik pelaksanaan (programmic errors) Sebagian kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan teknik pelaksanaan imunisasi yang meliputi kesalahan program penyimpanan, pengelolaan, dan tata laksana pemberian vaksin.
    Kesalahan pada berbagai tingkatan prosedur imunisasi:

    (1) Dosis antigen (terlalu banyak) Lokasi dan cara menyuntik (2) Sterilisasi semprit dan jarum suntik (3) Jarum bekas pakai (4) Tindakan aseptik dan antiseptic (5) Kontaminasi vaksin dan perlatan suntik (6) Penyimpanan vaksin (7) Pemakaian sisa vaksin (8) Jenis dan jumlah pelarut vaksin (9) Tidak memperhatikan petunjuk produsen (10) Kecurigaan terhadap kesalahan tata laksana perlu diperhatikan apabila terdapat kecenderungan kasus KIPI berulang pada petugas yang sama. (11) Reaksi suntikan

Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan langsung misalnya rasa sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampai sinkope.

Beberapa contoh KIPI setelah imunisasi DPT adalah anak menangis terus tak bisa dibujuk sekitar 3 jam pasca-imunisasi, reaksi syok (anafilaksis), dan kesadaran menurun. KIPI setelah pemberian imunisasi Campak berupa sakit atau radang sendi yang mendadak atau kronis. Kejadian-kejadian tersebut memang terbukti kuat sebagai akibat imunisasi. Demikian pula reaksi-reaksi yang ditimbulkan oleh vaksin lainnya. Cuma kejadiannya sangat jarang kalau sebagai akibat dari vaksinnya.

Adanya kerusakan syaraf, perdarahan, infeksi pada jaringan otak setelah mendapat imunisasi DPT, kejadian-kejadian tersebut terbukti tidak ada hubungan dengan pemberian imunisasi. Demikian pula gangguan saraf setelah imunisasi Campak, tidak ada hubungan dengan imunisasinya. Telah pula dibahas oleh pejabat yang terkait dalam pelaksanaan PIN, bahwa sampai saat ini vaksin polio yang sudah dipakai sampai miliaran dosis, terbukti tidak menimbulkan efek samping.

  • Induksi vaksin (reaksi vaksin) Gejala KIPI yang disebabkan induksi vaksin umumnya sudah dapat diprediksi terlebih dahulu karena merupakan reaksi simpang vaksin dan secara klinis biasanya ringan. Walaupun demikian dapat saja terjadi gejala klinis hebat seperti reaksi anafilaksis sistemik dengan resiko kematian. Reaksi simpang ini sudah teridentifikasi dengan baik dan tercantum dalam petunjuk pemakaian tertulis oleh produsen sebagai indikasi kontra, indikasi khusus, perhatian khusus, atauberbagai tindakan dan perhatian spesifik lainnya termasuk kemungkinan interaksi obat atau vaksin lain. Petunjuk ini harus diperhatikan dan ditanggapi dengan baik oleh pelaksana imunisasi.
  • Faktor kebetulan (koinsiden) Seperti telah disebutkan di atas maka kejadian yang timbul ini terjadi secara kebetulan saja setelah diimunisasi. Indicator faktor kebetulan ini ditandai dengan ditemukannya kejadian yang sama disaat bersamaan pada kelompok populasi setempat dengan karakterisitik serupa tetapi tidak mendapatkan imunisasi.
  • Penyebab tidak diketahui Bila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan kedalam salah satu penyebab maka untuk sementara dimasukkan kedalam kelompok ini sambil menunggu informasi lebih lanjut. Biasanya denagn kelengkapan informasi tersebut akan dapat ditentukan kelompok penyebab KIPI.

Artikel Imunisasi terkait lainnya

  • Rekomendasi Jadwal Imunisasi Anak Terbaru Tahun 2012
  • Inilah Penyebab Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
  • Kenali Tanda dan Gejala Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
  • Kenali Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dan Penanganannya
  • Inilah Penanganan Efek Samping Imunisasi dan KIPI
  • “Vaksin Polio Haram ?”, Inilah Rekomendasi MUI
  • Inilah 20 Mitos Tidak Benar Yang Disebarkan Kampanye Hitam Anti Imunisasi
  • Kontroversi Imunisasi di Kalangan Umat Islam
  • Dampak Pengabaian Imunisasi, Difteri Mengancam
  • Permasalahan Pemberian Imunisasi Polio
  • Permasalahan Imunisasi Dalam Masyarakat
  • Update Photo-Poster: Imunisasi Hak Anak Yang Tidak Bisa Ditunda
  • Hepatitis B dan Imunisasi Hepatitis B Pada Anak dan Remaja
  • Vaksin Polio Tetes Aman, Tetapi Lebih Aman Polio Injeksi
  • Vaksin Pentavalent, Vaksin Terbaru Biofarma Mencegah 5 Penyakit
  • RotaTeq dan Rotarix Vaksin Terbaru Mencegah Infeksi Diare Rotavirus
  • Prevenar dan Synflorix, Vaksin Pnemokokus Mencegah Invasive Pneumococcal Disease (IPD)
  • Benarkah Kontroversi Autism dan Imunisasi Thimerosal ?
  • Cara Menyikapi Kontroversi Autism dan Imunisasi
  • Kumpulan Artikel Lengkap Kesehatan Anak dr Widodo Judarwanto SpA
  • Update Photo-Poster: Imunisasi Hak Anak Yang Tidak Bisa Ditunda
  • Jadwal Terbaru dan Terlengkap : Imunisasi Anak Rekomendasi IDAI 2011
  • ARTIKEL IMUNISASI LAINNYA

.

growupclinic.com

Supported By:

GRoW UP CLINIC JAKARTA Yudhasmara Foundation GRoW UP CLINIC I Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone (021) 5703646 – 44466102 GRoW UP CLINIC II MENTENG SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, Phone (021) 44466103 – 97730777email :   http://growupclinic.com http://www.facebook.com/GrowUpClinic Creating-hashtag-on-twitter@growupclinic
“GRoW UP CLINIC” Jakarta Focus and Interest on: *** Allergy Clinic Online *** Picky Eaters and Growup Clinic For Children, Teen and Adult (Klinik Khusus Gangguan Sulit Makan dan Gangguan Kenaikkan Berat Badan)*** Children Foot Clinic *** Physical Medicine and Rehabilitation Clinic *** Oral Motor Disorders and Speech Clinic *** Children Sleep Clinic *** Pain Management Clinic Jakarta *** Autism Clinic *** Children Behaviour Clinic *** Motoric & Sensory Processing Disorders Clinic *** NICU – Premature Follow up Clinic *** Lactation and Breastfeeding Clinic *** Swimming Spa Baby & Medicine Massage Therapy For Baby, Children and Teen ***
Professional Healthcare Provider “GRoW UP CLINIC” Dr Narulita Dewi SpKFR, Physical Medicine & Rehabilitation curriculum vitae HP 085777227790 PIN BB 235CF967  Clinical – Editor in Chief : Dr WIDODO JUDARWANTO, pediatrician email : judarwanto@gmail.com curriculum vitae Creating-hashtag-on-twitter: @WidoJudarwanto www.facebook.com/widodo.judarwanto Mobile Phone O8567805533 PIN BB 25AF7035

We are guilty of many errors and many faults. But our worst crime is abandoning the children, neglecting the fountain of life.
Information on this web site is provided for informational purposes only and is not a substitute for professional medical advice. You should not use the information on this web site for diagnosing or treating a medical or health condition. You should carefully read all product packaging. If you have or suspect you have a medical problem, promptly contact your professional healthcare provider

Copyright © 2013, GRoW UP CLINIC Information Education Network. All rights reserved
About these ads

Tentang GrowUp Clinic

In 1,000 days Your Children, You can change the future. Our Children Our Future
Tulisan ini dipublikasikan di **Imunisasi, **Penyebab Gangguan dan tag , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out / Ubah )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out / Ubah )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out / Ubah )

Google+ photo

You are commenting using your Google+ account. Log Out / Ubah )

Connecting to %s