Waspadai Infeksi Rotavirus Ancam Anak Setiap Saat

Waspadai Infeksi Rotavirus Ancam Anak Dalam Pertengahan Tahun

Dalam pertengahan tahun sekitar bulan Juli atau Agustus biasanya terjadi peningkatan kasus diare yang cukup tinggi. Dalam bulan-bulan tersebut biasanya ruangan rawat jalan dan rawat inap di Rumah Sakit sering dipenuhi oleh penderita diare yang menyerang anak di bawah usia 5 tahun. Infeksi diare pada anak paling sering disebabkan karena infeksi rotavirus. Infeksi diare karena rotavirus ini sering diistilahkan muntaber atau muntah berak.  Gejala infeksi rotavirus berupa demam ringan, diawali muntah sering, diare hebat, dan atau nyeri perut. Muntah dan diare merupakan gejala utama infeksi rotavirus dan dapat berlangsung selama 3 – 7 hari. Infeksi rotavirus dapat disertai gejala lain yaitu anak kehilangan nafsu makan, dan tanda-tanda dehidrasi. Infeksi rotavirus dapat menyebabkan dehidrasi ringan dan berat, bahkan kematian.

Infeksi ini seringkali tidak berhubungan dengan makanan kotor atau makanan basi atau air kotor. Tetapi penularannya lebih sering lewat fecal oral atau kotoran masuk melalui mulut. Biasanya virus yang tersebar lewat muntahan tersebar di sekitar mainan, pintu, lantai atau di sekitar anak-anak. Saat tangan anak tersentuh virus melalui muntahan atau bekas feses yang tidak dicuci bersih dapat masuk ke tubuh saat anak makan atau tangan masuk ke mulut. Rotavirus adalah virus dengan ukuran 100 nanometer yang berbentuk roda yang termasuk dalam family Reoviridae. Virus ini terdiri dari grup A, B, C, D, E dan F. grup A sering menyerang bayi dan grup B jarang menyerang bayi. Terdapat empat serotipe major dan paling sedikit 10 serotipe minor dari rotavirus grup A pada manusia. Pembagian serotipe ini didasarkan pada perbedaan antigen pada protein virus 7 (VP7). Virus ini terdiri dari tiga lapisan yaitu kapsid luar, kapsid dalam dan inti. Rota virus terdiri dari 11 segmen, setiap segmen mengandung RNA rantai ganda, yang mana setiap kode untuk enam protein struktur ( VP1, VP2, VP3, VP4, VP6, VP7 ) dan lima protein nonstruktur (NSP1, NSP2, NSP3, NSP4, NSP 5). Dua struktur protein yaitu VP7 yang terdiri dari protein G dan glikoprotein dan VP4 yang terdiri dari protein P dan protease pembelahan protein, merupakan protein yang melapisi bagian luar dari virus dan merupakan pertimbangan yang penting untuk membuat vaksin dari rotavirus. Protein pembuat kapsid bagian dalam paling banyak adalah VP6, dan sangat mudah ditemukan dalam pemeriksaan antigen, sedangkan protein nonstruktur kapsid bagian dalam adalah NSP4 yang merupakan sebagai faktor virulensi dari rotavirus, meskipun protein lain juga terlibat dalam mempengaruhi virulensi dari rotavirus.

Rotavirus menyerang dan memasuki sel enterosit yang matang pada ujung vili usus kecil. Virus ini menyebabkan perubahan pada struktur dari mukosa usus kecil, berupa pemendekan villi dan terdapatnya infiltrat sel-sel radang mononuklear pada lamina propria. Kelainan morfologis ini dapat minimal, dan hasil penelitian baru menunjukan bahwa infeksi rotavirus tanpa kerusakan sel epitel dari usus halus. Rotavirus menempel dan masuk dalam sel epitel tanpa kematian sel yang dapat menimbulkan diare. Sel epitel yang dimasuki oleh virus mensintesis dan mensekresi sitokin dan kemokin, yang mana langsung menimbulkan respon imun dari penderita dalam bentuk perubahan morfologi dan fungsi sel epitel. Pada infeksi rotavirus diduga terdapat peranan penting protein nonstruktural dari virus yang mirip dengan enterotoksin yang menyebabkan sekresi aktif dari klorida melalui peningkatan kosentrasi kalsium intra sel

Tanda dan gejala

  • Infeksi rotavirus khas mulai sesudah masa inkubasi kurang dari 48 jam dengan demam ringan sampai sedang dan muntah yang disertai dengan mulainya tinja cair yang sering. Karakteristik khas infeksi rotavirus diawali gejala muntah hebat saat awal penyakit sebanyak 5-10 kali bahkan lebih. Kadang disertai demam ringan seringkali masih di bawah 38 Celcius. Pada hari ke dua dan kelima biasanya muntah mereda kadang hanya timbul mual atau muntah sekali-sekali. Pada hari kedua diikuti dengan gejala diare hebat pada hari pertama kadang bisa sampai 5-10 kali. Diare  sering berlanjut selama 5-7 hari dengan jumlah diare semakin berangsur berkurang dari hari ke hari. Pada beberapa kasus diare berkepanjangan bila diikuti oleh infeksi saluran napas atas seperti batuk, demam dan pilek. Bisa juga menjadi berkepanjgan bila anak m,engalami alergi makanan dan mengkonsumsi makanan penyebab alergi.
  • Biasanya pada hari pertama dan kedua tinja berwarna seperti telur busuk. Tinja tanpa sel darah merah atau darah putih yang nyata. Dehidrasi mungkin terjadi dan memburuk dengan cepat, terutama pada bayi. Walaupun kebanyakan neonatus yang terinfeksi dengan rotavirus tidak bergejala.
  • Pada bayi dan anak, mula-mula akan menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau bahkan tidak ada kemudian akan timbul diare. Tinja makin cair mungkin mengandung darah atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu. Karena seringnya defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama menjadi asam akibat banyaknya asam laktat yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat di absorbsi oleh usus.
  • Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit, terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun, pada bayi akan terlihat ubun-ubun cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering.

Diagnosis

Diagnosis gastroenteritis akut yang disebabkan infeksi rotavirus sering hanya berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan dokter. Pemeriksaan laboratorium jarang diperlukan kecuali terdapat komplikasi. Apabila terdapat indikasi tertentu seperti adanya komplikasi infeksi rotavirus dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan laboratorium tertentu seperti analisa feses dan pemeriksaan elektrolit. Untuk memastikan diagnosis dari diare akut karena infeksi rotavirus diperlukan pemeriksaan feses dengan metode rapid antigen tests, salah satunya dengan enzyme immunoassay (EIA) dengan sensitivitas dan spesifik lebih dari 98 % atau latex agglutination test yang kurang sensitif dibanding EIA. Antibodi anti rotavirus yaitu imunoglobulin A dan M diekresikan difeses setelah hari pertama terinfeksi rotavirus. Tes antibodi masih positif sampai 10 hari setelah infeksi pertama dan dapat lebih lama lagi jika terjadi infeksi berulang. Oleh karena itu pemeriksaan tes antibodi dapat digunakan untuk mendiagnosa rotavirus. Namun dalam praktek sehari-hari bila manifestasi klinis sudah jelas biasanya tidak diperlukan lagi pemeriksaan serologis tersebut.

Penatalaksanaan Infeksi Rotavirus :

  • Tujuan dari farmakoterapi adalah untuk mengurangi morbiditas, mencegah komplikasi, dan untuk profilaksis. Agen anti diare (misalnya, kaolin-pektin) dan antimotility (yaitu, loperamide) dikontraindikasikan dalam pengobatan diare karena infeksi virus pada anak-anak karena kurangnya manfaat dan meningkatkan risiko efek samping, termasuk ileus, mengantuk, dan mual.
  • Pemberian antibiotika tidak dianjurkan dan direkomendasikan. Karena infeksi rotavirus adalah penyakit “Self limiting Disease” atau sembuh sendiri dengan atau tanpa antibiotika dalam 5-7 hari.
  • Pada awal perjalanan penyakit biasanya penderita akan muntah sering dan hebat. dalam keadaan seperti anak tampak kehausan sehingga sebaiknya pemberian oralit atau minum ditunda dulu sampai minum obat anti muntah. Setelah minum obat muntah sebaiknya anak dipuasakan sementara selama 30 menit atau 1 jam. Setelah efek obat muntah bekerja maka anak haruis diberi terapi cairan dengan oralit dengan cara minum sedikit-sedikit tetapi sering. kalu perlu pemberian cairan cengan sendok sekitar 2030 cc tiap 15 menit.
  • Rehidrasi.  Pengobatan terpenting adalah terapi rehidrasi atau cairan oralit.Sebelum memberikan terapi rehidrasi pada pasien, perlu dinilai dulu derajat dehidrasinya. Derajat dehidrasi terdiri dari dehidrasi ringan, sedang, berat. Dikatakan dehidrasi ringan bila pasien mengalami kekurangan cairan 2-5% dari berat badan. Sedang bila pasien kehilangan cairan 5-8% dari berat badan. Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10% dari berat badan.Bila keadaan umum pasien baik dan tidak dehidrasi, asupan cairan yang adekuat dapat dicapai dengan minuman ringan, sari buah, sup dan keripik asin. Bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan dehidrasi, pemberian cairan intravena dan rehidrasi oral dengan cairan isotonic mengandung elektrolit dan gula harus diberikan. Terapi rehidrasi oral lebih praktis dan efektif daripada cairan intravena. Cairan oral antara lain : pedialit, oralit, dll. Cairan infuse seperti Ringer Laktat. Cairan diberikan 50-200 ml/kgBB/24 jam tergantung kebutuhan dan status hidrasi. Pasien dengan Dehidrasi ringan sampai sedang masih dapat diberikan cairan per oral atau selang nasogastrik, kecuali bila ada kontraindikasi atau saluran cerna atas tak dapat dipakai. Pemberian oral diberikan larutan oralit yang hipotonik dengan komposisi 29 gr glukosa, 3,5 gr NaCl, 2,5 gr Natrium Bikarbonat dan 1,5 gr KCl setiap liter. Sedangkan pada pasien dengan dehidrasi sedang sampai berat sebaiknya diberikan cairan melalui infuse pembuluh darah. Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari tubuh.  Resusitasi Cairan & Elektrolit sesuai derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolitnya.

Upaya Rehidrasi Oral (U.R.O.)

  • Berat badan    +   6 kg. : 6 kg x 50 ml = 300 mI =  +  1,5 gelas atau 6 kg x 10-20 ml = 60-120 ml/setiap diare = 0,5 gelas/setiap diare
  • Berat badan + 13 kg :  13 kg x 50 mi = 650 mi = 3 gelas atau 13 kg x 10-20 mi = 150-250 ml/setiap diare = 1 gelas setiap diare
Usia Dehidrasi Ringan – 3 jam pertama (50ml/kg) Tanpa Dehidrasi- jam selanjutnya(10-20 ml/kg/setiap diare
Bayi sp 1 tahun 1,5 gelas 0,5 gelas
Bayi sp 5 tahun 3 gelas 1 gelas
Bayi > 5 tahun 6 gelas 2 gelas

Diet.

  • Secara umum, anak-anak dengan gastroenteritis harus dikembalikan ke diet normal secepat mungkin. Menyusui dini mengurangi durasi penyakit dan meningkatkan hasil gizi.
  • Bayi ASI harus terus menyusui sepanjang fase rehidrasi dan pemeliharaan gastroenteritis akut. Susu formula bayi harus memulai ulang makan dengan kekuatan penuh segera setelah fase rehidrasi selesai (idealnya 2-4 jam). Anak disapih harus dimulai awal dengan cairan normal mereka dan padatan segera setelah fase rehidrasi selesai.
  • Makanan berlemak dan makanan tinggi gula sederhana harus dihindari.
  • Untuk sebagian besar bayi, uji klinis telah menemukan manfaat dari formula bebas laktosa. Demikian pula, diet yang sangat spesifik, seperti BRAT (pisang, nasi, saus apel, dan roti bakar) diet, belum terbukti meningkatkan hasil dan dapat memberikan nutrisi optimal bagi pasien.
  • Pasien diare tidak dianjurkan puasa, kecuali bila muntah-muntah hebat. Pasien justru dianjurkan minum minuman sari buah, teh, minuman tidak bergas, makanan mudah dicerna seperti pisang, nasi, keripik dan sup.
  • Susu sapi dalam keadaan tertentu mungkin harus dihindarkan karena adanya defisiensi laktase transien yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Minuman berkafein dan alkohol harus dihindari karena dapat meningkatkan motalitas dan sekresi usus.
  • Jenis diet yang diindikasikan untuk pasien dengan diare berat adalah Diet Sisa Rendah. Diet sisa rendah adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat dan hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud dengan sisa adalah bagian-bagian makanan yang tidak diserap seperti yang terdapat di dalam susu dan produk susu serta daging yang berserat kasar. Di samping itu, makanan lain yang merangsang saluran cerna harus dibatasi.Tujuan Diet Sisa Rendah adalah untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna.
  • Probiotik. Probiotik adalah suplemen makanan mikroba hidup yang umum digunakan dalam pengobatan dan pencegahan diare akut. Mekanisme yang mungkin aksi termasuk sintesis zat antimikroba, persaingan dengan patogen untuk nutrisi, modifikasi racun, dan stimulasi respon imun nonspesifik terhadap patogen. Dua tinjauan sistematis besar telah menemukan probiotik (terutama GG Lactobacillus) efektif dalam mengurangi durasi diare pada anak-anak yang mengalami gastroenteritis akut .
  • Zinc. WHO merekomendasikan suplementasi seng (10-20 mg / d untuk 10-14 d) untuk semua anak muda dari 5 tahun dengan gastroenteritis akut, meskipun sedikit data ada untuk mendukung rekomendasi ini untuk anak-anak di negara maju.

Pencegahan

  • Rotavirus dapat menular dengan mudah. Mencegah infeksi dengan cara rajin cuci tangan dan menjaga kebersihan sangat penting. Namun kadang perilaku tersebut tidak cukup untuk mencegah penularan infeksi rotavirus bila anak sering memasukkan tangan ke dalam mulut.
  • Vaksin rotavirus dapat mencegah gastroenteritis yang disebabkan oleh infeksi rotavirus. Vaksin rotavirus dapat mencegah hingga kira-kira 75% kasus infeksi rotavirus dan 98% kasus infeksi berat. Saat ini tersedia dua jenis vaksin rotavirus yaitu RotaTeq dan Rotarix. Vaksin rotavirus tidak dapat mencegah diare atau muntah yang disebabkan oleh infeksi virus lain (karena banyak jenis virus yang dapat menyebabkan gastroenteritis akut).  Selain itu anak yang sudah imunisasi rotavirus masih dapat terkena infeksi rotavirus (gastroenteritis) karena rotavirus terdiri dari banyak strain, tidak semua strain rotavirus terdapat dalam vaksin, dan vaksin tidak memberikan efek perlindungan (imunitas yang penuh).
  • Vaksin Rotarix berupa cairan yang diberikan melalui tetesan pada mulut bayi dan ditelan oleh bayi. Bayi anda akan mendapatkan dosis  pertama pada usia 6 minggu. Dosis kedua diberikan setidaknya 4 minggu setelah dosis pertama, sebelum usianya 6 bulan. Rotarix dapat diberikan bersama dengan imunisasi suntik lainnya. Bayi dapat langsung menyusui setelah mendapatkan Rotarix.
  • Vaksin RotaTeq, vaksin rotavirus ini diberikan melalui mulut. Vaksin RotaTeq diberikan dalam 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada usia 6 – 12 minggu, dosis kedua diberikan 4 – 10 minggu kemudian setelah dosis pertama, dan dosis ketiga diberikan 4 – 10 minggu kemudian setelah dosis kedua. Dosis terakhir (dosis RotaTeq yang ketiga) diberikan sebelum usia 32 minggu.

supported by

CHILDREN GRoW UP CLINIC Yudhasmara Foundation Inspirasi Orangtua Cerdas, Tumbuhkan Anak Semakin Sehat, Kuat dan Pintar. CHILDREN GRoW UP CLINIC I Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone (021) 5703646 – 44466102. CHILDREN GRoW UP CLINIC II MENTENG SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, phone (021) 44466103 – 97730777 http://childrengrowup.wordpress.com
WORKING TOGETHER FOR STRONGER, SMARTER AND HEALTHIER CHILDREN BY EDUCATION, CLINICAL INTERVENTION, RESEARCH AND NETWORKING INFORMATION . Advancing of the future pediatric and future parenting to optimalized physical, mental and social health and well being for fetal, newborn, infant, children, adolescents and young adult . Information on this web site is provided for informational purposes only and is not a substitute for professional medical advice. You should not use the information on this web site for diagnosing or treating a medical or health condition. You should carefully read all product packaging. If you have or suspect you have a medical problem, promptly contact your professional healthcare provider

CHILDREN GRoW UP CLINIC Information Education Network.

About these ads

Tentang GrowUp Clinic

In 1,000 days Your Children, You can change the future. Our Children Our Future
Tulisan ini dipublikasikan di ***Kesehatan Tersering, ***Penyakit Infeksi Virus dan tag . Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out / Ubah )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out / Ubah )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out / Ubah )

Google+ photo

You are commenting using your Google+ account. Log Out / Ubah )

Connecting to %s