10 Kondisi Persalinan Yang Harus Diwaspadai
- KETUBAN PECAH DINI (KPD) Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput berisi cairan ketuban yang terjadi 1 jam atau lebih sebelum terjadinya kontraksi. Ilmu konservatif dahulu, jika terjadi KPD selalu dilakukan tindakan untuk segera melahirkan bayi guna mencegah infeksi yang bisa terjadi pada bayi maupun ibunya. Tetapi pendekatan lama ini sudah tidak perlu dilakukan lagi karena resiko terjadinya infeksi bisa dikurangi dengan mengurangi frekuensi pemeriksaan dalam. 1 kali pemeriksaan dengan bantuan spekulum bisa membantu dokter dalam memastikan pecahnya selaput ketuban, memperkirakan pembukaan serviks (leher rahim) dan mengambil contoh cairan ketubah dari vagina. Jika hasil analisa cairan ketuban menunjukkan bahwa paru-paru bayi sudah cukup matang, maka dilakukan induksi persalinan (tindakan untuk memulai proses persalinan) dan bayi dilahirkan. Jika paru-paru bayi belum matang, persalinan ditunda sampai paru-paru bayi matang. Pada 50% kasus, persalinan bisa ditunda hanya dengan melakukan tirah baring dan mendapatkan cairan infus; beberapa kasus lainnya memerlukan obat yang bisa mencegah kontraksi rahim (misalnya magnesium sulfat yang diberikan melalui infus, suntikan atau tablet terbutalin dan kadang diberikan ritodrin melalui infus). Ibu dirawat di rumah sakit dan menjalani tirah baring, tetapi masih diperbolehkan ke kamar mandi. Suhu tubuh dan denyut nadinya diukur 2 kali/hari. Peningkatan suhu tubuh bisa merupakan pertanda terjadinya infeksi. Jika terjadi infeksi, dilakukan induksi persalinan dan bayi dilahirkan. Jika cakran ketuban tidak keluar lagi dan kontraksi berhenti, ibu diperbolehkan pulang ke rumah, tetapi tetap menjalani tirah baring dan memeriksakan dirinya 1 kali/minggu.
- PERSALINAN PREMATUR Persalinan Prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Biasanya persalinan terjadi pada saat usia kehamilan mencapai 37-42 minggu. Persalinan prematur bisa merupakan suatu proses normal yang dimulai terlalu dini atau dipicu oleh keadaan tertentu, seperti infeksi rahim atau infeksi cairan ketuban, Sebagian besar kasus persalinan prematur penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Persalinan prematur bisa menyebabkan kelahiran prematur. Jika dilahirkan terlalu dini, serorang bayi bisa mengalami kelainan. Bisa terjadi penyakit yang serius atau kematian karena bayi belum siap untuk hidup mandiri. Oleh karena itu, dokter akan mencoba menghentikan persalinan prematur. Pada beberapa kasus, jika diketahui akan terjadi persalinan prematur, kelahiran bayi bisa dicegah atau ditunda. Penundaan ini akan memberikan tambahan waktu bagi bayi untuk tumbuh dan berkembang. Bahkan beberapa haripun bisa menghasilkan bayi yang lebih sehat. Jika perdarahan sulit dihentikan atau jika selaput ketuban telah pecah, maka sulit untuk menghentikan persalinan prematur. Jika tidak terjadi perdarahan dan selaput ketuban masih ututh, biasanya dianjurkan untuk menjalani tirah baring dan cairan diberikan melalui infus. Tetapi jikapembukaan telah mencapai lebih dari 5 cm, biasanya kontraksi terus terjadi sampai bayi akhirnya lahir. Magnesium sulfat melalui infus bisa menghentikan kontraksi pada 80% kasus, tetapi memiliki efek samping seperti denyut jantung yang cepat pada ibu, bayi atau keduanya. Bisa juga diberikan suntikan terbutalin. Setelah persalinan prematur berhasil dihentikan, diberikan kortikosteroid (misalnya betametason) untuk membantu membukan paru-paru bayi dan mengurangi resiko gangguan pernafasan pada bayi setelah dia dilahirkan nanti (sindroma gawat pernafasan pada bayi baru lahir).
- KEHAMILAN POSTMATUR Kehamilan Postmatur adalah persalinan yang berlangsung sampai lebih dari 42 minggu. Postmaturitas adalah suatu sindroma dimana plasenta mulai berhenti berfungsi secara normal pada kehamilan post-matur dan hal ini membahayakan janin. Menentukan apakah kehamilan telah lewat dari 42 minggu tidak selalu mudah, karena saat terjadinya pembuhan tidak selalu dapat ditentukan secara pasti. Kadang saat pembuahan tidak dapat ditentukan karena siklus menstruasi yang tidak teratur. Pada awal kehamilan bisa dilakukan pemeriksaan USG untuk membantu menentukan usia kehamilan. Pemeriksaan USG berikutnya dilakukan sebelum usia kehamilan mencapai 32 minggu (antara 18-22 minggu) untuk mengukur diameter kepala janin; hal ini bisa membantu memastikan usia kehamilan. Jika kehamilan berlangsung sampai lebih dari 42 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir, dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui tanda-tanda postmaturitas pada ibu dan janin, yaitu penciutan rahim dan berkurangnya gerakan janin. Pemeriksaan bisa dimulai pada usia kehamilan 41 minggu, untuk menilai gerakan dan denyut jangung janin serta jumlah cairan ketuban (yang menurun secara drastis pada kehamilan post-matur). Untuk memperkuat diagnosis postmaturitas, bisa dilakukan amniosentesis (pengambilan dan analisa cairan ketuban). Salah satu tanda dari postmaturitas adalah air ketuban yang berwarna kehijauan yang berasal dari mekonium (tinja fetus yang pertama); hal ini menunjukkan keadaan gawat janin. Selama hasil pemeriksaan tidak menunjukkan tanda-tanda postmaturitas, maka kehamilan post-matur masih mungkin dilanjutkan. Tetapi jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya tanda-tanda postmaturitas, maka segera dilakukan induksi persalinan dan bayi dilahirkan. Jika serviks belum dapat dilalui oleh janin, maka dilakukan operasi sesar. Kebanyakan kehamilan yang sedikit melewati usia kehamilan 41-42 minggu, tidak memiliki masalah apapun. Namun, jika lebih dari waktu itu, maka berbagai masalah dapat terjadi karena plasenta seringkali tidak dapat terus menyediakan nutrisi yang cukup untuk janin. Kondisi ini disebut post-matur. Berbagai masalah yang dapat terjadi akibat kehamilan lewat waktu, antara lain persalinan yang sulit, kebutuhan untuk dilakukan operasi cesar, dan keluarnya mekonium (kotoran bayi yang pertama) sebelum dilahirkan. Mekonium terkadang dapat terhirup oleh bayi sebelum atau saat persalinan, sehingga membuat bayi kesulitan untuk bernafas segera setelah dilahirkan. Pada janin yang post-matur, jaringan lunak (seperti otot) dapat habis. Janin atau bayi baru lahir juga dapat kekurangan oksigen, atau meninggal. Namun, untuk menentukan apakah usia kehamilan telah lewat dari 42 minggu tidak selalu mudah, karena saat terjadinya pembuhan tidak selalu dapat ditentukan secara pasti. Kadang saat pembuahan tidak dapat ditentukan karena siklus menstruasi yang tidak teratur. Untuk itu, pada awal kehamilan bisa dilakukan pemeriksaan USG untuk membantu menentukan usia kehamilan. Pemeriksaan USG selanjutnya dilakukan sebelum usia kehamilan mencapai 32 minggu (antara 18-22 minggu). Diameter kepala janin dapat diukur untuk membantu memastikan usia kehamilan. Biasanya pada usia kehamilan 41 minggu dilakukan pemeriksaan kehamilan untuk mengevaluasi gerakan dan detak jantung janin, serta jumlah cairan ketuban, yang bisa sangat berkurang pada kehamilan lewat waktu. Pemeriksaan ultrasonografi dan alat pemantau jantung janin lainnya juga dapat digunakan untuk melihat kondisi janin dalam kandungan. Untuk memperkuat diagnosis postmaturitas, bisa dilakukan amniosentesis (pengambilan dan analisa cairan ketuban). Salah satu tanda dari postmaturitas adalah air ketuban yang berwarna kehijauan yang berasal dari mekonium; menunjukkan bahwa terjadi gawat janin.
- KEMAJUAN DALAM PERSALINAN TIDAK MAJU Setiap jam seharusnya serviks membukan minimal selebar 1 cm dan kepala janin seharusnya turun ke dalam rongga panggul minimal sebanyak 1 cm. Jika hal tersebut tidak terjadi, mungkin janin terlalu besar untuk melewati jalan lahir dan perlu dilakukan persalinan dengan bantuan forseps atau operasi sesar. Jika jalan lahir cukup lebar tetapi persalinan tidak maju, maka diberikan oksitosin melalui infus untuk merangsang kontraksi rahim yang lebih kuat. Jika setelah pemberian oksitosin persalinan tidak juga maju, maka dilakukan operasi sesar.
- DENYUT JANTUNG JANIN ABNORMAL Selama persalinan, denyut jantung janin dimonitor setiap 15 menit dengan stetoskop janin (fetoskop) atau dimonitor terus dengan pemantau denyut jantung elektronik. Pemantauan denyut jantung janin merupakan cara yang paling mudah untuk mengetahui adanya gawat janin. Jika terdengar denyut jantung yang abnormal, dilakukan tindakan korektif, seperti memberikan oksigen kepada ibu, menambah jumlah cairan infus dan meminta ibu untuk berbaring miring ke kiri. Jika tindakan tersebut tidak berhasil memperbaiki denyut jantung yang abnormal, maka dilakukan persalinan forseps atau operasi sesar.
- KELAINAN POSISI JANIN Posisi janin di dalam rahim adalah arah yang dihadapi oleh janin, sedangkan letak janin adalah bagian tubuh janin yang terendah. Kombinasi yang paling sering ditemukan dan paling aman adalah menghadap ke punggung ibu dengan letak kepala, dimana leher tertekuk ke depan, dagu menempel di dada dan kedua lengan melipat di dada. Jika janin tidak berada dalam posisi atau letak tersebut, maka persalinan bisa menjadi sulit dan mungkin persalinan tidak dapat dilakukan melalui vagina.
- JANIN KEMBAR Kehamilan kembar bisa diketahui pada pemeriksaan USG atau dengan pemantau elektronik (dimana akan terdengar 2 denyut jantung yang berbeda). Kembar menyebabkan rahim sangat teregang dan rahim yang sangat teregang cenderung unuk mulai mengalami kontraksi sebelum kehamilan mencapai usia yang matang. Akibatnya bayi kembar sering dilahirkan secara prematur dan kecil. Posisi dan letak janin di dalam rahim bisa berlainan, sehingga persalinan bisa menjadi sulit. Kontraksi rahim setelah lahirnya bayi pertama cenderung menyebabkan terlepasnya plasenta dari bayi kedua. Akibatnya, bayi kedua cenderung mengalami masalah selama persalinan dan memiliki resiko mengalami kelainan dan kematian yang lebih tinggi. Kadang setelah persalinan, rahim yang terlalu teregang tidak dapat berkontraksi dengan baik sehingga ibu bisa mengalami perdarahan.
- DISTOSIA BAHU Distosia Bahu adalah suatu komplikasi yang jarang terjadi, dimana pada letak kepala, salah satu bahu bayi tersangkut pada tulang kemaluan dan tertahan di dalam jalan lahir. Segera dilakukan berbagai tindakan untuk membebaskan bahu sehingga bayi bisa dilahirkan melalui vagina. Jika tindakan tersebut gagal, kadang bayi dapat didorong kembali ke dalam vagina dan dilahirkan melalui operasi sesar.
- PROLAPSUS KORDA UMBILIKALIS Prolapsus Korda Umbilikalis adalah suatu keadaan dimana korda umbilikal (tali pusar) mendahului bayi, yaitu keluar dari jalan lahir. Pada keadaan ini, jika bayi mulai memasuki jalan lahir, tali pusar akan tertekan sehingga aliran darah ke bayi terhenti. Prolapsus korda umbilikalis bisa terjadi secara nyata atau tersembunyi. Pada prolapsus yang nyata, selaput ketuban telah pecah dan tali pusar menonjol ke dalam vagina sebelum bayi turun ke jalan lahir. Prolapsus yang nyata biasanya terjadi jika bayi berada dalam letak bokong (tetapi bisa juga terjadi pada letak kepala), terutama jika selaput telah pecah sebelum waktunya atau jika janin belum turun ke panggul ibu. Untuk mencegah terjadinya cedera pada janin akibat terhentinya aliran darah ke janin, maka segera dilakukan persalinan, biasanya melalui operasi sesar. Pada prolapsus tersembunyi, selaput ketuban tetap ututh dan tali pusar berada di depan janin atau terperangkap di depan bahu janin. Biasanya keadaan ini diketahui melalui denyut jantung janin yang abnormal. Prolapsus tersembunyi bisa diatasi dengan cara merubah posisi ibu atau mengangkat kepala janin untuk menghilangkan tekanan pada tali pusar. Kadang perlu dilakukan operasi sesar.
- PERDARAHAN RAHIM Perdarahan hebat dari rahim setelah persalinan merupakan masalah yang serius. Biasanya selama persalinan ibu kehilangan darah sebanyak 0,5 liter. Ketika plasenta lepas dari rahim, pembuluh darah rahim terbuka. Kontraksi rahim membantu menutupnya pembuluh darah ini sampai mereka mengalami pemulihan lengkap. Jika setelah proses persalinan rahim tidak berkontraksi atau jika sejumlah kecil plasenta tertinggal di dalam rahim sehingg rahim tidak dapat berkontraksi, maka darah yang hilang akan lebih banyak. Robekan pada vagina atau serviks juga bisa menyebabkan perdarahan hebat.
ARTIKEL TERKAIT
- Penanganan Terkini Herpes Simpleks Pada Kehamilan dan Dampak Pada Bayi
- Penanganan Terkini Infeksi Virus Sitomegalo (CMV) Pada Kehamilan dan Bayi
- TORCH Newborn Syndrome: Dampak Infeksi Kehamilan TORCH Pada Bayi
- Rubela Si Campak Jerman, Ringan Pada Anak Berbahaya Pada Ibu Hamil
- Penanganan Terkini Infeksi TORCH Saat Kehamilan
- Pencegahan dan Penanganan Terkini Rubela Pada Kehamilan
- Pencegahan dan Penanganan Terkini Rubela Kongenital
- Rubela Si Campak Jerman, Ringan Pada Anak Berbahaya Pada Ibu Hamil
- Jangan Remehkan Flu Saat Hamil, Akibatkan Cacat Janin, Kanker atau Skizofrenia ?
Kondisi Ibu dan Jani Saat Dalam tahapan kehamilan
- Kondisi Kesehatan Ibu Dalam Kehamilan Trimester Ke Tiga
- Kondisi Kesehatan Janin Dalam Kehamilan Trimester Ke Tiga
- Kondisi Janin Dalam 3 Bulan Kehamilan Pertama Minggu Ke 1 – 12
- Kondisi Kesehatan Ibu Dalam 3 Bulan Kehamilan Pertama
- Kondisi Kesehatan Janin Dalam Kehamilan Trimester Kedua
- Kenali Kondisi Kesehatan Ibu Dalam Kehamilan Trimester Kedua
- Kondisi ibu dan Janin Dalam Kehamilan Trimester Ke Tiga atau Minggu ke 29 – 40
- Kondisi ibu dan Janin Dalam Kehamilan Trimester Kedua atau Minggu ke 13 – 28
- Kondisi ibu dan Janin Dalam 3 Bulan Kehamilan Pertama
Artikel Favorit Lainnya:
-
Kumpulan Artikel Lengkap Kesehatan Anak dr Widodo Judarwanto SpA
-
Kumpulan Artikel Alergi Pada Anak. Dr Widodo Judarwanto SpA Pediatrician
-
Kumpulan Berbagai Artikel Imunisasi Terkini 2012, Dr Widodo Judarwanto SpA
-
100 Artikel Paling Favorit Kesehatan Anak
-
100 Penyakit Pada Anak Yang Harus Diwaspadai
-
100 Kumpulan Artikel Kesehatan Anak Paling Favorit minggu Ini
- Waspadai, Hasil Laboratorium Positif Belum Tentu Tifus
- Jangan Obati Hasil Laboratorium, Positif Palsu Tifus Pada Infeksi Virus dan DBD
- Deteksi Dini dan Tanda Bahaya DBD
- Demam Tifoid (Tifus), Manifestasi klinis dan Penanganannya
- Waspadai Ancaman Flu Singapura atau Infeksi Mulut Kaki Tangan
- Pink Eye Conjunctivitis, Si Mata Belekan Yang Tidak Perlu Antibiotik
- Cacar Air, Penyakit Virus Ringan Yang Ditakuti
- Mumps atau Penyakit Gondong, Manifestasi Klinis dan Penanganannya
- Manfaat dan Interpretasi Hasil Laboratorium Hematologi Pada Anak
- Fungsi dan Analisa Berbagai Pemeriksaan Laboratorium
- Inilah 15 Jenis Pemeriksaan Laboratorium
supported by
GRoW UP CLINIC JAKARTA Yudhasmara Foundation Inspirasi Orangtua Cerdas, Tumbuhkan Anak Semakin Sehat, Kuat dan Pintar
- GRoW UP CLINIC I Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone (021) 5703646 – 44466102
- GRoW UP CLINIC II MENTENG SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, phone (021) 44466103 – 97730777
- email :
- http://childrengrowup.wordpress.com
- http://www.facebook.com/GrowUpClinic
- @growupclinic
WORKING TOGETHER SUPPORT TO THE HEALTH OF ALL BY CLINICAL, RESEARCH AND EDUCATIONS. Advancing of the future pediatric and future parenting to optimalized physical, mental and social health and well being for fetal, newborn, infant, children, adolescents and adult
Clinical – Editor in Chief : Dr WIDODO JUDARWANTO, pediatrician
Information on this web site is provided for informational purposes only and is not a substitute for professional medical advice. You should not use the information on this web site for diagnosing or treating a medical or health condition. You should carefully read all product packaging. If you have or suspect you have a medical problem, promptly contact your professional healthcare provider Copyright © 2013, GRoW UP CLINIC Information Education Network. All rights reserved |
About these ads