Kanker merupakan penyakit yang mematikan bagi siapa pun, tidak terkecuali pada anak. Umumnya gejala kanker pada anak berupa sakit biasa tetapi para orang tua tetap harus waspada. Salah satunya penyakit kanker yang bisa menyerang siapa pun dan tidak terkecuali pada anak-anak. Setiap tahun penderita penyakit kanker bertambah dan sekitar 4% anak-anak menderita penyakit kanker, serta tidak sedikit yang menyebabkan kematian. Orangtua lebih peka terhadap penyakit yang diderita anak, sekecil apa pun sakitnya. Hal ini agar orang tua mengenali gejalanya sebagai upaya deteksi dini. Jika mengetahui penyakit lebih awal, maka akses kesembuhannya lebih besar dibandingkan telat terdeteksi.
Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun ada 4100 kasus baru kanker pada anak. Menurut data yang diperoleh dari Rumah Sakit Kanker “Dharmais” pada tahun 2006, lebih kurang 50% pasien yang datang sudah dalam keadaan stadium lanjut. Berdasarkan penelitian, hal ini disebabkan salah satunya oleh karena orangtua pasien yang kurang mendapat informasi tentang kanker pada anak. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengetahui tentang gejala-gejala apa saja yang harus diwaspadai pada anak yang dicurigai terkena kanker. Segera bawa ke puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lainnya untuk dikonfirmasi apakah benar gejala-gejala yang dijumpai itu suatu kanker. Jika ternyata itu bukan kanker, tentunya kita patut mensyukurinya. Jika ternyata itu benar kanker, tetap kita harus mensyukurinya karena berarti kanker tersebut ditemukan pada stadium awal. Kanker yang dijumpai pada stadium awal tentunya mempunyai kemungkinan untuk sembuh lebih besar dibanding kanker yang dijumpai pada stadium lanjut.
Jika diperhatikan karakteristik dari sel kanker, memang benar sel-sel ini sangat ganas. Bagaimana tidak, sel-sel tersebut ternyata mempunyai kemampuan untuk menyebar ke organ-organ tubuh yang lain di luar dari organ primernya melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Secara logika, kalau itu kanker mata, harusnya sel-sel kanker tersebut adanya di mata saja dan tidak menyebar kemana-mana. Namun apa yang terjadi, dari hasil pemeriksaan CT-scan otak, sel-sel kanker yang harusnya ada di mata saja ternyata sudah mencapai otak. Jika keadaannya sudah seperti ini, kanker yang terjadi dinyatakan sebagai kanker stadium lanjut.
Kenali 12 Kanker Pada Anak, Deteksi Dini dan Pencegahannya
- Leukemia Leukemia adalah penyebab kanker pada anak paling sering. Jenis leukemia yang paling sering ditemukan pada anak-anak yaitu Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL). Faktor risiko untuk ALL diantaranya terpapar sinar X sebelum lahir, terpapar radiasi, riwayat kemoterapi, perubahan genetik tertentu dan gangguan genetik tertentu seperti Down Syndrome. Jika terjadi gejala mencurigakan pada anak, segera kunjungi dokter karena ALL akan memburuk dengan cepat jika tak kunjung ditangani.
- Limfoma Limfoma merupakan kanker yang menyerang kelenjar getah bening, timus, limpa, amandel, kelenjar gondok dan sumsum tulang. Terdapat dua jenis limfoma yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin (NHL). Limfoma sendiri tercatat sebagai jenis kanker terbanyak kedua yang menyerang anak-anak. Biasanya gejala awal limfoma Hodgkin adalah pembesaran kelenjar getah bening yang tak terasa nyeri di leher, di atas tulang selangka, di bawah ketiak atau pangkal paha. Sedangkan untuk NHL, gejalanya antara lain susah bernafas, mengi, batuk-batuk, nafas yang mengelurkan suara bernada tinggi, pembengkakan kepala, leher atau tubuh bagian atas, susah menelan makanan, penurunan berat badan yang tak wajar dan berkeringat di malam hari.
- Kanker otak dan tumor pada sistem saraf pusat Kanker otak dan kanker saraf tulang belakang sendiri merupakan jenis kanker ketiga yang paling banyak ditemukan pada anak-anak setelah leukemia dan limfoma. Penyebab kedua kanker ini sendiri masih belum diketahui. Gejalanya bisa berbeda dari satu pasien ke pasien yang lain. Namun gejala yang paling sering ditemukan pada pasien tumor otak diantaranya sakit kepala di pagi hari atau sakit kepala yang tak kunjung pergi setelah muntah-muntah; sering mual dan muntah-muntah; gangguan penglihatan, pendengaran dan bicara; kehilangan keseimbangan dan kesulitan berjalan; rasa kantuk yang tak biasa atau perubahan kadar aktivitas; perubahan kepribadian atau perilaku yang tak wajar; kejang-kejang; dan peningkatan ukuran kepala (pada bayi). Sedangkan gejala tumor saraf tulang belakang antara lain nyeri punggung atau nyeri yang menyebar dari punggung dan menjalar ke lengan atau kaki; perubahan kebiasaan buang air besar atau sulit buang air kecil; kaki lemas; dan sulit berjalan.
- Retinoblastoma. Retinoblastoma adalah kanker mata pada anak. Ini berasal dari retina, lapisan peka cahaya, di mata. Ini adalah mata yang paling umum tumor mata pada anak. Saat anak tidak mengeluh dari setiap gangguan pandangan mata, tumor mungkin tetap tidak terdeteksi. Cara yang paling umum dari presentasi adalah refleks putih (leukokoria) di belakang murid. Kanker ini juga disebut mata kucing refleks. Mungkin ada penyebab lain putih refleks ini juga, tetapi evaluasi oleh dokter mata adalah suatu keharusan di semua anak-anak untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit ini hidup serius dan berpotensi mengancam. Gejala lain adalah juling (mata juling) , visi miskin , mata merah menyakitkan, peradangan pada jaringan di sekitarnya mata, penonjolan bola mata (proptosis), dll Kadang-kadang terdeteksi pada pemeriksaan mata rutin oleh dokter mata, terutama di seorang anak dengan riwayat keluarga penyakit ini.
- Kanker payudara Menurut penelitian, wanita berusia 30 tahun ke bawah yang didiagnosis dengan kanker payudara mempunyai prognosis untuk bertahan hidup yang lebih rendah ketimbang wanita yang lebih tua. Alasannya, wanita yang lebih muda cenderung terserang kanker payudara yang lebih agresif daripada wanita yang lebih tua.
- Kanker serviks Kanker yang menyerang jaringan serviks atau organ yang menghubungkan antara rahim dengan vagina ini biasanya berkembang secara lambat dan tak memunculkan gejala tertentu namun dapat ditemukan tes Pap rutin. Kanker serviks ini disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV) dan sebagian besar menyebar lewat kontak seksual. Itulah mengapa wanita yang telah aktif secara seksual sejak muda dan mempunyai banyak pasangan seksual berisiko tinggi terkena infeksi HPV sekaligus kanker serviks. Kebiasaan merokok dan paparan terhadap asap rokok (perokok pasif) juga dapat meningkatkan risiko kanker serviks. Diantara wanita yang terinfeksi dengan HPV, dysplasia (kondisi pra-kanker) dan kanker invasif terjadi 2-3 kali lebih sering pada perokok dan mantan perokok.
- Kanker kolorektal atau kanker anus Memiliki keluarga inti dengan riwayat kanker kolorektal dapat melipatgandakan risiko seseorang untuk terserang penyakit serupa. Riwayat penyakit peradangan usus juga dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. Faktor risiko yang dapat dicegah dari kanker ini diantaranya merokok, konsumsi alkohol berlebihan dan obesitas.
- Germ cells tumor, termasuk kanker testis Germ cells adalah sel-sel di dalam tubuh yang berkembang menjadi sperma dan sel telur. Mayoritas sel-sel ini ditemukan di dalam ovarium atau testis namun terkadang sel ini juga bisa tertinggal di bagian tubuh lain ketika janin berkembang di dalam rahim seperti di dada, otak atau bagian belakang perut (kanker retroperitoneal). Germ cells tumor yang paling banyak ditemukan adalah teratoma atau seminoma pada testis pria. Wanita juga dapat mengidap germ cells tumor di ovarium namun sebagian besar bersifat jinak dan hanya 1-2 persen yang benar-benar kanker. Kanker testis sendiri paling sering dialami pria muda atau paruh baya. Faktor risikonya antara lain undescended testicle (testis tidak turun), pertumbuhan testis yang abnormal, memiliki riwayat kanker testis sendiri atau riwayat keluarga, dan berkulit putih.
- Kanker hati Kanker ini sebenarnya jarang dialami anak-anak dan remaja. Kalaupun iya, bisa jadi itu hepatoblastoma (tidak menyebar di luar hati dan biasanya terjadi pada anak berusia tiga tahun ke bawah) dan hepatocellular carcinoma (kanker hati yang lebih umum pada anak di atas tiga tahun dan remaja). Gejalanya seperti benjolan yang tak terasa sakit di perut, pembengkakan atau nyeri perut, penurunan berat badan yang tak wajar, kehilangan selera makan serta mual dan muntah.
- Melanoma Meski paling banyak terjadi pada orang dewasa, terkadang kanker ini juga ditemukan pada anak-anak dan remaja berusia antara 10-19 tahun. Faktor risikonya antara lain berkulit putih, terpapar cahaya matahari atau penggunaan tanning bed, mempunya sejumlah tahi lalat atau keluarga memiliki riwayat melanoma. Cara terbaik untuk mencegah melanoma adalah melindungi kulit dari radiasi UV dengan memakai tabir surya, tidak berada di bawah sinar matahari dalam waktu lama, dan mengenakan baju pelindung ketika keluar ruangan.
- Sarkoma Sarkoma berkontribusi sebagai kanker yang menyerang anak-anak sebesar 15 persen. Sarkoma dapat menyerang bagian tubuh manapun namun yang paling sering terkena kanker ini adalah kaki dan tangan karena sebagian besar jaringan ikat tubuh terletak di dalam keduanya. Secara garis besar ada lima sub-kanker sarkoma yang biasa menyerang anak-anak dan orang dewasa muda yaitu kanker tulang, sarkoma Ewing, rhabdomyosarcoma, sarkoma jaringan lunak dan sarkoma rahim.
- Kanker tiroid Kanker tiroid kebanyakan terjadi pada wanita berusia antara 25-65 tahun. Orang yang sering terpapar radiasi pada kepala dan lehernya ketika masih kecil berisiko tinggi terkena kanker ini. Penduduk benua Asia juga dikatakan paling tinggi risikonya terkena kanker tiroid. Gejala yang paling umum diantaranya benjolan di leher, susah bernafas, sulit menelan makanan atau suara serak.
Kenali 7 Gejala Kanker Pada Anak
Secara garis besar, kanker pada anak dibagi atas dua bagian, yaitu kanker darah atau lebih dikenal dengan istilah leukemia dan tumor padat. Gejala yang harus diwaspadai bila mencurigai seorang anak terkena leukemia adalah anak terlihat pucat, sering mengalami demam, dan perdarahan, baik itu di kulit, gusi, atau hidung. Gejala-gejala ini terjadi karena kadar sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah yang rendah akibat produksinya ditekan oleh sel-sel leukemia. Sel-sel leukemia ini tidak puas hanya beredar di sumsum tulang. Sel-sel ini dapat menyebar ke luar dari sumsum tulang menuju hati, limpa, otak, atau tulang. Secara fisik, anak akan terlihat perutnya membuncit akibat hati dan limpa yang membesar. Selain itu, anak biasanya juga akan mengeluh sakit saat berjalan karena sel-sel leukemia yang menyebar ke tulang. Bila sel-sel leukemia sudah menyebar ke otak, anak dapat mengalami kejang. Waspadai gejala-gejala tersebut di atas dan segera bawa ke puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lainnya untuk dikonfirmasi.
Mengenai tumor padat, hal ini dapat dijumpai pada hampir semua organ tubuh seorang anak, mulai dari kepala sampai ujung kaki. Orangtua biasanya meraba tumor atau benjolan pada tubuh seorang anak pada saat mereka memandikannya. Seperti prinsip yang telah disebutkan sebelumnya di atas, segera bawa anak ke puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lainnya untuk mengkonfirmasi apakah benar benjolan yang teraba di tubuh anak itu benar kanker atau bukan. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diwaspadai orangtua bila melihat atau meraba benjolan pada mata, leher, paru, perut, alat kelamin, tangan atau kaki, dan otak.
- Mata Mata anak terlihat seperti mata kucing, matanya merah, terjadi gangguan penglihatan, atau juling. Khusus tentang mata merah, biasanya orangtua akan memberi obat tetes mata yang dijual secara bebas di pasaran. Orangtua boleh saja melakukan tindakan tersebut di atas, namun bila dalam tiga hari tidak ada perbaikan, bawa ke puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lainnya. Bisa saja itu bukan suatu penyakit mata biasa melainkan gejala awal dari kanker mata.
- Leher Terdapat benjolan yang dijumpai di leher anak bertambah besar dalam waktu yang singkat. Biasanya anak tidak mengeluh kesakitan bila benjolan ditekan atau dipegang. Berbeda dengan benjolan yang timbul akibat infeksi, yang biasanya akan terasa sakit bila ditekan atau dipegang dan teraba panas bila diraba. Infeksi pada gigi dan telinga dapat menyebabkan benjolan dengan karakteristik tersebut. Konfirmasi perlu dilakukan mengingat penanganan kedua benjolan tersebut di atas yang berbeda.
- Paru Gejala sesak napas dan setelah dilakukan foto dada ternyata dijumpai sel kanker di parunya, jangan berpikiran bahwa anak ini terkena kanker paru. Tidak ada kanker paru pada anak. Keadaan ini biasanya merupakan akibat dari penyebaran suatu jenis kanker tertentu ke paru-paru. Salah satu jenis kanker pada anak yang dapat menyebar hingga ke paru-paru adalah kanker tulang.
- Perut Banyak organ yang dapat dijumpai di dalam perut, antara lain hati, ginjal, indung telur, dan lain-lain. Semua organ-organ tersebut di atas dapat terkena kanker. Secara fisik, perut anak akan terlihat membuncit dan bila ditekan akan teraba suatu benjolan. Periksakan segera anak ini ke puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lainnya. Hal lain yang perlu diperhatikan orangtua adalah jangan terlalu sering menekan perut anaknya yang makin lama makin membesar karena dapat mempermudah penyebaran.
- Alat kelamin Alat kelamin yang dimaksud adalah alat kelamin pria. Secara fisik, testis kanan dan kiri terlihat tidak sama besar, konsistensi testis yang terkena biasanya keras, dan tidak dijumpai tanda-tanda infeksi. Kanker pada organ testis, sama seperti halnya paru-paru, dapat merupakan akibat penyebaran dari suatu jenis kanker tertentu ke testis. Jenis kanker yang dimaksud, yang dapat menyebar ke testis adalah leukemia.
- Tangan atau kaki Waspada bila terlihat ada bengkak pada tangan atau kaki. Pembengkakan ini biasanya dapat disertai dengan demam atau nyeri.
- Otak Benjolan pada otak memang tidak dapat dilihat maupun diraba. Walaupun demikian, orangtua tetap dapat mewaspadai gejala kanker otak dengan melihat dampak yang ditimbulkan akibat adanya suatu benjolan di otak. Gejala-gejala tersebut antara lain adalah pusing, muntah yang menyemprot, lumpuh, dan gangguan keseimbangan.
Pencegahan
Kanker pada anak memang berbeda dari kanker yang dijumpai pada orang dewasa. Kanker pada orang dewasa dapat dicegah, sementara pada anak tidak. Pola hidup dan makan yang sehat tetap harus diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Bukan semata bertujuan mencegah kanker yang dapat timbul pada usia kanak-kanak, namun untuk mencegah agar pada saat mereka menginjak usia dewasa, dapat terhindar dari berbagai jenis kanker yang biasanya menyerang orang dewasa.
The International Union Against Cancer, atau lebih dikenal dengan UICC, menganjurkan kepada orangtua agar mengajarkan anak-anak, antara lain untuk tidak merokok, makan dengan pola gizi seimbang, dan mengikuti program imunisasi yang berlaku di negara masing-masing. Himbauan tersebut bertujuan agar anak-anak itu saat menginjak usia dewasa dapat terhindar dari kanker paru, kanker usus besar, kanker hati, kanker leher rahim, dan jenis kanker lain yang hanya dapat terjadi pada usia dewasa. Banyak orangtua mempersalahkan diri sendiri karena anaknya terkena kanker. Beranggapan bahwa merekalah penyebab dari semua permasalahan yang terjadi pada anaknya.
Deteksi Dini Kanker Pada Anak
- Dari sekian banyak kanker yang dapat ditemui pada anak, baru satu jenis yang dapat dideteksi dini secara dini, yakni kanker bola mata atau dikenal dengan istilah retinoblastoma. Penting bagi orang tua untuk mengetahui dan mewaspadai gejala kanker pada anak mengingat bahwa baru ada satu jenis kanker pada anak yang dapat dideteksi dini.
- Deteksi dini untuk retinoblastoma dinamakan :”Lihat Merah”. Pemeriksaannya bisa dilakukan seorang tenaga kesehatan yang telah dilatih sebelumnya. Tidak harus oleh dokter yang bertugas di rumah sakit besar. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut ophtalmoscope. Suatu alat untuk melihat bagian dalam dari mata anak yang diperiksa. Retinoblastoma terjadi pada anak usia balita. Dalam proses pemeriksaan, anak tersebut biasanya diminta untuk duduk di pangkuan ibunya. Sementara itu, pemeriksa berada tidak jauh dari hadapan merja. Bila mata anak dalam kondisi normal, maka pemeriksa, melalui alat ophthalmoscope, akan melihat warna merah terpantul dari mata anak itu.
- Konsultasikan dengan pihak medis jika tanda-tanda kanker sudah mulai terlihat. Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan dini. Datangi rumah sakit yang menawarkan jasa pengobatan khusus hematologi dan onkologi anak agar pengobatan dini berjalan dengan maksimal
- Kanker pada dasarnya dapat diobati dan sembuh bila dijumpai pada stadium awal. Itulah pentingnya orangtua harus mengerti dan waspada terhadap gejala-gejala kanker pada anak. Tidak cukup berhenti sampai di situ, jika orangtua mencurigai anaknya terkena kanker, segera bawa ke puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatannya lainnya untuk mendapatkan konfirmasi dan penanganan selanjutnya. Sebagai contoh, seorang anak yang terkena kanker mata yang dibawa orangtuanya ke rumah sakit pada stadium awal dan mendapatkan penanganan yang baik dan benar, ternyata memiliki angka harapan hidup bebas tumor dua tahun sebesar 80%. Sebaliknya bila dijumpai pada stadium lanjut, angka harapan hidup bebas tumor dua tahun turun hingga 25%.
.
Supported By:
GRoW UP CLINIC JAKARTA Yudhasmara Foundation GRoW UP CLINIC I Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone (021) 5703646 – 44466102 GRoW UP CLINIC II MENTENG SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, Phone (021) 44466103 – 97730777email : http://growupclinic.com http://www.facebook.com/GrowUpClinic @growupclinic
“GRoW UP CLINIC” Jakarta Focus and Interest on: *** Allergy Clinic Online *** Picky Eaters and Growup Clinic For Children, Teen and Adult (Klinik Khusus Gangguan Sulit Makan dan Gangguan Kenaikkan Berat Badan)*** Children Foot Clinic *** Physical Medicine and Rehabilitation Clinic *** Oral Motor Disorders and Speech Clinic *** Children Sleep Clinic *** Pain Management Clinic Jakarta *** Autism Clinic *** Children Behaviour Clinic *** Motoric & Sensory Processing Disorders Clinic *** NICU – Premature Follow up Clinic *** Lactation and Breastfeeding Clinic *** Swimming Spa Baby & Medicine Massage Therapy For Baby, Children and Teen ***Professional Healthcare Provider “GRoW UP CLINIC” Dr Narulita Dewi SpKFR, Physical Medicine & Rehabilitation curriculum vitae HP 085777227790 PIN BB 235CF967 Clinical – Editor in Chief : Dr WIDODO JUDARWANTO, pediatrician email : judarwanto@gmail.com curriculum vitae : @WidoJudarwanto www.facebook.com/widodo.judarwanto Mobile Phone O8567805533 PIN BB 25AF7035We are guilty of many errors and many faults. But our worst crime is abandoning the children, neglecting the fountain of life. |