- Berikan Perhatian Luangkan waktu anda ketika anak anda ingin berbicara pada anda, berikan perhatian anda sepenuhnya pada apa yang sedang anak anda katakan, mungkin bagi anda sepele, tapi hal itu memberikan pesan bagi anak anda, bahwa dirinya adalah individu yang penting dan berharga. Cobalah hentikan kegiatan anda sebentar untuk memdengarkan sepenuhnya apa yang sedang ia katakan, jika mungkin anda sedang berfesbuk ria, berhentilah sejenak, atau jika anda sedang asyik menonton sinetron, matikan sejenak, atau jika anda sedang ngecek beberapa email yang masuk, hentikanlan sebentar, tentu anda tidak ingin anak anda merasa bahwa dia tidak penting kan. Atau jika anda sedang sibuk menyiapkan makan malam, anda dapat memancingnya dengan mengatakan “coba cerita sama ibu, tadi di sekolah gambar apa aja?, kalo udah selesai ceritanya ibu mau masak”. Pastikan jangan lepaskan kontak mata pada anak anda.
- Dukung anak anda untuk menghadapi resiko yang ringan Orang tua kita seringkali mendapati anak kita frustasi karena belum berhasil memasangkan gambar puzzle, sehingga seringkali ditengah-tengah bermain tiba-tiba mereka menjerit dan bahkan menangis sendiri. Apa yang perlu anda lakukan adalah, dukunglah anak anda untuk mencoba sesuatu yang baru, selama hal tersebut tidak membahayakan dirinya, minimalisir campur tangan anda untuk menjadi problem solving dalam tantangan baru yang dihadapinya. Biarkan anak anda melakukan ujicoba selama hal tersebut tidak membahayakannya. Jangan anda buru-buru mengatakan “sini, biar mama saja yang buatin” karena hal ini akan membuat anak anda tidak belajar untuk mendiri dan percaya diri.
- Biarkan kesalahan terjadi Kesalahan memberikan pelajaran berharga, dan anak anda tentu tidak luput dari kesalahan, mungkin contoh sepele yang sering terjadi, misalnya anak anda meletakkan piring terlalu dekat dengan ujung meja, tentu saja berikan gambaran padanya apa yang pernah terjadi sebelumnya dengan kondisi yang sama. Sehingga kesalahan tidak akan terulang kembali, dan memang sebagai orang tua, hal tersebut perlu diulang berkali-kali, karena tentu saja berapa kalipun kita ucapkan, kerapkali anak seringkali lalai.
- Meningkatkan kepercayaan diri sendiri Anak belajar dari hal-hal yang dilihatnya, bahkan termasuk sifat-sifat tertentu seperti kemarahan dan rasa takut. Jika Anda memiliki kepercayaan diri yang rendah, anak juga dapat tumbuh menjadi seseorang yang kurang percaya diri. Oleh karena itu, mulailah membangun kepercayaan diri anak dari diri Anda sendiri. Buatlah daftar kekurangan dan kelebihan yang Anda miliki dan cobalah untuk tidak terlalu memikirkan kekurangan tersebut dengan memaksimalkan kelebihan yang dapat menjadi kekuatan Anda.
- Menjadi cermin yang positif bagi anak Seorang anak tidak hanya mendapatkan citra diri dari apa yang dipikirkan tentang dirinya sendiri saja, tetapi juga bagaimana ia memandang dirinya melalui sudut pandang orang lain. Hal ini terutama berlaku bagi anak-anak prasekolah yang belajar tentang diri sendiri sebagian besar dari reaksi orangtuanya. Sehingga Anda perlu menjadi cerminan yang positif bagi anak Anda. Anak mungkin dapat mengartikan bahwa Anda tidak menyukainya jika ekspresi muka Anda gelisah sepanjang waktu, oleh karena itu segera atasi stres agar tidak disalah artikan oleh anak.
- Berhati-hati dalam menyampaikan kata-kata Anak juga perlu mendapatkan teguran atas kesalahannya, tetapi hal tersebut jangan disampaikan dengan kata-kata yang berlebihan. Berpikirlah sebelum Anda berbicara dan pilihlah kata-kata dengan hati-hati agar tidak menyakiti perasaannya hingga membuatnya minder. Anda cukup menunjukkan kesalahannya dan memintanya untuk tidak mengulangi lagi. Semarah apapun Anda, jangan pernah mengatakan hal-hal kasar seperti Anda tidak mencintainya atau menyesal telah melahirkannya.
- Motivasi Motivasi terus dalam setiap usaha anak. Motivasi terus dengan menggunakan kata-kata dan tindakan yang positif dan membangun. Motivasi ini untuk membangun stabilitas jiwa dan psikis anak. Motivasilah terus agar anak terus memiliki harapan dan mau belajar terus sepanjang hidupnya. Pertimbangkan kembali untuk mengatakan, “Kok, sepatunya tidak rapi”, tapi cobalah mengatakan, “katanya ingin jadi orang besar, berarti sepatunya harus rapi”.
- Luangkan waktu Anda untuk bermain bersama anak Anak membutuhkan dukungan dan perhatian dari orangtuanya. Jika Anda memiliki lebih banyak waktu untuk menemani anak bermain, Anda dapat memberikan lebih banyak masukan dan pujian kepada anak atas apa yang dilakukannya. Hal ini dapat memudahkan anak mengenali citra dirinya dan dapat memupuk rasa percaya diri.
- Membantu anak mengembangkan bakat dan keterampilan baru Prestasi adalah pembangkit rasa percaya diri yang sangat besar. Cari tahu bakat dan hobi anak Anda, kemudian dukunglah dirinya dalam mengembangkan bakatnya. Misalnya, jika anak memiliki bakat menyanyi, Anda mungkin dapat menyediakan alat karaoke atau memotivasi anak untuk bergabung dalam les vokal. Anak akan semakin percaya diri ketika memperoleh prestasi dari bakat atau kemampuan akademis lainnya. Tetapi ajarkan pula tentang kegagalan pada anak agar dirinya tidak terlalu kecewa dan minder ketika mengalami kegagalan.
- Hargai prestasi anak Anda dapat menghargai prestasi anak dengan memberikan pujian atau memasang hasil karyanya di rumah. Anda dapat membingkai hasil lukisan anak dan memasangnya di ruang keluarga agar anak bangga akan prestasinya dan semakin percaya diri.
- Rasa aman Suasana amanlah yang akan menentukan kondisi jiwa anak. Dengan rasa aman, mereka akan mempercayai orang dan lingkungan di sekitarnya.
Secara fisik, anak harus aman. Apabila mereka di dekat kita, maka pastikan dia akan merasa aman. Begitu juga dengan lingkungannya. Tidak ada yang akan melukai secara fisik kepadanya. Jaminan inilah yang mereka butuhkan. Secara non-fisik, anak juga harus mendapat perlakuan aman dari orang-orang di sekitarnya. Keberadaan anak, apapun yang dilakukannya, akan tetap nyaman dan aman bagi emosi dan psikis anak.
Rasa aman inilah kunci pembuka bagi terciptanya karakter terbuka bagi anak. Dia akan dengan mudah menyampaikan kisah dan suasana hatinya ketika anak merasa aman baik fisik maupun psikis. Ketika anak sudah membuka diri, maka membangun nilai dan karakter akan lebih mudah - Pendampingan Setiap anak belajar untuk tumbuh. Belajar mengenal lingkungannya. Maka pendampingan dibutuhkan oleh mereka. Anak-anak juga sedang membangun nilai bagi diri mereka sendiri. Nilai dasar bagi anak adalah “apapun boleh”. Maka, ada kecenderungan mencoba-coba hal dan sikap baru. Di sinilah letak pentingnya pendampingan. Bentuk pendampingan bisa beragam dan juga tidak ada ukuran kuantitasnya. Kualitas pendampingan jauh lebih penting. Rasa tidak percaya diri sering kali muncul ketika seseorang merasa sendiri. Supaya anak terhindar dari perasaan demikian, berikan perhatian dan luangkan waktu untuk mendampingi hal-hal yang dilakukannya.
- Timbal balik Setelah proses pendampingan, maka mengusahakan adanya timbal balik merupakan hal penting. Setidaknya, mereka bisa mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran mereka. Misalnya, bertanya tentang sesuatu yang belum mereka pahami atau yakini. Dan bertanya ini pun tentu terkait dengan tips yang pertama, yaitu rasa aman. Pastikan pada saat anak memberikan timbal balik dengan bertanya, mereka akan mendapatkan penjelasan dan rasa aman. Bukan celaan atau bahan tertawa yang akan mereka terima. Dengan timbal balik pula, mereka akan membuka kegelisahan mereka kepada kita. Dan salah satu cara terbaik adalah dengan membuka kesempatan dan pertanyaan. Ketika kita membuka dan mereka percaya, maka interaksi akan berjalan terbuka dan nyaman.
- MEMBERIKAN PENDAPAT Luangkan waktu untuk berdiskusi tentang hal-hal yang ada di sekitar anak, misalnya di sekolah. Tanyakan tentang pelajaran yang disukainya, sambil sesekali melontarkan pertanyaan, misalnya pelajaran atau guru favoritnya. Cara itu dimaksudkan untuk melatih pola pikir anak-anak dan mendorongnya untuk berani mengutarakan jawaban di depan orang lain. Bila perlu, ajak anak pergi ke sebuah tempat wisata dan minta ia menceritakan hal menarik apa saja selama disana. Dengan demikian, diharapkan si buah hati akan terbiasa untuk berbicara dan berhadapan dengan orang lain.
- APRESIASI Memberikan apresiasi atas keberhasilan anak menjadi hal penting untuk menunjukan dukungan sekaligus kasih sayang. Tidak harus sesuatu atau barang yang mahal, ucapan selamat, tepuk tangan, atau kecupab di pipi dan kening pun bias menjadi sesuatu yang bermakna bagi anak. Beri pengertian pula bahwa kegagalan bukanlah hal yang negatif, tetapi justru bias membuat seseorang menjadi lebih baik di kemudian hari dengan belajar dari kegagalan tersebut.
-
MEMAHAMI KELEBIHANOrangtua semestinya perlu mencari kelebihan, minat serta bakat si buah hati. Setelah itu, beri dukungan penuh atas hal-hal tersebut, karena bagaimanapun orang tua cenderung akan memberikan yang terbaik atas apa yang mereka sukai. Misalnya, jika anak memiliki bakat dan suka main piano, tidak ada salahnya untuk mendaftarkan mereka di kursus piano agar bakatnya bias berkembang. Jika mereka ahli di suatu bidang, rasa percaya diri tentunya akan terdongkrak pula.
- Membangun kepercayaan Kepercayaan adalah kata kunci membangun rasa PD anak. Akan tetapi, hati-hati juga dalam memberikan kepercayaan kepada anak. Kepercayaan yang berlebihan dan kurang sama-sama kurang baik bagi anak. Banyak orang bilang, seperti main layang-layang sajalah. Kadang kita ulur, kadang kita tarik.
Kepercayaan ini terutama dalam melakukan dan bertanggungjawab terhadap sebuah pekerjaan. Mulailah dari hal-hal kecil dalam mempercayakan kepada anak. Merapikan baju di lemari, menata mainan sendiri, menyimpan barang-barangnya sendiri, dan seterusnya.
Apabila kita memberikan kepercayaan kepada mereka, maka mereka akan berlatih tentang tanggung jawab. Dan apabila proses ini berhasil, bukan hanya kepercayaan diri yang akan dimiliki anak, melainkan tanggung jawab juga akan mereka miliki - Perkaya pengetahuan Teruslah memberikan mereka pengetahuan yang cukup agar mereka mengetahui apa yang seharusnya. Dengan memperkaya pengetahuan, maka PD akan terus terpupuk. Apabila kita sudah terbiasa melakukan hal di atas, maka kita sempurnakan dengan doa, insya Allah anak akan berubah lebih baik. Apabila kita belum memiliki kebiasaan di atas, sungguh tidak salah kalau kita belajar melakukannya. Karena, anak akan menjadi seperti apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.
terimakasih - Berikan cinta anda, tanpa pamrih Rasa percaya diri anak semakin berkembang dengan ketulusan cinta yang anda berikan meski bagaimanapun tingkah polah anak anda, yang tentu saya kadang seringkali kita lepas kontrol, jikapun mungkin anak anda pernah mencelakai anak orang lain, katanya padanya misanya ‘nak, dorong-dorong temanmu itu bisa bahaya, coba lain kali jangan dorong-dorongan’, pastikan anda mengoreksi perilakunya dan bukan melabeli anak anda, misalnya dengan mengatakan ‘anak nakal..kapan kamu bisa baik..!!! selalu ingat bahwa ungkapan cinta anda adalah motivasi bagi anak anda untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya.
- Rayakan Kemajuan Positif Orang tua harus senantiasa mengakui kemajuan-kemajuan positif yang setiap hari anak anda lakukan, misalnya, jika biasanya setiap pulang sekolah anak anda menaruh sepatunya sembarangan, kali ini dengan sendirinya dia meletakkan di rak sepatu tanpa anda suruh. Bisa jadi ketika ayahnya datang katakan padanya ‘Yah, hari ini Hilda pinter, udah bisa naruh sepatunya sendiri di rak sepatu tanpa disuruh’. Pastikan anda spesifik dalam memuji, ketimbang anda bilang ‘Good Job’, katakan padanya: ‘makasih nak kamu udah sabar menunggu’. Dengan demikian anak anda akan mengetahui bahwa dirinya berarti dan apa yang dia kerjakan adalah benar.
- Jadilah Pendengar Yang Baik Saatnya anak anda ingin bercerita, sebagai orang tua, berhentilan sejenak dan dengarkan baik-baik apa sebenarnya yang ingin anak anda sampaikan. Tentu dia ingin mengetahui bahwa apa yang sedang dia pikirkan, rasakan, inginkan dan opininya anda hargai. Bantulah anak anda untuk merasa nyaman dengan apa yang sedang dia rasakan dengan membantunya mengindentifikasikan perasaannya. Misalnya, ‘Mama ngerti kamu lagi sedih karena mesti berpisah dengan temen sekelasmu’, dengan menerima emosinya apa adanya berarti anda menghargai apa yang sedang anak anda rasakan dan membantunya memberikan label perasaan apa yang sedang dia rasakan.
- Hindari Perbandingan Ketika kita mempunyai anak lebih dari satu, secara tidak sadar seringkali kita mengatakan, ‘Kenapa sih kamu ngga bisa seperti adik?’, atau ‘Bisa ngga sih kamu anteng seperti temenmu itu?’ ungkapan seperti ini hanya akan mengingatkan anak anda bahwa dia hidup yang memaksanya untuk selalu berkompetisi. Meskipun ungkapan tersebut bersifat positif misanya ‘Kamu yang terbaik’, sebetulnya membuat anak akan sulit keluar dari label yang anda berikan tadi. Jadi sebagai orang tua, terimalah kepribadian anak anda secara apa adanya, ingatkan diri anda bahwa setiap anak adalah individu yang uniq, karena dalam keunikan yang tersendiri itulah ada kelebihan yang mungkin tidak di miliki oleh orang lain.
- Tawarkan Empati Jika anak anda membandingkan dirinya sendiri dengan kawan-kawannya yang mahir dalam suatu hal, Misalnya suatu waktu dia mengatakan pada anda, ‘Ma, kenapa tulisanku ngga bsia bagus seperti Sofia?’ tunjukkan padanya empati anda, dan tunjukkan padanya salah satu kepintarannya yang tidak dimiliki teman-teman lainnya. Misalnya dengan mengatakan, ‘Betul nak, tulisan Sofia bagus, dan kamu bagus lukisannya’, dengan demikian anak anda akan belajar bahwa setiap individu mempunyai kekurangan dan kelebihan, dan dia tidak perlu merasa kurang dalam suatu hal yang tidak dapat dia lakukan.
- Berikan Kata-Kata Dorongan atau Penyemangat Setiap anak membutuhkan support dari orang-orang yang dia sayangi, yang dari support tersebut memberikan sinyal positif baginya, seakan-akan support tersebut adalah ungkapan ‘Mama percaya kamu, Mama bisa lihat usaha besarmu, ayo teruskan nak..’ Dorongan kata-kata penyemangat artinya pengakuan atas sebentuk usaha yang sedang anak anda lakukan, tidak hanya memberikan hadiah atas usahanya. Maka jika anak anda sedang berusaha belajar mengeja, katakan padanya ‘Ayo nak, mama tau kamu udah berusaha keras untuk mengeja kata-kata itu, dan kamu hampir bisa membaca semuanya’, ungkapan demikian akan memotivasi anak anda untuk percaya pada kemampuan yang dia miliki. Ada perbedaan besar antara pujian dan dorongan, pujian dapat menjadikan anak merasa bahwa dia hanya yang terbaik, jika dia mengerjakannya secara sempurna, sementara dorongan, artinya anda mengakui usaha yang sedang dia lakukan. Sebaiknya anda katakan ‘Coba cerita gambar apa hari ini di sekolah?’ ketimbang anda mengatakan ‘Gambar terbagus yang pernah mama lihat’. Terlalu banyak pujian akan melemahkannya untuk menghargai dirinya sendiri, karena dengan demikian akan menjadi tekanan baginya untuk selalu mendapatkan pujian dari orang lain. Maka berilah porsi pujian untuk anak anda secara bijaksana dan berikan dorongan secara terus-menerus, karena dengan dorongan anak anda akan merasa nyaman pada dirinya sendiri.
- Biarkan anak memilih teman-temannya sendiri Anak yang percaya diri tidak akan mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain, sehingga biarkan dirinya memilih teman-temannya sendiri. Hal ini juga menjadi salah satu sarana pembelajaran agar anak tidak minder. Anda cukup mengontrol pergaulan anak, jangan sampai dirinya bergaul dengan anak yang berkelakuan negatif seperti merokok dan sebagainya.
suymber : Emaxhealth dan berbagai sumber lainnya
About these ads