Satu Telor Sehari Sehat, Lebih Beresiko Jantung
Telur merupakan makanan yang kaya nutrisi. Tak heran jika telur menjadi favorit sebagian orang. Rekomendasi penting menunjukkan bahwa konsumsi satu telur setiap hari sudah cukup. Satu telur per hari umumnya aman, tetapi lebih dari itu dapat meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.
Telur memiliki rata-rata 187 mg kolesterol dari batasan yang dianjurkan, yaitu 300 mg. Atau hanya 200 mg jika Anda memiliki diabetes atau penyakit jantung.
Mengonsumsi tujuh butir telur atau lebih dikaitkan dengan penambahan 23 persen risiko kematian dini. Bahkan, pria dan wanita yang mengonsumsi telur setiap hari menaikkan risiko 58 persen dan 77 persen risiko diabetes tipe 2.
Memakan makanan yang sama setiap hari juga dapat menaikkan berat badan Anda. Variasi makanan itu lebih baik. Jadi jika Anda ingin tetap makan telur, jangan lupa sertakan sumber kuning telur yang kini dikaitkan dengan tingginya risiko penyakit jantung. Para peneliti Kanada menemukan, terlalu banyak mengonsumsi kuning telur dapat menyebabkan penumpukan plak karotis, yaitu zat lilin yang dapat menyumbat pembuluh darah, berkurangnya aliran darah dan memicu risiko penyakit kardiovaskular.
Sebelumnya, peneliti telah melakukan penelitian terhadap 1.231 peserta dengan menggunakan USG. USG digunakan untuk mengukur jumlah total plak yang menyumbat di dinding pembuluh darah arteri.
Kemudian, peserta diminta untuk menjawab kuesioner mengenai gaya hidup dan obat-obatan yang dikonsumsi, termasuk seberapa banyak mengonsumsi kuning telur dan kebiasaan merokok.
Temuan yang dipublikasikan dalam journal Atherosclerosis menemukan bahwa mereka yang setidaknya mengonsumsi tiga kuning telur seminggu dapat mempercepat penebalan penyumbat pembuluh darah yang parahnya hampir sama dengan orang merokok. Merokok tembakau dan makan kuning telur, menurut peneliti, dapat meningkatkan ketebalan dinding plak karotis degan cara yang sama. Namun, bagi mereka yang tidak merokok atau jarang mengonsumsi kuning telur, ketebalan plak karotis akan meningkat setelah usia 40 tahun secara lambat.