Tanda dan gejala IPD (Invasive Pneumococcal Disease)

Tanda dan gejala IPD (Invasive Pneumococcal Disease)

Widodo Judarwanto

IPD (Invasive Pneumococcal Disease) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pneumococcus (Streptococcus pneumoniae). IPD terdiri dari 3 penyakit Pneumonia (Infeksi paru-paru), Meningitis (Infeksi selaput otak) dan Sepsis (Infeksi berat pada darah). Penyakit IPD menyebabkan angka kematian yang tinggi, sebesar 15-20 persen. Kasus tertinggi IPD terjadi pada anak-anak di bawah 2 tahun. Faktor pemicu terjangkitnya penyakit ini karena kondisi tubuh anak sedang turun atau baru sembuh dari penyakit. IPD menyerang terutama bayi dan anak di bawah 2 tahun, karena pada umur tersebut sistem kekebalan tubuh belum berkembang sempurna. Bakteri pneumococcus banyak yang kebal terhadap beberapa jenis antibiotika IPD bisa disembuhkan, tetapi tetap membawa gejala sisa seperti kelumpuhan dan kehilangan pendengaran.

Pneumonia merupakan penyebab kematian nomor dua pada anak di bawah empat tahun,
tertinggi yaitu 23,8 persen, setelah diare. IPD adalah penyakit invasif terjadi
ketika bakteri terdistribusi masuk ke dalam darah atau berkoloni pada jaringan
steril.

Peradangan pada jaringan paru akibat infeksi kuman, dan menyebabkan gangguan pernapasan. Bersifat fatal karena dapat menyebabkan kematian karena paru-paru tidak dapat menjalankan fungsinya untuk mendapatkan oksigen bagi tubuh. Meningitis adalah radang pada selaput pelindung yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang,disebut sebagai meningen. Peradangan ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau mikroorganisme lainnya. Meningitis bisa mengancam jiwa karena kedekatannya peradangan ke otak dan sumsum tulang belakang, sehingga kondisi ini diklasifikasikan sebagai darurat medis.

Gejala meningitis disebabkan bakteri adalah demam,penurunan kesadaran, dan kaku kuduk. Pada bayi, gejalanya sering tidak khas berupa demam, suhu justru turun, lemas, sulit minum, muntah, diare, sesak napas, kejang, dan atau ubun-ubun besar menonjol. Pada anak lebih besar, anak mengalami demam, nyeri kepala, mual, muntah, kebingungan, dan lemah. Gejala kaku kuduk ditemukan pada 75 persen anak. Akhirnya anak dapat meninggal.

Kematian terjadi pada 10-80 persen anak, tergantung umur anak, penyebab, kecepatan pengobatan dan lain-lain. Di antara kasus yang hidup, sebanyak 50-80 persen mengalami kecacatan berupa kelumpuhan, gangguan pendengaran, kurang kemampuan belajar, keterbelakangan mental dan epilepsi Meningitis dapat diobati dengan pemberian antibiotika secepatnya. Namun pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Meningitis dapat dicegah dengan vaksin Hib dan Streptococcus pneumonia.

Untuk mendapat perlindungan yang baik, sesuai rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) vaksin harus dimulai sedini mungkin sejak anak berumur 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Kemudian dilakukan ulangan satu tahun kemudian. Pencegahan terhadap meningitis dapat menurunkan angka kematian pada bayi dengan signifikan

IPD adalah sekelompok penyakit yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae. Bakteri pneumokokus menimbulkan penyakit secara lokal atau non-invasive, seperti infeksi telinga tengah atau otitis media, infeksi atau radang paru yang disebut pneumonia dan sinusitis. Streptococcus pneumoniae berkolonisasi saluran pernapasan atas individu sehat dan merupakan salah satu penyebab yang paling sering dari infeksi bakteri pada anak-anak. Infeksi umum yang disebabkan oleh patogen ini termasuk otitis media (OM), sinusitis, okultisme bakteremia, pneumonia, dan meningitis. Pneumococci juga dapat menyebabkan osteomyelitis, septic arthritis, perikarditis, dan peritonitis. Lihat gambar di bawah ini.

Otitis media adalah infeksi bakteri pada telinga tengah yang dapat menyertai infeksi saluran pernapasan. Gejalanya antara lain nyeri telinga, demam, rewel, dan gangguan pendengaran sementara. Infeksi telinga tengah cenderung terjadi pada masa bayi dan kanak-kanak sehingga bisa menyebabkan gangguan pendengaran yang menetap dan mengalami keterlambatan bicara. Gejala bakterimia pada bayi kadang-kadang sulit diketahui karena pada awalnya dapat serupa dengan infeksi virus biasa, seperti bayi menderita demam tinggi dan rewel terus-menerus diikuti dengan atau tanpa infeksi saluran pernapasan.

Bila serangan infeksi yang secara cepat masuk ke dalam sirkulasi darah dan merusak (invasive), seperti infeksi selaput otak (meningitis) atau biasa disebut radang otak. Bila bakteri pneumokokus masuk dalam sirkulasi darah atau bakteremia, maka ia akan menyebabkan berbagai gangguan organ tubuh disebut sepsis. Akhirnya ini bisa menimbulkan kegagalan fungsi organ atau multi organ failure.

Ada tiga bakteri penyebab meningitis, yaitu Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae tipe b, dan Niesseria meningitides. Dari ketiga itu Streptococcus pneumoniae adalah bakteri yang sering kali menyerang anak di bawah usia dua tahun. Gejala meningitis di antaranya demam tinggi, nyeri kepala hebat, mual, muntah, diare, leher kaku, dan takut pada cahaya (photophobia). Bayi rewel, tampak lemah dan lesu (lethargic), menolak makan, dan pada pemeriksaan teraba ubun-ubun menonjol, serta dapat terjadi penurunan kesadaran dan kejang.

Meningitis karena bakteri pneumokokus dapat menyebabkan kematian pada 17 persen penderitanya hanya dalam waktu 48 jam. Dan apabila sembuh, sering kali meninggalkan kecacatan permanen, misalnya gangguan pendengaran dan saraf seperti gangguan motorik, kejang, keterbelakangan mental, dan kelumpuhan.

Bakteri Streptococcus pneumoniae:

  • Dapat menyerang siapa saja dan dimana saja
  • Hidup normal dalam rongga hidung dan tenggorokan
  • dapat menjadi rentan pada kelompok umur yang rentan seperti bayi dan anak-anak di bawah 2 tahun

Penularan

IPD melalui percikan ludah ketika berbicara, batuk dan bersin. Pneumococci encapsulated berbentuk lanset , gram positif diplococci. Bakteri ini ditularkan orang ke orang melalui kontak droplet pernapasan. Pneumococci dapat menyebabkan penyakit baik dengan penyebaran langsung dari permukaan mukosa misalnya, otitis media) atau dengan penyebaran hematogen misalnya, meningitis disertai bakteremia. Iritasi mukosa akibat faktor-faktor seperti infeksi virus atau asap sering merupakan faktor predisposisi untuk infeksi pneumokokus. Sembilan puluh serotipe telah diidentifikasi, dengan berbagai tingkat patogenisitas. Serotipe 4, 6B, 9V, 14, 18C, 19F, dan 23F menyebabkan penyakit yang paling invasif, dan pneumococci dengan serotipe sering resisten terhadap penisilin. Penyakit IPD dapat berakibat fatal dan cacat permanen.

Tanda dan Gejala IPD:

Gejala infeksi tertentu selain demam adalah sebagai berikut:

  • Otitis media gejala meliputi: Otalgia (mudah marah dan telinga menarik dalam anak-anak muda), Gejala pernapasan atas Muntah
  • Sinusitis meliputi: Sakit kepala, nyeri wajah (jauh lebih jarang dibandingkan pada orang dewasa), Gejala infeksi saluran pernapasan atas (batuk, drainase tersumbat, hidung) yang berlangsung selama 10 hari atau lebih lama, bakteremia mungkin hadir dengan demam tanpa sumber lokalisasi pada anak usia 2-24 bulan.
  • Pneumonia (infeksi paru-paru): demam tinggi, nyeri dada saat bernapas, batuk berdahak, denyut nadi cepat, lemah dan lemas, sesak napas, kadang-kadang disertai mual, muntah dan nyeri kepala.
  • Meningitis (infeksi selaput otak): demam tinggi, kejang, gelisah, lesu, muntah, nyeri kepala, gangguan kesadaran hingga koma. Meningitis pneumococcus dapat menyebabkan kematian dan cacat permanen berupa: ketulian, retardasi mental, kemunduran intelegene, kelumpuhan, gangguan syaraf, ataupun lainnya.
  • Sepsis (infeksi berat pada darah): dapat menyebabkan syok septik dan kegagalan fungsi organ tubuh dan kematian.

Anak-anak dengan infeksi pneumokokus biasanya memiliki suhu lebih tinggi dari 102 ° F. Anak-anak dengan infeksi invasif juga menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang berkaitan dengan tempat infeksi.

Pemeriksaan Fisik

  • Otitis media temuan termasuk menggembung, eritem, atau membran timpani kuning dengan mobilitas miskin dan cairan purulen terlihat di belakang membran timpani.
  • Temuan sinusitis meliputi: Kelembutan untuk palpasi atas sinus maksilaris atau frontal, Nasal discharge warna apapun, Pembengkakan hidung turbinat, Bakteremia tidak memiliki temuan fisik kecuali demam (suhu 102 ° F atau lebih tinggi) dan takikardia yang berhubungan dengan demam.
  • Temuan Pneumonia meliputi: Crackles atau penurunan bunyi nafas di daerah konsolidasi lobar pada auskultasi dada, dengan egophony pada pasien dengan konsolidasi parah dan kebodohan untuk perkusi, Retraksi, takipnea, atau keduanya
  • Meningitis SSP infeksi termasuk yang berikut: penampilan tampak sakit, Kaku kuduk (mungkin tidak timbul pada bayi <4 bulan), perubahan status psikologis, responsif buruk, kelainan neurologis lainnya, seperti defisit saraf kranial, ataksia, dan kelemahan, perfusi buruk dan tanda-tanda shock pada pasien dengan sepsis pneumokokus bersamaan

Referensi:

  • Jacobs MR, Good CE, Bajaksouzian S, Windau AR. Emergence of streptococcus pneumoniae serotypes 19A, 6C, and 22F and serogroup 15 in cleveland, ohio, in relation to introduction of the protein-conjugated pneumococcal vaccine. Clin Infect Dis. 2008;47:1388-95.
  • Jacobs MR, Bajaksouzian S, Bonomo RA, et al. Occurrence, distribution and origins of serotype 6C Streptococcus pneumoniae, a recently recognized serotype. J Clin Microbiol. Oct 29 2008
  • Invasive pneumococcal disease in children 5 years after conjugate vaccine introduction–eight states, 1998-2005. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. Feb 15 2008;57(6):144-8.
  • Ulloa-Gutierrez R, Avila-Aguero ML. 6th International Symposium on Pneumococci and Pneumococcal Diseases. Expert Rev Vaccines. Aug 2008;7(6):725-8.
  • Arditi M, Mason EO Jr, Bradley JS, et al. Three-year multicenter surveillance of pneumococcal meningitis in children: clinical characteristics, and outcome related to penicillin susceptibility and dexamethasone use. Pediatrics. Nov 1998;102(5):1087-97.
  • FDA. FDA Approves Pneumococcal Disease Vaccine with Broader Protection. US Food and Drug Administration; February 24, 2010.
  • van Gils EJ, Veenhoven RH, Hak E, et al. Effect of reduced-dose schedules with 7-valent pneumococcal conjugate vaccine on nasopharyngeal pneumococcal carriage in children: a randomized controlled trial. JAMA. Jul 8 2009;302(2):159-67.
  • Scott JA, Ojal J, Ashton L, Muhoro A, Burbidge P, Goldblatt D. Pneumococcal conjugate vaccine given shortly after birth stimulates effective antibody concentrations and primes immunological memory for sustained infant protection. Clin Infect Dis. Oct 2011;53(7):663-70.
  • Christie D, Viner RM, Knox K, et al. Long-term outcomes of pneumococcal meningitis in childhood and adolescence. Eur J Pediatr. Aug 2011;170(8):997-1006. [
  • AAPCID. Pneumococcal infections. In: Pickering LK, ed. 2009 Red Book: Report of the Committee on Infectious Diseases. 28th ed. American Academy of Pediatrics; 2009:524-535.
  • AAPCID. Therapy for children with invasive pneumococcal infections. American Academy of Pediatrics Committee on Infectious Diseases. Pediatrics. Feb 1997;99(2):289-99.
  • Abramowicz M. A pneumococcal conjugate vaccine for infants and children. Med Lett Drugs Ther. Mar 20 2000;42(1074):25-7.
  • Black S, Shinefield H, Fireman B, et al. Efficacy, safety and immunogenicity of heptavalent pneumococcal conjugate vaccine in children. Northern California Kaiser Permanente Vaccine Study Center Group. Pediatr Infect Dis J. Mar 2000;19(3):187-95.
  • Bradley JS, Kaplan SL, Tan TQ, et al. Pediatric pneumococcal bone and joint infections. The Pediatric Multicenter Pneumococcal Surveillance Study Group (PMPSSG). Pediatrics. Dec 1998;102(6):1376-82.
  • Copelovitch L, Kaplan BS. Streptococcus pneumoniae--associated hemolytic uremic syndrome: classification and the emergence of serotype 19A. Pediatrics. Jan 2010;125(1):e174-82.
  • Dagan R. The potential effect of widespread use of pneumococcal conjugate vaccines on the practice of pediatric otolaryngology: the case of acute otitis media. Curr Opin Otolaryngol Head Neck Surg. Dec 2004;12(6):488-94.
  • Deeks SL, Palacio R, Ruvinsky R, et al. Risk factors and course of illness among children with invasive penicillin-resistant Streptococcus pneumoniae.The Streptococcus pneumoniae Working Group. Pediatrics. Feb 1999;103(2):409-13.
  • Friedland IR, McCracken GH Jr. Management of infections caused by antibiotic-resistant Streptococcus pneumoniae. N Engl J Med. Aug 11 1994;331(6):377-82.
  • Gertz RE Jr, Li Z, Pimenta FC, et al. Increased penicillin nonsusceptibility of nonvaccine-serotype invasive pneumococci other than serotypes 19A and 6A in post-7-valent conjugate vaccine era. J Infect Dis. Mar 2010;201(5):770-5.
  • Kaplan SL, Mason EO Jr, Barson WJ, et al. Three-year multicenter surveillance of systemic pneumococcal infections in children. Pediatrics. Sep 1998;102(3 Pt 1):538-45.
  • Klein JO. The pneumococcal conjugate vaccine arrives: a big win for kids. Pediatr Infect Dis J. Mar 2000;19(3):181-2. [
  • Robinson KA, Baughman W, Rothrock G, et al. Epidemiology of invasive Streptococcus pneumoniae infections in the United States, 1995-1998: Opportunities for prevention in the conjugate vaccine era. JAMA. Apr 4 2001;285(13):1729-35.
  • Rubin LG. Pneumococcal vaccine. Pediatr Clin North Am. Apr 2000;47(2):269-85, v.
  • Shinefield HR, Black S. Efficacy of pneumococcal conjugate vaccines in large scale field trials. Pediatr Infect Dis J. Apr 2000;19(4):394-7.
  • Siberry GK, Iannone R. Formulary. In: Johns Hopkins University, ed. The Harriet Lane Handbook: A Manual for Pediatric House Officers. 18 ed. Mosby-Year Book; 2008:697-1030.
  • Steenhoff AP, Shah SS, Ratner AJ, et al. Emergence of vaccine-related pneumococcal serotypes as a cause of bacteremia. Clin Infect Dis. Apr 1 2006;42(7):907-14.
  • Tan TQ, Mason EO Jr, Barson WJ, et al. Clinical characteristics and outcome of children with pneumonia attributable to penicillin-susceptible and penicillin-nonsusceptible Streptococcus pneumoniae. Pediatrics. Dec 1998;102(6):1369-75.
  • Teele DW. Pneumococcal infections. In: Feigin RD, Cherry JD, eds. Textbook of Pediatric Infectious Diseases. Vol 1. 5th ed. Philadelphia, PA: WB Saunders Co; 2005.
  • [Best Evidence] Todd JK. Streptococcus pneumoniae (Pneumococcus). In: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, eds. Nelson Textbook of Pediatrics. 18th ed. Philadelphia: WB Saunders Co;2007.
  • Toltzis P, Jacobs MR. The epidemiology of childhood pneumococcal disease in the United States in the era of conjugate vaccine use. Infect Dis Clin North Am. Sep 2005;19(3):629-45.
  • Wadwa RP, Feigin RD. Pneumococcal vaccine: an update. Pediatrics. May 1999;103(5 Pt 1):1035-7.
  • Levine OS, Farley M, Harrison LH, et al. Risk factors for invasive pneumococcal disease in children: a population-based case-control study in North America. Pediatrics. Mar 1999;103(3):E28.
  • Li ST, Tancredi DJ. Empyema hospitalizations increased in US children despite pneumococcal conjugate vaccine. Pediatrics. Jan 2010;125(1):26-33.
  • O’Brien KL, Santosham M. Potential impact of conjugate pneumococcal vaccines on pediatric pneumococcal diseases. Am J Epidemiol. Apr 1 2004;159(7):634-44.
  • Poehling KA, Talbot TR, Griffin MR, et al. Invasive pneumococcal disease among infants before and after introduction of pneumococcal conjugate vaccine. JAMA. Apr 12 2006;295(14):1668-74.

supported by

GRoW UP CLINIC Yudhasmara Foundation Inspirasi Orangtua Cerdas, Tumbuhkan Anak Semakin Sehat, Kuat dan Pintar

  • GRoW UP CLINIC I Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone (021) 5703646 – 44466102
  • GRoW UP CLINIC II MENTENG SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, phone (021) 44466103 – 97730777
  • email :
  • http://childrengrowup.wordpress.com
WORKING TOGETHER SUPPORT TO THE HEALTH OF ALL CHILDREN BY CLINICAL, RESEARCH AND EDUCATIONS. Advancing of the future pediatric and future parenting to optimalized physical, mental and social health and well being for fetal, newborn, infant, children, adolescents and young adult
“GRoW UP CLINIC” Focus and Interest on:

  • Children Allergy Clinic Online
  • Picky Eaters and Growup Clinic For Children, Teen and Adult (Klinik Khusus Gangguan Sulit Makan dan Gangguan Kenaikkan Berat Badan)
  • Children Foot Clinic
  • Children Rehabilitation Clinic
  • Oral Motor Disorders and Speech Clinic
  • Children Sleep Clinic
  • Pain Management Clinic Jakarta
  • Medicine Baby & Children Gym Massage
  • NICU – Premature Follow up Clinic

Professional Healthcare Provider “GRoW UP CLINIC”

  • Dr Narulita Dewi SpKFR, Physical Medicine & Rehabilitation curriculum vitae HP 085777227790 PIN BB 235CF967
  • Dr Widodo Judarwanto SpA, Pediatrician
  • Fisioterapis dan terapi okupasi lainnya

Clinical – Editor in Chief :

Dr WIDODO JUDARWANTO SpA, pediatrician

  • email :
  • curriculum vitae
  • For Daily Newsletter join with this Twitter https://twitter.com/WidoJudarwanto
  • Twitter: @WidoJudarwanto
  • Facebook: http://www.facebook.com/widodo.judarwanto
  • Mobile Phone O8567805533
  • PIN BB 28839D57

Information on this web site is provided for informational purposes only and is not a substitute for professional medical advice. You should not use the information on this web site for diagnosing or treating a medical or health condition. You should carefully read all product packaging. If you have or suspect you have a medical problem, promptly contact your professional healthcare provider

Copyright © 2012, GRoW UP CLINIC Information Education Network. All rights reserved

About these ads

Tentang GrowUp Clinic

In 1,000 days Your Children, You can change the future. Our Children Our Future
Tulisan ini dipublikasikan di ***Penyakit Berbahaya dan tag , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Logout / Ubah )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Logout / Ubah )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Logout / Ubah )

Google+ photo

You are commenting using your Google+ account. Logout / Ubah )

Connecting to %s