Pemeriksaan Disarankan Dokter Yang Mungkin Tidak Perlu
- Pemeriksaan CT Scan dan MRI saat bayi jatuh dari tempat tidur. Beberapa dokter atau orangtua kadang memaksa untuk meriksakan rontgen, CT scan atau MRI saat bayinya jatuh dari tempat tidur. Bila tidak ada benda tajam dan jatuh karena alamiah biasanya tidak ada gangguan pada otak bayi. Dalam keadaan seperti ini baisanya otak dalam keadaan normal dan pemeriksaan rontgen, CT Scan atau MRI tidak diperlukan. tau menyemprot lebih dari 3-5 kali dalam waktu berekatan., kesadaran menurun, anak tidak mau menyusu, atau anak sangat gelisah dan rewel
- Pemeriksaan EEG dan Pemeriksaan darah saat Anak kejang. alam menyikapi masalah kejang demam ini, biasanya bukan hanya orangtua yang cemas. Terkadang, sebagian dokter yang menangani juga terbawa arus emosi orangtua dengan melakukan intervensi yang berlebihan khususnya dalam penanganan dan pemeriksaan. rosedur penanganan yang seharusnya diminimalkan, tetapi seringkali terlalu kaku dalam menerapkan teori dan protap sehingga menimbulkan penanganan dan pemeriksaan laboratorium yang berlebihan seperti pemeriksaan gula darah, elektrolit, pemeriksaan EEG, CT Scan atau MRI. Pemeriksaan dan penegakaan diagnosis klinis kejang demam tak terlalu banyak kecuali untuk mencari penyebab kejang atau bila terdapat kejang demam kompleks atau komplikata. Dokter biasanya menanyakan riwayat kejang demam pada anggota keluarga. Pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan rutin tidak dianjurkan, kecuali untuk mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab seperti darah tepi, elektrolit dan gula darah. Bila tak ada riwayat pengeluaran cairan seperti muntah, diare, dan tanda kekurangan cairan lainnya sebenarnya pemeriksaan ini tidak perlu. Dalam praktek sehari-hari, sering dijumpai anak dengan keadaan normal, makan minum baik dan tidak ada riwayat yang berpotensi gangguan keseimbangan elektrolit dan gula darah selalu diperiksa. Pemeriksaan radiologi atau rontgen seperti X-ray kepala, CT Scan kepala atau MRI tidak rutin dan hanya dikerjakan atas indikasi bila curiga meningitis (infeksi selaput otak), ensefalitis (infeksi otak) atau abses otak. Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS) seperti tindakan fungsi lumbal untuk pemeriksaan CSS dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) tak direkomendasikan, kecuali pada kejang demam yang tidak khas misalnya kejang demam komplikata pada anak usia >6 tahun atau kejang demam fokal. Jika seorang anak yang diimunisasi lengkap sesuai jadwal bila mengalami kejang demam sederhana, dengan cukup melakukan intervensi minimal dan pemeriksaan minimal sebaiknya tidak harus dikhawatirkan. Pemeriksaan darah rutin dan pungsi lumbal rutin biasanya tidak perlu, dan risiko dari prosedur neurodiagnostik (pencitraan atau EEG), antipiretik dan antikonvulsan profilaksis jauh lebih besar daripada manfaatnya.
- Tes EKG Dokter bakal menyarankan tes ini untuk mendeteksi potensi gangguan jantung yang tersembunyi. Kemudian, hasil tes akan direkomendasikan ke dokter ahli jantung. Anda tidak membutuhkan tes ini jika Anda tidak memiliki gejala sakit jantung. Menurut U.S. Preventive Services Task Force, tidak ada bukti bahwa tes EKG akan melindungi diri dari serangan jantung dan membuat Anda hidup lebih lama. Dr Redberg mengatakan, banyak orang sehat memiliki kelainan kecil dalam jantung. Tapi, itu tak berarti Anda memiliki penyakit jantung. Tes ini bisa Anda lakukan jika Anda mengalami gejala sakit jantung seperti nyeri di dada. Atau, riwayat keluarga menempatkan Anda pada risiko tinggi mengidap penyakit jantung.
- Tes rontgen atau scan MRI untuk nyeri punggung bawah Tes ini direkomendasikan oleh dokter untuk menyakinkan Anda bahwa tidak ada sesuatu masalah pada punggung. Dr. Lin mengatakan, Anda tidak membutuhkan tes ini karena secara umum hasil tes tidak ada hubungannya dengan nyeri punggung. Rasa nyeri pada punggung kebanyakan disebabkan karena otot tegang. Nantinya, otot akan membaik dengan sendirinya. Anda boleh mengambil tes ini jika rasa nyeri di punggung Anda berlangsung lebih dari enam minggu. Ditambah lagi dengan gejala lainnya seperti kesemutan di kaki atau masalah kandung kemih. Jika kasusnya seperti ini, Dr. Lin mengatakan bisa jadi Anda sedang menderita penyakit yang lebih serius seperti patah tulang, hernia atau bahkan kanker.
- Tes urine dan tes darah tahunan Dokter biasanya akan merekomendasikan tes urin secara teratur setiap tahun untuk memeriksa infeksi pada kandung kemih, masalah ginjal atau untuk mengetahui berapa kadar kolesterol dalam darah Anda. Menurut Dr. Lin, dokter banyak cenderung merekomendasikan tes ini lebih pada kebiasaan bukan karena kebutuhan. Anda tak membutuhkan tes ini karena tes urin sangat sensitif. Kunjungan ke urolog kadang membuang waktu dan uang. Jika kolesterol Anda normal, tidak ada manfaatnya memeriksa lebih dari sekali, setiap tiga sampai lima kali dalam setahun. Dr Lin menyatakan, anda perlu melakukan tes darah jika mengalami sejumlah gejala infeksi kandung kemih, seperti rasa sakit ketika buang air kecil. Atau Anda perlu rutin cek darah bila sedang mengonsumsi obat kolesterol atau program diet Anda berubah secara drastis.
- Tes rontgen gigi Mungkin saja ada dokter gigi yang menyarankan tes ini untuk memeriksa kerusakan gigi dan penyakit gusi terutama untuk pasien baru. Anda tidak membutuhkan tes ini karena Anda bakal terkena radiasi serta berpotensi menyebabkan kanker. Menurut dokter gigi Mansur Ahmad, Ph.D, Profesor Kedokteran Mulut dan Diagnosa dari Universitas Minnesota, Anda boleh saja melakukan tes ini jika Anda memiliki gejala penyakit gusi, atau sedang menjalani pemasangan behel di spesialis ortodonti. Untuk mengurangi paparan radiasi, mintalah pelindung tiroid atau apron sebelum menjalani rontgen.
- Tes PSA Tes ini direkomendasikan dokter untuk mendeteksi kanker prostat. Anda sebaiknya tidak melakukan tes ini apabila belum mengenali gejalanya. Banyak ahli tidak menyetujui, tapi awal tahun ini U.S. Preventive Services Task Force memutuskan bahwa tes ini tidak menyelematkan nyawa seseorang. Prosedur yang sifatnya invasif saat biopsi dan efeknya yang menyakitkan membuat tes ini dinilai lebih banyak risikonya dibandingkan manfaatnya bagi pria. Bila Anda tetap ingin melakukan tes ini, lakukan berdasarkan keinginan sendiri serta konsultasi secara mendalam dengan dokter terkait risikonya. Ahli penyakit saluran kencing dari Baylor College Medice, Larry Lipshultz, MD merekomendasikan pasiennya menjalani PSA jika berusia 50 tahun, atau 40 tahun dengan peringatan serius. Tes PSA pertama tidak selalu menunjukkan hasil Anda postif kanker. Dokter mungkin akan mengulang tes PSA 6 bulan kemudian untuk membedakan hasil positif palsu.
.
Supported By:
GRoW UP CLINIC JAKARTA Yudhasmara Foundation GRoW UP CLINIC I Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone (021) 5703646 – 44466102 GRoW UP CLINIC II MENTENG SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, Phone (021) 44466103 – 97730777email : http://growupclinic.com http://www.facebook.com/GrowUpClinic @growupclinic
“GRoW UP CLINIC” Jakarta Focus and Interest on: *** Allergy Clinic Online *** Picky Eaters and Growup Clinic For Children, Teen and Adult (Klinik Khusus Gangguan Sulit Makan dan Gangguan Kenaikkan Berat Badan)*** Children Foot Clinic *** Physical Medicine and Rehabilitation Clinic *** Oral Motor Disorders and Speech Clinic *** Children Sleep Clinic *** Pain Management Clinic Jakarta *** Autism Clinic *** Children Behaviour Clinic *** Motoric & Sensory Processing Disorders Clinic *** NICU – Premature Follow up Clinic *** Lactation and Breastfeeding Clinic *** Swimming Spa Baby & Medicine Massage Therapy For Baby, Children and Teen ***Professional Healthcare Provider “GRoW UP CLINIC” Dr Narulita Dewi SpKFR, Physical Medicine & Rehabilitation curriculum vitae HP 085777227790 PIN BB 235CF967 Clinical – Editor in Chief : Dr WIDODO JUDARWANTO, pediatrician email : judarwanto@gmail.com curriculum vitae : @WidoJudarwanto www.facebook.com/widodo.judarwanto Mobile Phone O8567805533 PIN BB 25AF7035We are guilty of many errors and many faults. But our worst crime is abandoning the children, neglecting the fountain of life. |
Information on this web site is provided for informational purposes only and is not a substitute for professional medical advice. You should not use the information on this web site for diagnosing or treating a medical or health condition. You should carefully read all product packaging. If you have or suspect you have a medical problem, promptly contact your professional healthcare provider
Copyright © 2013, GRoW UP CLINIC Information Education Network. All rights reserved
About these ads