Mitos Yang Salah tentang “Penyakit Amandel”
Tonsilitis Akut atau “Penyakit Amandel”
Sebagian orang sering mengalami nyeri tenggorok, demam, batuk dan pilek. Bila hal ini terjadi berulang terlalu sering makan sering menyertai gangguan tonsilitis atau awam menyebut “penyakit amandel”. Mitos salah yang saat ini berkembang bahwa penyakit amandel disebabkan karena minum es, kena hujan, akibat cuaca, makan minyak atau goreng-gorengan, atau makan pedas. Mitos ini selama ini masih banyak diyakini oleh masyarakat awam bahkan sebagian klinisi atau dokter. Ternyata penyakit ini sering dialami oleh penderita alergi.
Mitos Salah tentang “Penyakit Amandel” Yang Masih Banyak Dianut
Selama ini banyak masyarakat awam menganggap bahwa penyakit tonsilitis disebabkan karena hal lain yang sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Mitos tidak benar tentang penyebab tonsiltis yang sering diungkapkan masyarakat bahkan oleh sebagian klinisi atau dokter :
- MITOS : Tonsilitis atau penyakit amandel disebabkan karena Minum Es, Makan Minyak atau goreng-gorengan, Makan pedas atau makan yang mengandung MSG FAKTA : 70-% pada anak dan 90% pada dewasa penyebabnya adalah infeksi virus. Pada anak 30% penyebabnya Streptokokus hemolitikus, sedangkan pada dewasa hanya sekitar 10%. Penularan penyakit ini melalu droplet infection (melalui udara saat kontak yang sakit bersin atau batuk), berjabat tangan, berciuman dan sebagainya). Minum es, makan pedas dan sebagainya akan mungkin akan berpengaruh bila penderita sudah mengalami infeksi atau hanya memperberat bukan penyebab utama. Makanan penyebab alergi mungkin berpengaruh, tetapi bukan penyebab langsung. Bila pada penderita alergi makanan makan makanan tertentu penyebab alergi seperti coklat, ikan laut atau buah tertentu akan mengakibatkan manifestasi alergi meningkat (khususnya saluran cerna) . Keadaan ini akan membuat penderita daya tahan tubuhnya menurun sehingga akan mudah tertular virus atau bakteri yang mengakibatkan tonsilitis.
-
MITOS : Tonsilitis atau penyakit amandel harus diberi antibiotika. FAKTA : Pemberian antibiotika tidak dianjurkan karena penyebab tonsilitis sebagian besar karena virus. Pemberian antibiotika hanya diberikan bila dicurigai penyebab infeksinya adalah bakteri (yang paling sering streptokokus). Pada kenyataannya sebagian besar penderita tonsilitis mendapatkan pemberian antibiotika yang tidak perlu.
-
MITOS : Tonsilitis atau penyakit amandel harus dioperasi karena penyebab anak bodoh, karena kekurangan oksigen di otak. FAKTA : Indikasi operasi yang sebenarnya bukan klarena anak bodok dan sebagainya, tetapi ada indikasi khusus kapan anak harus dilakukan oprasi. (baca : Operasi Amandel (Tonsilektomi) : Kapan Harus Dilakukan dan Bahaya Komplikasi Operasi )
Tonsilitis Akut
Tonsilitis atau kalangan masyarakat awam menyebut dengan istilah penyakit Amandel. Tonsillitis adalah infeksi (radang) tonsil (amandel) yang pada umumnya disebabkan oleh mikro-organisme (bakteri dan virus). Terbanyak dialami oleh anak usia 5-15 tahun. Tonsillitis, berdasarkan waktu berlangsungnya (lamanya) penyakit, terbagi menjadi 2, yakni Tonsilitis akut dan Tonsilitis kronis.
Dikategorikan Tonsilitis akut jika penyakit (keluhan) berlangsung kurang dari 3 minggu. Sedangkan Tonsilitis kronis jika infeksi terjadi 7 kali atau lebih dalam 1 tahun, atau 5 kali selama 2 tahun, atau 3 kali dalam 1 tahun secara berturutan selama 3 tahun. Adakalanya terdapat perbedaan penggolongan kategori Tonsilitis akut dan Tonsilitis kronis.
Penyebab
- 70-% pada anak penyebabnya adalah infeksi virus, demikian pula pada dewasa 90% penyebabnya juga virus.
- Pada anak 30% penyebabnya Streptokokus hemolitikus, sedangkan pada dewasa hanya sekitar 10%. Jenis Streptokokus meliputi Streptokokus β hemolitikus, Streptokokus viridans dan Streptokokus piogenes. Bakteri penyebab tonsilitis akut lainnya meliputi Stafilokokus Sp., Pneumokokus, dan Hemofilus influenzae. Hemofilus influenzae menyebabkan tonsilitis akut supuratif.
Seringkali terjadi pada penderita Alergi.
Pada penderita alergi seringkali mengalami infeksi berulang karena bila alergi tidak dikendalikan akanmengakibatkan daya tahan tubuh menurun dan mudah terserang infekasi saluran naas khususnya tonsilitis atau amandel. Bila infeksi batuk, pilek atau demam seringkali berulang setiap bulan atau bahkan sebulan dua kali, maka akibat yang paling sering terjadi adalah tonsil membesar atau yang seringkali disebut amandel hingga mengganggu pernapasan dan gangguan tidur.
Pada banyak kasus, saat alergi dikendalikan maka daya tahan tubuh membaik sehingga resiko untuk terjadi infeksi saluran anapas atas baik berupa batuk, pilek, demam (infeksi tenggorok, tonsilitis dan sebagainya) akan semakin berkurang. Sebaliknya bila alergi sulit dikendalikan maka infeksi berulang akan seriung terjadi mengakibatkan salah satunya tonsil membesar (amandel), resiko sinuitis meningkat dan resiko otitis media juga meningkat. (baca : Tanda-Gejala Alergi pada anak dan dewasa)
Mekanisme Biologis Terjadinya Tonsilitis Akut
Tonsil dibungkus oleh suatu kapsul yang sebagian besar berada pada fosa tonsil yang terfiksasi oleh jaringan ikat longgar. Tonsil terdiri dari banyak jaringan limfoid yang disebut folikel. Setiap folikel memiliki kanal (saluran) yang ujungnya bermuara pada permukaan tonsil. Muara tersebut tampak oleh kita berupa lubang yang disebut kripta.
Saat folikel mengalami peradangan, tonsil akan membengkak dan membentuk eksudat yang akan mengalir dalam saluran (kanal) lalu keluar dan mengisi kripta yang terlihat sebagai kotoran putih atau bercak kuning. Kotoran ini disebut detritus. Detritus sendiri terdiri atas kumpulan leukosit polimorfonuklear, bakteri yang mati dan epitel tonsil yang terlepas. Tonsilitis akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Tonsilitis akut dengan detritus yang menyatu lalu membentuk kanal-kanal disebut tonsilitis lakunaris.
Detritus dapat melebar dan membentuk membran semu (pseudomembran) yang menutupi tonsil. Adanya pseudomembran ini menjadi alasan utama tonsilitis akut didiagnosa banding dengan angina Plaut Vincent, angina agranulositosis, tonsilitis difteri, dan scarlet fever.
GEJALA DAN TANDA
Keluhan yang dapat dialami penderita Tonsilllitis, antara lain:
-
Tengorokan terasa kering, atau rasa mengganjal di tenggorokan (leher)
-
Nyeri saat menelan (menelan ludah ataupun makanan dan minuman) sehingga menjadi malas makan.
-
Nyeri dapat menjalar ke sekitar leher dan telinga.
-
Demam, sakit kepala, kadang menggigil, lemas, nyeri otot.
-
Dapat disertai batuk, pilek, suara serak, mulut berbau, mual, kadang nyeri perut, pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar limfe) di sekitar leher.
-
Adakalanya penderita tonsilitis (kronis) mendengkur saat tidur (terutama jika disertai pembesaran kelenjar adenoid (kelenjar yang berada di dinding bagian belakang antara tenggorokan dan rongga hidung).
-
Pada pemeriksaan, dijumpai pembesaran tonsil (amandel), berwarna merah, kadang dijumpai bercak putih (eksudat) pada permukaan tonsil, warna merah yang menandakan peradangan di sekitar tonsil dan tenggorokan.
Komplikasi Tonsilitis Akut
- Meskipun jarang, tonsilitis akut dapat menimbulkan komplikasi lokal yaitu abses peritonsil, abses parafaring dan otitis media akut.
- Komplikasi lain yang bersifat sistemik dapat timbul terutama oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus berupa sepsis dan infeksinya dapat tersebar ke organ lain seperti bronkus (bronkitis), ginjal (nefritis akut & glomerulonefritis akut), jantung (miokarditis & endokarditis), sendi (artritis) dan vaskuler (plebitis).
Terapi Tonsilitis Akut
- Tonsilitis akut pada dasarnya termasuk penyakit yang dapat sembuh sendiri (self-limiting disease) terutama pada pasien dengan daya tahan tubuh yang baik.
- Pasien dianjurkan istirahat dan makan makanan yang lunak.
- Berikan pengobatan simtomatik berupa analgetik, antipiretik, dan obat kumur yang mengandung desinfektan.
- Pemberian antibiotika tidak dianjurkan karena penyebab tonsilitis sebagian besar karena virus. Pemberian antibiotika hanya diberikan bila dicurigai penyebab infeksinya adalah bakteri (yang paling sering streptokokus). Pada kenyataannya sebagian besar penderita tonsilitis mendapatkan pemberian antibiotika yang tidak perlu.
Pencegahan
Tak ada cara khusus untuk mencegah infeksi tonsil (amandel). Secara umum disebutkan bahwa pencegahan ditujukan untuk mencegah tertularnya infeksi rongga mulut dan tenggorokan yang dapat memicu terjadinya infeksi tonsil. Namun setidaknya upaya yang dapat dilakukan adalah:
-
Mencuci tangan sesering mungkin untuk mencegah penyebaran mikro-organisme yang dapat menimbulkan tonsilitis.
-
Menghindari kontak dengan penderita infeksi tanggorokan, setidaknya hingga 24 jam setelah penderita infeksi tenggorokan (yang disebabkan kuman) mendapatkan antibiotika.
Tonsilektomi adalah operasi pengangkatan tonsil/mandel/amandel. Operasi ini merupakan operasi THT-KL yang paling sering dilakukan pada anak-anak. Para ahli belum sepenuhnya sependapat tentang indikasi tentang tonsilektomi, namun sebagian besar membagi alasan (indikasi) tonsilektomi menjadi: Indikasi absolut dan Indikasi relatif.
Tonsilektomi merupakan pembedahan yang paling banyak dan biasa dilakukan di bagian THT (Telinga, Hidung dan Tenggorok), oleh karena itu sering dianggap sebagai pembedahan kecil saja. Tetapi bagaimanapun juga, tonsilektomi adalah suatu pembedahan yang merupakan tindakan manipulasi yang dapat menimbulkan trauma dengan risiko kerusakan jaringan. Komplikasi mulai dari yang ringan bahkan sampai mengancam kematian atau gejala subyektif pada pasien berupa rasa nyeri pasca bedah dapat saja terjadi.
.
Supported By:
GRoW UP CLINIC JAKARTA Yudhasmara Foundation GRoW UP CLINIC I Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone (021) 5703646 – 44466102 GRoW UP CLINIC II MENTENG SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, Phone (021) 44466103 – 97730777email : http://growupclinic.com http://www.facebook.com/GrowUpClinic @growupclinic
“GRoW UP CLINIC” Jakarta Focus and Interest on: *** Allergy Clinic Online *** Picky Eaters and Growup Clinic For Children, Teen and Adult (Klinik Khusus Gangguan Sulit Makan dan Gangguan Kenaikkan Berat Badan)*** Children Foot Clinic *** Physical Medicine and Rehabilitation Clinic *** Oral Motor Disorders and Speech Clinic *** Children Sleep Clinic *** Pain Management Clinic Jakarta *** Autism Clinic *** Children Behaviour Clinic *** Motoric & Sensory Processing Disorders Clinic *** NICU – Premature Follow up Clinic *** Lactation and Breastfeeding Clinic *** Swimming Spa Baby & Medicine Massage Therapy For Baby, Children and Teen ***Professional Healthcare Provider “GRoW UP CLINIC” Dr Narulita Dewi SpKFR, Physical Medicine & Rehabilitation curriculum vitae HP 085777227790 PIN BB 235CF967 Clinical – Editor in Chief : Dr WIDODO JUDARWANTO, pediatrician email : judarwanto@gmail.com curriculum vitae : @WidoJudarwanto www.facebook.com/widodo.judarwanto Mobile Phone O8567805533 PIN BB 25AF7035We are guilty of many errors and many faults. But our worst crime is abandoning the children, neglecting the fountain of life. |