Dalam beberapa tahun terakhir ini timbul teori baru tentang makanan bersifat asam dan basa. Tampaknya teori yang berdasarkan ilmu alternatif tersebut lagi membooming dan beberapa kasus berdampak positif. Ternyata setelah ditelaaah secara ilmiah prinsip umum teori ini mungkin benar tetapi secara medis mekanisme pola pikir yang mendasari sangat tidak ilmiah. Karena, secara biologis makanan asam dan basa ternyata tidak sesuai dengan tingkat nilai kadar keasaaman atau pHnya. Bila dicermati ternyata makanan yang dikatakan baik atau bersifat basa adalah makanan yang aman bagi penderita alergi atau hipersensitiftas makanan. Sedangkan makanan yang jahat atau bersifat asam adalah jenis makanan yang sering mengakibatkan alergi atau hipersensitifitas makanan. Memang bila seseorang penderita alergi atau hipersensitivitas makanan bila menghindari berbagai makanan tertentu akan terhindar berbagai gejala gangguan sistem tubuh. Tetapi hal ini bukanlah berdasarkan kadar keasaman dan kebasaan atau tingkat kadar pHnya yang banyak diyakini. Karena mangga yang tingkat pHnya sangat rendah atau keasamannya tinggi dianggap sebagai makanan dengan kebasaan yang tinggi. Dua orang orang mungkin saja yang satu dapat makan telor tetapi yang lain tidak dapat makan telor. Karena penderita yang terakhir itu mengalami gangguan alergi makanan atau hipersensitifitas makanan. Dan dalam teori tersebut telor dianggap keasamannya tinggi padahal nilai PHnya normal.
Diet makanan bersifat asam dan basa ternyata sudah menjadi fenomena besar di Indonesia, bahkan di dunia internasional. Fenomena ini telah ramai dibicarakan di berbagai negara beberapa tahun lalu, dan telah banyak dipraktekkan oleh penganutnya. Dalam lima tahun belakangan ini Indonesia juga terkena imbasnya. Temuan tentang diet bersifat asam dan basa ini sampai saat ini masih menjadi kontroversi di dunia kedokteran. Secara medis temuan tersebut tidak berdasarkan fakta ilmiah atau evidence base medicine atau kejadian medis berbasis bukti. Dalam era modern dunia kedokteran, setiap tindakan dan terapi medis harus berdasarkan penelitian secara ilmiah. Bila tidak terbukti maka pendapat dan teori tersebut belum layak digunakan dalam masyarakat.
Ternyata Makanan Bersifat Alergi Tinggi
Berikut ini adalah tabel keasaman dan kebasaan beberapa makanan. Beberapa penganut makanan bersifat asam dan basa tersebut meyakini lebih banyak mengkonsumsi makanan yang basa dibandingkan dengan makanan yang asam. Jika banyak makan makanan yang bersifat asam maka segera seimbangkan dengan makanan yang bersifat basa. Atas dasar itulah maka sate kambing (berkadar asam tinggi) selalu dilengkapi dengan bawang (berkadar basa tinggi), coklat (chocolate) diisi dengan almond, dstnya. Ternyata sebagian besar makanan bersifat asam ternyata mengandung kadar alergi yang tinggi.
Mungkin saja teori ini berkembang berdasarkan pendapat awam yang dianut bahwa makanan yang asam seringkali mengganggu saluran cerna. Pendapat klasik inilah yang mungkin mendasari bahwa makanan bersifat asam adalah jahat bagi tubuh manusia. Tetapi sebenarnya bila ditelaah opini klasik yang bekembang tersebut tidak sepenuhnya benar. Bila dikaitkan dengan teori alergi makanan bahwa makanan yang mengandung alergi tinggilah yang menganggu dan hal itu tidak terjadi pada setiap orang dan bukan berdasarkan asam tidaknya makanan. Contohnya, makanan yang sangat asam tinggi dengan kadar PH yang sangat rendah seperti cuka apel ternyata sebagai obat untuk penyakit maag atau gangguan pencernaan atau makanan bersifat asam itu malah aman untuk pencernaan. Dalam ilmu teori alergi makanan apel adalah makanan yang paling aman untuk penderita alergi meski sangat asam. Sebaliknya dalam teori alergi makanan buah kelengkeng yang sangat manis ternyata buah dengan alergen yang tinggi yang dapat mengganggu saluran cerna penderita alergi.
Pola pikir jenis makanan yang mengandung alergi yang tinggi ini juga sering diaplikasikan oleh berbagai masyarakat sejak dulu turunj temurun diklaim sebagai teori ilmu alternatif yang lain, seperti :
- Makanan bersifat panas atau makanan bersifat dingin. Makanan bersifat panas dapat menyebabkan panas dalam. Ternyata banyak gangguan tubuh yang dianggap bahasa awam sbagai panas dalam adalah gangguan alergi dan hipersensitifitas makanan
- Makanan berdasarkan golongan darah
- Makanan bersifat asam dan basa
Tabel Asam Basa Makanan
Berikut ini tabel keasaman dan kebasaan makanan. Sebaiknya lebih banyak mengkonsumsi makanan yang basa dibandingkan dengan makanan yang asam. Jika banyak makan makanan yang bersifat asam maka segera seimbangkan dengan makanan yang bersifat basa. Atas dasar itulah maka sate kambing (berkadar asam tinggi) selalu dilengkapi dengan bawang (berkadar basa tinggi), coklat (chocolate) diisi dengan almond, dstnya.
- Makanan asam kuat : kuning telur, keju, kue yang dibuat dari gula putih, atau buah kesemek, telur ikan, ikan kayu, dll.
- Makanan semi asam : ham, bacon, daging ayam, ikan tuna, daging babi, belut, daging sapi, roti, gandum kecil, mentega, daging kuda, dll.
- Makanan asam lemah : beras, kacang tanah, bir, arak, tahu goreng, rumput laut, kerang batik, gurita, ikan gabus.
- Makanan basa lemah : Kacang merah, lobak, apel, bawang bombay, tahu,dll.
- Makanan semi basa : antara lain kismis, kacang besar, wortel, tomat, pisang, labu, jeruk, strawberry, putih telur, sayur asin.
- Makanan basa kuat : anggur, daun teh, rumput laut.
Telaah di bidang medis Meskipun dunia kedokteran internasional menentang teori bersifat asam dan basa , tetapi tidak boleh menutup sebelah mata tentang temuan besar ini. Logika umum mengatakan, bahwa mungkin saja ada kelebihan dibalik teori ini. Buktinya teori dan pendapat ini menjadi “booming” di mana-mana, baik di dunia internasional ataupun di Indonesia.
Di bidang kedokteran memang telah diakui adanya reaksi simpang makanan yang dialami oleh banyak individu manusia. Reaksi simpang makanan adalah reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan yang ditelan. Reaksi ini dapat merupakan kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh paparan terhadap makanan. Berbagai organ tubuh yang terganggua dapat berupa diare, nyeri perut, konstipasi (sulit berak), asma, nyeri tulang, berat badan sulit naik, sakit kepala, badan lemas. Bahkan berbagai temuan ilmiah menyebutkan bahwa makanan tersebut ternyata dapat menganggau otak dan perilaku manusia, seperti sakit kepala, migrain, gangguan konsentrasi, gangguan emosi, agresifitas mengikat, gangyuan tidur dan gangguan perilaku lainnya. Bahkan berbagai penelitian biomolekular tentang penghindaran makanan terhadap penderita autism dan ADHD, yang ternyata menghasilkan perbaikan gejala yang bermakna.
Reaksi simpang makanan tersebut bisa karena alergi makanan, intoleransi makan,celiac (ketidak cocokan terhadap gluten atau terigu) dan lain-lain. Alergi makanan adalah reaksi imunologik yang menyimpang. Sebagian besar reaksi ini melalui reaksi hipersensitifitas tipe 1. Intoleransi makanan adalah reaksi makanan nonimunologik dan merupakan sebagian besar penyebab reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan. Reaksi ini dapat disebabkan oleh zat yang terkandung dalam makanan karena kontaminasi toksik (misalnya toksin yang disekresi oleh Salmonella, Campylobacter dan Shigella, histamine pada keracunan ikan), zat farmakologik yang terkandung dalam makanan misalnya tiramin pada keju, kafein pada kopi atau kelainan pada pejamu sendiri seperti defisiensi laktase, maltase atau respon idiosinkrasi pada pejamu.
Sebenarnya di bidang kedokteran sering terjadi beda pendapat tentang hal ini. Karena, untuk memastikan makanan penyebab alergi dan intoleransi sangat sulit. Mencari penyebab makanan yang mengganggu tersebut bukan berdasarkan tes alergi, tes darah atau berbagai tes lainnya. Untuk memastikannya, harus berdasarkan eliminasi provokasi atau trial and errors. Dalam 3 minggu makanan yang dicurigai dihindari kemudian setelah keluhan membaik dilakukan provokasi tiap jenis makanan yanbg dicurugai sambil diamati gejala yang timbul.
Keberhasilan yang terjadi pada penganut diet teori bersifat asam dan basa tampaknya karena sebagian besar makanan yang harus dihindari adalah penyebab intoleransi dan alergi makanan, seperti ikan laut, kacang, telor, buah, susu dan tepung terigu. Bila makanan tersebut dihindari pada penderita alergi atau intoleransi makanan akan memperbaiki berbagai keluhan. Tetapi ini tidak akan terjadi pada orang yang tidak menderita alergi atau intoleransi makanan. Penderita alergi dan intoleransi makanan bukan berdasarkanteori bersifat asam dan basa, tetapi bersifat genetik, keturunan, imaturitas (ketidakmatangan saluran cerna) dan gangguan fungsi saluran cerna lainnya. Belum tentu semua orang adalah penderita alergi. Bisa saja beberapa orang punya alergi mengalami ketidakcocokan dengan makanan tertentu, tetapi orang lainnya tidak mengalami gangguan reaksi makanan. Bagi penderita alergi atau intoleransi makanan yang kebetulan menghindari jenis makanan tertentu akan membaik. Tetapi akan membuat dampak kesehatan yang besar bila makanan yang tidak cocok dipaksakan.
Bagaimana menyikapinya Bila terapi kedokteran dipertemukan dengan terapi alternatif, maka yang timbul adalah kontroversi yang berkepanjangan. Teori kedokteran harus berlandaskan pengalaman klinis dan berdasarkan imunopatobiologi imu kedokteran. Tetapi, terapi alternatif, berdasarkan pengalaman nenek moyang, turun temurun atau berdasarkan rekaan dan pendapat pribadi yang diyakini tanpa berdasarkan pengetahuan ilmiah yang lazim.
Berdasarkan hal itu maka terapi diet bersifat asam dan basa adalah salah satu terapi alternatif. Saat ini di berbagai penjuru dunia banyak klinisi professional atau dokter juga melakukan profesinya di jalur terapi alternatif. Memang harus diakui bahwa mungkin saja terdapat terapi alternatif yang bermanfaat. Sebaliknya masyarakat harus hati-hati, karena jumlah ketidakberhasilan, efek samping dan dampak bahaya terhadap kesehatan belum diketahui secara pasti. Sikap logis yang bisa dilakukan adalah bagi penganut diet bersifat asam dan basa bila berhasil boleh saja menghindari makanan tersebut. Tetapi harus diingat bahwa belum tentu makanan yang dihindari tersebut mengganggunya. Bila makanan tersebut tidak mengganggu alangkah malangnya nasibnya, karena harus menghindari makan enak dan bergizi yang belum tentu mengganggu tubuhnya. Tetapi bila ada pengalaman dengan makanan tertentu yang berulang dengan gangguan yang sama sebaiknya dihindari. Bila menghindari makanan tertentu harus dicari makanan penggantinya agar tidak kekurangan gizi, misalnya ikan laut diganti gurame, telor diganti daging dan seterusnya. Kalau hal itu masih ragu, sebaiknya harus berkonsultasi dengan ahlinya.
Kesimpulan :
- Teori keasaman dan kebasaan makanan ternyata tidak berdasarkan teori ilmiah kedokteran karena bukan berdasarkan kadar pH makanan tersebut tetapi sering berkaitan dengan tingkat alergi atau hiperensitiftas makanan yang menganggu tubuh.
- Tidak semua penderita mengalami alergi sehingga orang yang sehat tidak mempunyai riwayat alergi tidak aka berpengaruh dengan jenis makanan tersebut,
- Jenis makanan yang alergi atau hipersensitif terhadap makanan tertentu dalam setiap orang tidak sama dan sering mengakibatkan gejala yang berbeda.
.
BACA BERBAGAI ARTIKEL KESEHATAN TERKAIT |
Kumpulan Artikel Nutrisi Pada Anak dr Widodo Judarwanto, pediatrician |
|
|
|
. |
|
|
.
.
Supported By:
GRoW UP CLINIC JAKARTA Yudhasmara Foundation GRoW UP CLINIC I Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone (021) 5703646 – 44466102 GRoW UP CLINIC II MENTENG SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, Phone (021) 44466103 – 97730777email : http://growupclinic.com http://www.facebook.com/GrowUpClinic @growupclinic
“GRoW UP CLINIC” Jakarta Focus and Interest on: *** Allergy Clinic Online *** Picky Eaters and Growup Clinic For Children, Teen and Adult (Klinik Khusus Gangguan Sulit Makan dan Gangguan Kenaikkan Berat Badan)*** Children Foot Clinic *** Physical Medicine and Rehabilitation Clinic *** Oral Motor Disorders and Speech Clinic *** Children Sleep Clinic *** Pain Management Clinic Jakarta *** Autism Clinic *** Children Behaviour Clinic *** Motoric & Sensory Processing Disorders Clinic *** NICU – Premature Follow up Clinic *** Lactation and Breastfeeding Clinic *** Swimming Spa Baby & Medicine Massage Therapy For Baby, Children and Teen ***Professional Healthcare Provider “GRoW UP CLINIC” Dr Narulita Dewi SpKFR, Physical Medicine & Rehabilitation curriculum vitae HP 085777227790 PIN BB 235CF967 Clinical – Editor in Chief : Dr WIDODO JUDARWANTO, pediatrician email : judarwanto@gmail.com curriculum vitae : @WidoJudarwanto www.facebook.com/widodo.judarwanto Mobile Phone O8567805533 PIN BB 25AF7035We are guilty of many errors and many faults. But our worst crime is abandoning the children, neglecting the fountain of life. |