Hernia Dan Alergi-Hipersensitifitas Saluran Cerna Pada Anak

Hernia, atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit akibat turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia, memang kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut. Ternyata penderita hernia seringkali disertai gangguan fungsi saluran cerna lainnya, hipersensitifitas kulit dan gangguan alergi lainnya. Meski penanganan hernia harus dioperasitetatpi pada sebagian kaus khususnya hernia inguinalis dan umbilikasis bila dilakukan penatalaksanaan penanganan alergi hipersentiifitas saluran cerna sejak dini ternyata dapat membantu proseses perbaikan secara spontan

Pada bayi dan anak puncak kejadian hernia inguinalis pada tahun pertama kehidupan. Morton W Molley melaporkan dari 1000 kasus yang ditemukan, 36% pada anak berusia 6 bulan pertama kehidupan sedangkan 49% pada tahun pertama kehidupan. Semua kelompok umur frekwensi terjadinya hernia pada lakki-laki lebih dari wanita dengan rasio 8:1. Sekitar 10% pada bayi dan anak yang mengalami hernia inguinal pada satu sisi kemungkinan mempunyai kelainan yang sama pada sisi kontralateral. Bayi prematur dan bayi berat lahir rendah beresiko tinggi terjadinya hernia inguinal lateral, dilaporkan insiden pada laki-laki sekitar 30% dan 2% pada anak perempuan. Sekitar 50%-60% hernia inguinal berada pada sisi kanan, 30% pada sisi kiri dan 10%-20% bilateral.

Hernia

Berdasarkan letaknya, hernia dibagi menjadi hernia diafragma yaitu menonjolnya organ perut kedalam rongga dada melalui lubang pada diafragma (sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut), hernia inguinal, hernia umbilical yaitu benjolan yang masuk melalui cincin umbilikus (pusar) atau orang awam menyebut pusar bodong, femoral yaitu benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis dan hernia skrotalis

Sedangkan menurut sifatnya, ada hernia reponibel ; bila isi hernia dapat keluar masuk, hernia irreponibel ; bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga, strangulata : bila terdapat keluhan nyeri, biasanya karena terjepitnya pembuluh darah, hernia incarserata : terdapat tanda obstruktif, sperti tidak bisa buang air besar, tidak bisa buang angin dan terdapat nyeri dan hernia akreta ; jika tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus akibat perlekatan tersebut.

Berasal dari bahasa Latin, herniae, yaitu menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.

Awal tahun 1522 S.M bangsa mesir telah menggambarkan terapi hernia inguinal dengan eksternalpresure. Galen pada tahun 176 M mendeskripsikan prosesus vaginalis peritonum yang merupakan faktor etiologi hernia inguinal, sedang operasi pertama dilakukan oleh Susruta pada tahun 5 M, teknik operasi yang modern dilakukan Ambrois pare (1540) pada anak. Abad ke-9 Camper, Coper, Hesselbach, Gimbernat, Richtedan Scarpa menerangkan secara akurat anatomi kanalis inguinalis. Pada akhir abad ke- 19 operasi hernia mengalami kemajuan dengan ditemunya anestesi dan pengetahuan asepsis

Proses Terjadinya Hernia

Gonad berkembang sebagai migrasi sel germinativum primitf dari yolk sac ke genital ridge pada minggu ke- 6 pada masa gestasi, diferensiasi menjadi testis dan ovarium pada minggu ke-7 atau ke- 8 masa gestasi di bawah pengaruh hormon. Gubernakulum dari kaudal dan berakhir pada mesonefrus melengket pada kutub bawah testis, bagian bawah gubernakulum tipis sehingga dapat berfungsi sebagi penuntun kedalam scrotum. Pada bulan ketiga masa gestasi gonad bergerak turun ke bawah dan peritenium tampak menonjol ke dinding ventral abdomen sebagai prosessus vaginalis peritonei. Penonjolon peritoneum melalui anulus inguinalis intenus dan testis yang bergerak ke bawah mengikuti gubernakulum merupakan “fase eksternal dari desensus gonad” . Pada bulan ke-7 dan ke-8 testis turun melalui kanalis inguinalis internus dan keluar melalui angulus inguinlis eksternus mengikuti serat gubernakulum dan pada bulan ke- 8, testis biasanya sudah berada dalam scrotum, dan prosessus vaginalis biasanya masih terbuka. Pada bulan ke- 9 prossesus vaginalis peritonei akan mengalami regresi sehingga menutup sempurna setinggi batas kanalis inguinalis dan hanya tinggal sebagai jaringan fibrotik.

Kegagalan obliterasi dari prosesus vaginalis baik sebagian maupun keseluruhhan akan mengakibatkan sakus vaginalas akan tetap terbuka dan merupakan faktor presdiposisi terjadi hernia inguinalis latralis.

Kanalis inguinalis pada anak dan bayi lebih pendek dari orang dewasa dan terletak diantara muskulus obliqus abdominis internus dan muskulus oblingus abdominis eksternus. Kanalis inguinalis dilewati funikulus spermatikus pada anak laki-laki dan ligamentum teres uteri pada anak perempuan. Anulus inguinalis merupakan pintu masuk hernia inguinalis ke dalam kanalis dan terletak pada fascia transversa. Anulus inguinalis eksternu terletak subkutan dan tebentuk pada celah antara serabut muskulus obliqus abdominis eksternus. Anulus ingualis eksternus terletak lebh medial dan kaudal dari pada anulus ingualis internus. Sebagian serabut muskulus oblingus abdominis internus dan beberapa serabut muskulus transversus abdominis mengelilingi anulus ingualis internus dan membentuk dinding kanalis inguinalis. Pada tepi bawah muskulus oblinqus internus, beberapa serabutnya mengikuti funikulus spermatikus membentuk muskulus kremaster. Funikulus spermatikus terletak pada alur yang menjadi dasar kanalis inguinalis yang dibentuk oleh serabut-serabut yang berasal dari ligamentum inguinalis, ligamentum lakunare, danfascia transversa yang memberi serabut yang bersatu dengan funikulus spermatikus dan disebut fascia spermatika interna. Diluar anulus inguinalis eksternus, funikulus spermatikus mempunyai pembungkus yang berrasal dari aponeurosis muskulus obliqus abdomnis eksternus yang disebut fascia spermatika eksterna. Funikulus spermatikus terdiri dari vas deferens yangg terletak dibagian osterior, yang dikelilingi oleh pleksus pampinifomis. Kanalis inguinalis pada anak perempuan sangat sempit dan terisi ligamentum teres uteri dan kalau prosessus vaginalis terbuka disebut kanalis nucki.

PENYEBAB

Tidak semua faktor penyebab timbulnya hernia pada bayi dan anak. Sakus vaginali yang masih terbuka, prematuritas, umur, menangis, fimosis, dengan kesukaran kencing, mengeja, batuk kronik, penyakit tertentu seperti fibrosis sistika pankreas, sindrom hurler-hunter, sindrom Ehlers-Danlos, gangguan metabolisme yang lain, hidrosefalus dengan ventriko-peritoneal shunt disebut sebagai faktor yang berperan timbulnya hernia pada bayi dan anak.

Penyebab utama  hernia pada bayi dan anak

  • Faktor kongenital : sakus vaginalis yang terbuka, Kriptokismus,  Gastroskisis  dan Ekstrofia kandung kemih
  • faktor konstribusi atau presdiposisi: jenis kelamin, umur, prematuritas, fibrosis sistika pankreas, sindrom hurler-Hunter , sindrom ehlers-Danlos, infeksi sitomegalivirus dan rubella kongenital, batuk kronik, fimosis dengan kesukaran kencing, hidrosefalus dengan ventrikuloperitoneal shunt dan gangguan metabolisme kolagen
  • faktor presipitasi atau ekitasi : kenaikan tekanan intraabdominal yang mendadak

Hernia Ingunilais Dan Alergi-Hipersensitifitas Saluran Cerna Pada Anak

Pada penelitian penulis, penderita yang mengalami hernia sebagian besar bahkan hampir semua mengalami gangguan alergi dan hipersensitifitas saluran cerna yamg tidak ringan. Penderita hernia seringkali disertai gangguan fungsi saluran cerna lainnya, hipersensitifitas kulit dan gangguan alergi lainnya. Pada penderita alergi dan hipersensitifitas saluran cerna lainnya sering mengalami tekanan intra abdominal atau perut yang meningkat. Bisa saja hal ini sejak dalam kandungan. Pada bayi tampak dengan keadaan BAB tidak tiap hari, sering mulet dan sering ngeden terutama saat BAB dan buang air kecil.

Tanda dan gejala gangguan saluran cerna yang lain pada penderita Hernia. Gejala Gangguan Fungsi saluran cerna yang ada selama ini sering dianggap normal

  • Pada Bayi  :GASTROOESEPHAGEAL REFLUKS ATAU GER, Sering MUNTAH/gumoh, kembung,“cegukan”, buang angin keras dan sering, sering rewel gelisah (kolik) terutama malam hari, BAB > 3 kali perhari, BAB tidak tiap hari. Feses warna hijau,hitam dan berbau.  Sering “ngeden & beresiko Hernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis, inguinalis. Air liur berlebihan. Lidah/mulut sering timbul putih, bibir kering
  • Pada anak yang lebih besar :
  1. Mudah MUNTAH bila menangis, berlari atau makan banyak. MUAL pagi hari.
  2. Sering Buang Air Besar (BAB)  3 kali/hari atau lebih, sulit BAB sering ngeden kesakitan saat BAB (obstipasi). Kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, warna hitam, hijau dan bau tajam. sering buang angin, berak di celana. Sering KEMBUNG, sering buang angin dan bau tajam. Sering NYERI PERUT, tidur malam nungging (biasanya karena perut tidak nyaman)
  3. Nyeri gigi, gigi berwarna kuning kecoklatan, gigi rusak, gusi mudah bengkak/berdarah. Bibir kering dan mudah berdarah, sering SARIAWAN, lidah putih & berpulau, mulut berbau, air liur berlebihan.

Gangguan lain yang sering menyertai penderita Hernia dan Alergi-Hipersensitifitas saluran cerna

  • Gangguan mengunyah menelan :  Tidak menyukai variasi banyak makanan, tidak mau makan nasi hanya minum susu. Sering pilih-pilih makanan. Makanan yang disukai adalah makanan yang gampang dikunyah seperti telor, mi, krupuk, biskuit, brokoli, wortel. tetapi makanan yang berserat seperti daging sapi, sayur, atau nasi lebih tidak disukai.
  • Sebagian Besar kasus anak berat badannya lebih atau kegemukan sebagian kecil lainnya sebaliknya sulit naik berat badan
  • Gangguan Motorik kasar dan keseimbangan
  • Gangguan sensoris :  sensitif terhadap suara (frekuensi tinggi) , cahaya (mudah silau), perabaan telapak kaki dan tangan sensitif  (jalan jinjit, flat foot, mudah geli, mudah jijik, tidak suka memegang bulu, boneka dan bianatang berbulu)
  • Daya tahan menurun sering sakit demam, batuk, pilek setiap bulan bahkan sebulan 2 kali (normal sakit seharusnya 2-3 bulan sekali)
  • Emosi tinggi, keras kepala (sering membantah) dan gangguan konsentrasi

MANIFESTASI KLINIS  yang sering menyertai penderita Hernia dan Alergi-Hipersensitifitas saluran cerna PADA BAYI :

  • KULIT : sering timbul bintik kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut. Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Kotoran telinga berlebihan & berbau. Bekas suntikan BCG bengkak dan bernanah. Timbul bisul.
  • SALURAN NAPAS : Napas grok-grok, kadang disertai batuk ringan. Sesak pada bayi baru lahir disertai kelenjar thimus membesar (TRDN/TTNB)
  • HIDUNG : Bersin, hidung berbunyi, kotoran hidung banyak, kepala sering miring ke salah satu sisi karena salah satu sisi hidung buntu, sehingga beresiko ”KEPALA PEYANG”.
  • MATA : Mata berair atau timbul kotoran mata (belekan) salah satu sisi.
  • KELENJAR : Pembesaran kelenjar di leher dan kepala belakang bawah.
  • PEMBULUH DARAH :  telapak tangan dan kaki seperti pucat, sering terba dingin
  • GANGGUAN HORMONAL : keputihan/keluar darah dari vagina, timbul bintil merah bernanah, pembesaran payudara, rambut rontok.
  • PERSARAFAN : Mudah kaget bila ada suara keras. Saat menangis : tangan, kaki dan bibir sering gemetar atau napas tertahan/berhenti sesaat (breath holding spells)
  • PROBLEM MINUM ASI : minum berlebihan, berat berlebihan krn bayi sering menangis dianggap haus (haus palsu : sering menangis belum tentu karena haus atau bukan karena ASI kurang.). Sering menggigit puting sehingga luka. Minum ASI sering tersedak, karena hidung buntu & napas dengan mulut. Minum ASI lebih sebentar pada satu sisi,`karena satu sisi hidung buntu, jangka panjang bisa berakibat payudara besar sebelah.

MANIFESTASI KLINIS LAIN yang sering menyertai penderita Hernia dan Alergi-Hipersensitifitas saluran cerna pada anak

  • SALURAN NAPAS DAN HIDUNG : Batuk / pilek lama (>2 minggu), ASMA, bersin, hidung buntu, terutama malam dan pagi hari. MIMISAN, suara serak, SINUSITIS, sering menarik napas dalam.
  • KULIT : Kulit timbul BISUL, kemerahan, bercak putih dan bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Warna putih pada kulit seperti ”panu”. Sering menggosok mata, hidung, telinga, sering menarik atau memegang alat kelamin karena gatal. Kotoran telinga berlebihan, sedikit berbau, sakit telinga bila ditekan (otitis eksterna).
  • SALURAN CERNA : Mudah MUNTAH bila menangis, berlari atau makan banyak. MUAL pagi hari. Sering Buang Air Besar (BAB)  3 kali/hari atau lebih, sulit BAB (obstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering buang angin, berak di celana. Sering KEMBUNG, sering buang angin dan bau tajam. Sering NYERI PERUT.
  • GIGI DAN MULUT : Nyeri gigi, gigi berwarna kuning kecoklatan, gigi rusak, gusi mudah bengkak/berdarah. Bibir kering dan mudah berdarah, sering SARIAWAN, lidah putih & berpulau, mulut berbau, air liur berlebihan.
  • PEMBULUH DARAH Vaskulitis (pembuluh darah kecil pecah) : sering LEBAM KEBIRUAN pada tulang kering kaki atau pipi atas seperti bekas terbentur. Berdebar-debar, mudah pingsan, tekanan darah rendah.
  • OTOT DAN TULANG : nyeri kaki atau kadang  tangan, sering minta dipijat terutama saat malam hari. Kadang nyeri dada
  • SALURAN KENCING : Sering minta kencing, BED WETTING (semalam  ngompol 2-3 kali)
  • MATA : Mata gatal, timbul bintil di kelopak mata (hordeolum). Kulit hitam di area bawah kelopak mata. memakai kaca mata (silindris) sejak usia 6-12 tahun.
  • HORMONAL : rambut berlebihan di kaki atau tangan, keputihan, gangguan pertumbuhan tinggi badan.
  • Kepala,telapak kaki/tangan sering teraba hangat. Berkeringat berlebihan meski dingin (malam/ac). Keringat  berbau.
  • FATIQUE :  mudah lelah, sering minta gendong

GANGGUAN PERILAKU  yang sering menyertai pada penderita Hernia dan Alergi-Hipersensitifitas saluran cerna

  • SUSUNAN SARAF PUSAT : sakit kepala, MIGRAIN, TICS (gerakan mata sering berkedip), , KEJANG NONSPESIFIK (kejang tanpa demam & EEG normal).
  • GERAKAN MOTORIK BERLEBIHAN Mata bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak terus tidak bisa dibedong/diselimuti. Senang posisi berdiri bila digendong, sering minta turun atau sering menggerakkan kepala ke belakang, membentur benturkan kepala. Sering bergulung-gulung di kasur, menjatuhkan badan di kasur (“smackdown”}. ”Tomboy” pada anak perempuan : main bola, memanjat dll.
  • AGRESIF MENINGKAT sering memukul kepala sendiri, orang lain. Sering menggigit, menjilat, mencubit, menjambak (spt “gemes”)
  • GANGGUAN KONSENTRASI: cepat bosan sesuatu aktifitas kecuali menonton televisi,main game, baca komik, belajar. Mengerjakan sesuatu  tidak bisa lama, tidak teliti, sering kehilangan barang, tidak mau antri, pelupa, suka “bengong”, TAPI ANAK TAMPAK CERDAS
  • EMOSI TINGGI (mudah marah, sering berteriak /mengamuk/tantrum), keras kepala, negatifisme
  • GANGGUAN KESEIMBANGAN KOORDINASI DAN MOTORIK : Terlambat bolak-balik, duduk, merangkak dan berjalan. Jalan terburu-buru, mudah terjatuh/ menabrak, duduk leter ”W”.
  • GANGGUAN SENSORIS : sensitif terhadap suara (frekuensi tinggi) , cahaya (mudah silau), perabaan telapak kaki dan tangan sensitif  (jalan jinjit, flat foot, mudah geli, mudah jijik, tidak suka memegang bulu, boneka dan bianatang berbulu)
  • GANGGUAN ORAL MOTOR : TERLAMBAT BICARA, bicara terburu-buru, cadel, gagap. GANGGUAN MENELAN DAN MENGUNYAH, tidak bisa  makan makanan berserat (daging sapi, sayur, nasi) Disertai keterlambatan pertumbuhan gigi.
  • IMPULSIF : banyak bicara,tertawa berlebihan, sering memotong pembicaraan orang lain
  • AUTIS dan ADHD (Alergi dan hipersensititas makanan bukan penyebab Autis atau ADHD tetapi hanya memperberat gejalanya)

KOMPLIKASI  yang sering menyertai pada penderita Hernia dan Alergi-Hipersensitifitas saluran cerna

  • Daya tahan menurun sering sakit demam, batuk, pilek setiap bulan bahkan sebulan 2 kali. (normal sakit seharusnya 2-3 bulan sekali)
  • Karena sering sakit berakibat Tonsilitis kronis (AMANDEL MEMBESAR) hindari operasi amandel yang tidak perlu atau mengalami Infeksi Telinga
  • Waspadai dan hindari efek samping PEMAKAIAN OBAT TERLALU SERING.
  • Mudah mengalami INFEKSI SALURAN KENCING.  Kulit di sekitar kelamin sering kemerahan
  • SERING TERJADI OVERDIAGNOSIS TBC  (MINUM OBAT JANGKA PANJANG PADAHAL BELUM TENTU MENDERITA TBC / ”FLEK ”)  KARENA GEJALA ALERGI MIRIP PENYAKIT TBC. BATUK LAMA BUKAN GEJALA TBC PADA ANAK BILA DIAGNOSIS TBC MERAGUKAN SEBAIKNYA ”SECOND OPINION” DENGAN DOKTER LAINNYA
  • MAKAN BERLEBIHAN KEGEMUKAN atau OBESITAS
  • INFEKSI JAMUR (HIPERSENSITIF CANDIDIASIS) di lidah, selangkangan, di leher, perut atau dada, KEPUTIHAN

INFEKSI VIRUS PEMICU MEMBERATNYA GANGGUAN HERNIA DAN ALERGI HIPERSENSITIFITAS SALURAN CERNA

Penyebab lain yang memperberat  kekambuhan pembesaran hernia pada bayi dan anak adalah saat anak terkena infeksi seperti demam, batuk, pilek, diare atau muntah dan infeksi lainnya  Penderita hernia pada bayi dan anak yang berobat di Children Allergy Clinic saat hernia membesar sering disertai gangguan  alergi yang meningkat. Pada sebagian besar kasus timbul diawali dan disertai  infeksi virus.

Infeksi yang dimaksud disini adalah bebagai serangan infeksi yang mengganggu tubuh  baik berupa infeksi virus, bakteri atau infeksi lainnya. Paling sering di antaranya adalah infeksi virus. Infeksi ini berupa radang tenggorok (faringitis akut), Radang amandel (tosilitis akut), Infeksi saluran napas atau infeksi virus lainnya yang tidak khas. Pada bayi tanda dan gejala infeksi virus lebih sulit dikenali. Bahlan sebagian dokter menilai gejala infeksi virus tersebut dianggap sebagai gejala alergi. Pada bayi seringkali kontak infeksi virus tersebut tertular oleh kontak y6ang sakit di rumah. Sayangnya orangtua juga sering tidak menyadari bahwa selama ini sering terkena infeksi virus yang gejalanya tidak khas tersebut. Gejala infeksi virus yang ringan inilah yang sering dialami oleh penderita dewasa. Gejala ringan, tidak khas dan cepat membaik ini sering dianggap gejala masuk angin, panas dalam atau kecapekan. Seringkali infeksi virus pada bayi ditularkan oleh orang disekitarnya dalam satu rumah baik dari kakak, orangtua dan pengasuhnya.

Untuk membedakan infeksi dan alergi tampaknya sangat mudah. Tetapi faktanya banyak penderita bahkan dokter sekalipun sering keliru dalam menilai seseorang mengalami alergi atau infeksi. Pada penderita saat mengalami gejala  alergi sering dianggap infeksi tetapi sebaliknya gejala infeksi dianggap alergi. Karena, pada penderita infeksi ringan kadang tanpa disertai demam atau hanya demam sangat ringan yang selama ini dianggap normal. Banyak penderita sering pilek hilang timbul dalam jangka panjang. Seringkali penderita merasa semua gangguan pileknya selama ini karena alergi. Tetapi bila dicermati ternyata penderita alergi mudah terserang flu. Memang dalam jangka pilek tersebut penderita mengalami alergi. Tetapi, dísela alergi tersebut mereka mudah terkena flu.

Infeksi virus ini secara tidak disadari ternyata sangat sering memicu penderita alergi yang tidak terkendali. Artinya saat terjadi alergi ringan di tubuhnya bila terkena infeksi virus maka manifestasi alergi akan semakin bertambah berat. Hal inilah yang menunjukkan bahwa penderita asma kekambuhannya timbul pada saat terjadi infeksi batuk dan pilek. Begitu juga menifestasi alergi lainnya seperti biduran, nyeri perut, gangguan lambung (mual, muntah) dan manifestasi alergi lainnya timbul saat terjadi infeksi.

Tanda dan gejala umum infeksi virus yang di alami anak adalah : Mialgia. Badan, otot dan tulang (khususnya tulang punggung, kaki dan tangan) sakit minta dipijat Batuk, bersin  atau pilek. Mual atau muntah, kadang disertai diare ringan. Badan kedinginan, terasa hangat di telapak tangan,  muka dan kepala (suhu tidak tinggi kurang dari 38C). Badan lesu, Sakit kepala. Nyeri tenggorokan, tenggorokan kering

Tanda dan gejala umum infeksi virus yang di alami bayi adalah Infeksi virus saluran napas pada bayi seringkali tanpa disertai demam, pilek atau batuk yang keras. Bayi lebih rewel dibandingkan biasanya, sering dianggap haus atau minta minum. Batuk hanya sekali-sekali atau dikira tersedak. Bersin lebih sering, Napas bunyi grok-grok(hiperreaktifitas bronkus)  lebih keras dibandingkan biasanya. Mual atau muntah lebih sering dibandingkan biasanya, kadang disertai diare ringan atau bahkan sulit BAB. Teraba hangat di telapak tangan,  muka dan kepala (suhu tidak tinggi kurang dari 38C). Gangguan alergi kulit lebih hebat dibandingkan biasanya, Terdapat rash kulit virus yang khas terutam,a timbul di dada atau di perut : bintik merah terang, halus, sangat kecil, rata dan  tidak timbul. Biasanya di rumah juga ada yang mengalami sakit infeksi saluran napas atau gejala infeksi virus ringan yang tidak khas.

Tanda dan gejala umum infeksi virus yang di alami orang dewasa adalah  Sakit kepala, Nyeri tenggorokan, tenggorokan kering, Batuk ringan, bersin  atau pilek, Mual atau muntah, Badan meriang, kedinginan, terasa hangat di muka dan kepala, Badan lesu dan sedikit lemas, nyeri otot  dan tulang atau Myalgia. Manifestasi Ringan Infeksi Virus tidak khas : pada sebagian kasus gangguan infeksi virus ini mengakibatkan gejala yang tidak khas dan sangat ringan. Badan, otot dan tulang (khususnya tulang punggung, kaki dan tangan) ngilu dan nyeri.  Timbul hidung buntu, pilek ringan , nyer tenggorok ringan tetapi hanya terjadi dalam 1-2 hari kemudian membaik. keadaan ini sering dianggap “mau flu tidak jadi”. Gangguan ringan dan tidak khas inilah yang selama ini tidak disadari oleh penderita bahkan oleh dokter sekalipun. Seringkali gangguan ini  oleh penderita bahkan sebagian dokter sering dianggap karena kecapekan, kurang tidur, panas dalam, masuk angin atau terlalu lama menggendong bayi.

Infeksi khususnya infeksi virus demam, batuk, pilek, muntaber tersebut ternyata dapat dapat memicu gejala alergi dan hipersentifitas saluran cerna semakin meningkat. Dalam keadaan tersebut hernia tampak semain membesar karena tekanan perut semakin meningkat.

DIAGNOSIS

Gejala hernia inguinal lateralis adanya benjolan pada regio inguinal, benjolan keluar dari anulus inguinalis eksternus dan kadang-kadang sampai scrotum dan labia mayora. Benjolan dapat menetap atau hanya muncul jika tekanan intra abdominal meningkat seperti jika anak menagis, batuk atau lagi beraktifitas, dan benjolan akan pada saat bayi atau anak berbaring atau sedang santai. Pada saat pemeriksaan fisis sangat penting untuk memeriksa apakah testis berada dalam scrotum, karena benjolan rektraksi testis pada kanalis inguinalis sama benjolan hernia inguinal lateralis. Pemeriksaan funikulus spermatikus juga dapat membantu menegakkan diagnosa yaitu adanya silk sign, pemeriksaan colok dubur pada bayi dan anak dapat mendiagnosa adanya inkar serata usus. Pemeriksaan foto perut dan daerah inguinal (pneumoperitoneum) dengan posisi terbalik setelah memasukkan gas oksigen kedalam rongga pertoneum melalui jarum yang di tusukkan ke dalam rongga abdomen, tetapi cara ini kurang cermat sehingga jarang digunakan. Herniografi dengan kontras lipiodol lebih tepat menentukan ada tidaknya kantong hernia. Membedakan dengan diagnosa yang lain sangat penting terutama dengan hidrokel komunikan, caranya dengan melakukan tes iluminasi. Pada anak perempuan masa hernia biasanya sulit di reduksi, masa biasanya tidak teraba dan tidak bergejala. Bila terjadi inkarserata maka organ yang terlibat adalah ovarium.

Bila penderita hernia pada bayi dan anak  disertai salah satu gangguan saluran cerna serta beberapa tanda, gejala atau komplikasi alergi dan hipersensitifitas makanan tersebut maka sangat mungkin gangguan hernia tersebut sangat dipengaruhi alergi atau hipersenitifitas makanan.

Memastikan Diagnosis

  • Diagnosis Gastrooesepageal Refluks (GER) atau Sering Muntah Pada Anak yang disebabkan  alergi atau hipersensitif makanan dibuat bukan dengan tes alergi tetapi berdasarkan diagnosis klinis, yaitu anamnesa (mengetahui riwayat penyakit penderita) dan pemeriksaan yang cermat tentang riwayat keluarga, riwayat pemberian makanan, tanda dan gejala alergi makanan sejak bayi dan dengan eliminasi dan provokasi.
  • Untuk memastikan makanan penyebab alergi dan hipersensitifitas makanan harus menggunakan Provokasi makanan secara buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge = DBPCFC). DBPCFC adalah gold standard atau baku emas untuk mencari penyebab secara pasti alergi makanan. Cara DBPCFC tersebut sangat rumit dan membutuhkan waktu, tidak praktis dan biaya yang tidak sedikit.
  • Beberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap cara itu. Children Allergy clinic Jakarta melakukan modifikasi dengan cara yang lebih sederhana, murah dan cukup efektif. Modifikasi DBPCFC tersebut dengan melakukan “Eliminasi Provokasi Makanan Terbuka Sederhana”. Bila setelah dilakukan eliminasi beberapa penyebab alergi makanan selama 3 minggu didapatkan perbaikan dalam gangguan muntah tersebut, maka dapat dipastikan penyebabnya adalah alergi makanan.
  • Pemeriksaan standar yang dipakai oleh para ahli alergi untuk mengetahui penyebab alergi adalah dengan tes kulit. Tes kulit ini bisa terdari tes gores, tes tusuk atau tes suntik. PEMERIKSAAN INI HANYA MEMASTIKAN ADANYA ALERGI ATAU TIDAK, BUKAN UNTUK MEMASTIKAN PENYEBAB ALERGI. Pemeriksaan ini mempunyai sensitifitas yang cukup baik, tetapi sayangnya spesifitasnya rendah. Sehingga seringkali terdapat false negatif, artinya hasil negatif belum tentu bukan penyebab alergi. Karena hal inilah maka sebaiknya tidak membolehkan makan makanan penyebab alergi hanya berdasarkan tes kulit ini.

PENANGANAN

  • Terapi hernia inguinalis lateralis yang rasional pada bayi dan anak adalah segera di lakukan koreksi operasi. Tehnik ligasi tinggi pada kantong hernia (herniotomi) merupakan operasi pada hernia inguinal walaupun penggunaan laparoskopi pada pasien hernia inguinal juga dapat dilakukan khususnya pada anak perempuan.pada pasien hernia inguinal yang mengalami inkarserata maka harus dilakukan perawatan di rumah sakit. Anak langsung dipuasakan dan diberi cairan intravena. Pemberian sonde lambung dan sedatif juga harus dilakukan, anak dalam posisi Trendelenburg dan diberi kompres air es di atas benjolan, biasanya reduksi spontan terjadi dalam 1 jam dan di persiapkan untuk operasi elektif setelah edema turun, apabila reduksi tidak terjadi dalam 4-6 jam maka harus di lakukan operasi emergensi.
  • Penanganan Hernia Ingunalis yang disertai gangguan Alergi-Hipersensitifitas Saluran Cerna haruslah dilakukan secara benar, paripurna dan berkesinambungan. Pada beberapa kasus hernia inguinalis dan hernia umbilikalis yang mengalami gangguan alergi dan hipersensititas saluran cerna dapat mengurangi kekambuhan dan membesarnya hernia bahkan pada sekitar lebih dari 60% dapat menutup sempurna bila dilakukan saat sejak usia dini. Pada kasus hernia skrotalis untuk menutup spontan tidak semudah hernia jenis lainnya.
  • Penghindaran makanan penyebab alergi pada anak harus dicermati secara benar, karena beresiko untuk terjadi gangguan gizi. Sehingga orang tua penderita harus diberitahu tentang makanan pengganti yang tak kalah kandungan gizinya dibandingklan dengan makanan penyebab alergi. Penghindaran terhadap susu sapi dapat diganti dengan susu soya, formula hidrolisat kasein atau hidrolisat whey., meskipun anak alergi terhadap susu sapi 30% diantaranya alergi terhadap susu soya. Sayur dapat dipakai sebagai pengganti buah. Tahu, tempe, daging sapi atau daging kambing dapat dipakai sebagai pengganti telur, ayam atau ikan. Pemberian makanan jadi atau di rumah makan harus dibiasakan mengetahui kandungan isi makanan atau membaca label makanan.
  • Kekambhan penderita hernia seringkali terjadi meski sudah dioperasi. Rata-rata kekambuhan atau rekurensi herni inguinal tanpa komplikasi setelah herniotomi dilaporkan 0,5 – 1%, dengan rata-rata lebih 2% pada bayi yang prematur. Rata-rata rekurensi hernia inkarserata setelah koreksi operasi dilaporkan 3-6%. Rekurensi terjadi ssekitar 50% dalam 1 tahun setelah operasi dan 75% dalam 2 tahun setelah operasi.(4,7,8,9) Penyebab tidak langsung pada rekurensi pada hernia inguinalis adalah gagalnya mendapatkan kantong hernia pada saat prosedur operasi dan gagal melakukan ligasi kantong hernia pada anulus inguinalis internus. Penyebab langsung adalah rusaknya lantai kanalis pada saat prosedur operasi.

Supported By:

GRoW UP CLINIC JAKARTA Yudhasmara Foundation GRoW UP CLINIC I Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone (021) 5703646 – 44466102 GRoW UP CLINIC II MENTENG SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, Phone (021) 44466103 – 97730777email :  
http://growupclinic.com http://www.facebook.com/GrowUpClinic Creating-hashtag-on-twitter@growupclinic
“GRoW UP CLINIC” Jakarta Focus and Interest on: *** Allergy Clinic Online *** Picky Eaters and Growup Clinic For Children, Teen and Adult (Klinik Khusus Gangguan Sulit Makan dan Gangguan Kenaikkan Berat Badan)*** Children Foot Clinic *** Physical Medicine and Rehabilitation Clinic *** Oral Motor Disorders and Speech Clinic *** Children Sleep Clinic *** Pain Management Clinic Jakarta *** Autism Clinic *** Children Behaviour Clinic *** Motoric & Sensory Processing Disorders Clinic *** NICU – Premature Follow up Clinic *** Lactation and Breastfeeding Clinic *** Swimming Spa Baby & Medicine Massage Therapy For Baby, Children and Teen ***

Professional Healthcare Provider “GRoW UP CLINIC” Dr Narulita Dewi SpKFR, Physical Medicine & Rehabilitation curriculum vitae HP 085777227790 PIN BB 235CF967  Dr Widodo Judarwanto, Pediatrician
We are guilty of many errors and many faults. But our worst crime is abandoning the children, neglecting the fountain of life.
Clinical – Editor in Chief :
  • Dr WIDODO JUDARWANTO, pediatrician
  • email :
  • curriculum vitae   Creating-hashtag-on-twitter: @WidoJudarwanto
  • www.facebook.com/widodo.judarwanto
Mobile Phone O8567805533 PIN BB 25AF7035
Information on this web site is provided for informational purposes only and is not a substitute for professional medical advice. You should not use the information on this web site for diagnosing or treating a medical or health condition. You should carefully read all product packaging. If you have or suspect you have a medical problem, promptly contact your professional healthcare provider
Copyright © 2013, GRoW UP CLINIC Information Education Network. All rights reserved
About these ads

Tentang GrowUp Clinic

In 1,000 days Your Children, You can change the future. Our Children Our Future
Tulisan ini dipublikasikan di ***Kesehatan Tersering, ***Penyakit Anak Tersering dan tag . Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Logout / Ubah )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Logout / Ubah )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Logout / Ubah )

Google+ photo

You are commenting using your Google+ account. Logout / Ubah )

Connecting to %s