Deteksi Dini dan Penanganan Gagal Tumbuh Pada Anak

Gagal tumbuh adalah keadaan yang sering dijumpai di masyarakat, khususnya di negara berkembang. Deteksi dini masalah tumbuh kembang pada bayi dan anak adalah suatu tantangan bagi para tenaga kesehatan pada umumnya, dan para dokter anak pada khususnya.

Gagal tumbuh adalah suatu keadaan pertumbuhan fisik yang tidak adekuat, yang didiagnosis berdasarkan pengamatan pertumbuhan menggunakan kartu pertumbuhan.

Definisi gagal tumbuh, bila berat badan berdasarkan umur kurang dari persentil 5 dengan menggunakan kartu pertumbuhan berdasarkan standar National Center for Health Statistics (NCHS), Center for Disease Control (CDC), atau apabila monitor berat badan anak berdasarkan usia jatuh melewati 2 persentil mayor.

DIAGNOSIS

PENYEBAB

Dahulu etiologi gagal tumbuh diklasifikasikan atas kelainan organik dan non organik.
Namun biasanya pembagian ini tidak tepat, karena kebanyakan etiologinya adalah campuran antara keduanya
Klasifikasi lain yang dapat digunakan adalah berdasarkan pendekatan patofisiologi; asupan kalori yang tidak adekuat, absorpsi makanan yang tidak adekuat, kebutuhan energi untuk metabolisme yang meningkat, atau gangguan penggunaan. Klasifikasi ini lebih logis, karena berbagai keadaan tersebut dapat saling mempengaruhi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal tumbuh.
Meskipun sangat jarang stress dan faktor psikososial lainnya sering menyebabkan gagal tumbuh pada anak. Sebagi contoh, seorang ibu yang depresi dapat menyebabkan ia tidak memberikan asupan makanan yang cukup bagi anaknya. Pertumbuhan anak menjadi terlambat. Contoh lainnya adalah orang tua yang terlalu cemas tentang makanan anaknya. Orang tua terlalu membatasi apa yang dapat dimakan oleh anaknya, dan apa yang tidak boleh dimakan. Praktek yang salah tersebut dapat menyebabkan timbulnya masalah perilaku pemberian makanan dan akhirnya anak menderita gagal tumbuh.
Variasi pertumbuhan pada anak normal dapat merancukan diagnosis gagal tumbuh.
Sekitar 25 persen anak akan mengalami penurunan berat badan lebih dari 25 persentil atau peningkatan tinggi badan yang mengalami perlambatan, dalam 2 tahun pertama kehidupannya.
Anak tersebut akan jatuh ke kondisi potensial genetik mereka atau akan menunjukkan pertumbuhan konstitusional yang terlambat (pertumbuhan yang lambat dengan umur tulang kurang dari umur kronologis). Setelah mengalami penurunan, anak tersebut akan kembali kepada laju pertumbuhan normal mereka dan tidak jatuh ke dalam gagal tumbuh.
Populasi tertentu dengan variasi pertumbuhannya juga harus diperhatikan dalam melakukan diagnosis gagal tumbuh. Bayi dengan riwayat retardasi pertumbuhan intra uteri atau prematur terlihat seperti mengalami gagal tumbuh. Namun selama pertumbuhan anak mengikuti kurva pertumbuhan dengan laju pertrumbuhan yang normal, maka anak tersebut bukanlah menderita gagal tumbuh. Sebagai tambahan, pada populasi tertentu, harus digunakan kurva tertentu pula, seperti bayi prematur, bayi dengan air susu ibu (ASI) eksklusif, etnik tertentu (misalnya Asia), dan anak dengan sindroma genetik (misalnya Sindroma Down), maka penggunaan kurva tertentu tersebut dapat membantu para dokter untuk menilai pertumbuhan anak tersebut secara tepat.

Mengenali Gagal Tumbuh

Kunci mendiagnosis gagal tumbuh adalah mampu secara akurat melakukan pengukuran dan menilai berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala pasien dengan jumlah pasien yang banyak.
Setelah memahami pentingnya menetapkan apakah seorang anak gagal tumbuh atau tidak, maka evaluasi yang dilakukan harus fokus pada riwayat penyakit, termasuk penilaian diet dan pola makan, dan riwayat kesehatan, sosial dan keluarga, baik saat lampau maupun sekarang.
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik yang menyeluruh harus dikerjakan dengan 4 tujuan utama:
1. Mengidentifikasi adanya gambaran dismorfik yang mengarah kepada gangguan kelainan genetik,
2. Mendeteksi penyakit utama yang mendasari,
3. Menilai tanda kemungkinan terjadi suatu penelantaran anak,
4. Menilai keparahan dan kemungkinan malnutrisi.
Gagal tumbuh sering melibatkan masalah psikososial hubungan antara orang tua dan anak. Adalah penting untuk memperhatikan kemampuan pengasuh dalam memahami keinginan anak, respon anak dan kehangatan pengasuh, dan perlakuan terhadap anak. Penting untuk menjaga kebersihan diri anak, temperamen anak, dan respon anak terhadap pengasuh. Gambaran hubungan tersebut merupakan suatu hal penting untuk menentukan intervensi berikutnya.

Evaluasi Laboratorium
Evaluasi laboratorium harus berdasarkan riwayat penyakit dan temuan yang didapatkan dari pemeriksaan fisik. Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang rutin dikerjakan, karena mayoritas anak dengan gagal tumbuh memiliki hasil laboratorium yang normal.

PENATALAKSANAAN

Kecukupan Kalori
Hal yang utama dalam penatalaksanaan gagal tumbuh adalah mengidentifikasi adanya penyakit utama yang mendasari, dan mengoreksi penyebab tersebut. Hal ini memerlukan suatu pendekatan yang sisitematis. Sebagian besar kasus gagal tumbuh dapat dikoreksi dengan intervensi nutrisi yang benar dan melakukan modifikasi pola makan. Apabila tidak respon, maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut. Dua prinsip utama dalam pelacakan etiologi dan penatalaksanaan kasus gagal tumbuh adalah anak dengan gagal tumbuh memerlukan diet kalori tinggi untuk kejar tumbuh, dan seluruh anak dengan gagal tumbuh memerlukan pengawasan ketat. Pengawasan dilakukan paling tidak tiap bulan, hingga tercapai kejar tumbuh dengan kecenderungan peningkatan berat badan dapat dipertahankan.
Anak dengan gagal tumbuh memiliki kebutuhan kalori 150 % dibandingkan kebutuhan kalori harian, berdasarkan berat badan ideal, bukan berat badan aktual. Pada bayi, peningkatan asupan kalori dapat dipenuhi dengan formula konsentrasi tinggi atau dengan menambahkan sereal. Anak dapat mendapatkan asupan kalori yang lebih dengan menambahkan lemak yang memiliki cita rasa enak, misalnya keju, krim, mentega, dan mentega kacang. Program pemberian makanan tambahan oleh pemerintah yang ditujukan bagi perempuan, bayi, dan anak, dapat memberikan tambahan kalori yang signifikan. Penambahan multivitamin membantu tercukupinya kebutuhan minimal akan vitamin dan mineral. Beberapa dokter menambahkan zink untuk mengurangi biaya yang diperlukan untuk kejar tumbuh.

Monitor

Penatalaksanaan dan pemantauan anak dengan gagal tumbuh cukup dengan rawat jalan.
Rawat inap diperlukan apabila terdapat keadaan yang mengancam jiwa, pengelolaan dengan rawat jalan gagal, atau anak dengan gagal tumbuh berat.
Pada anak yang tidak respon terhadap pengelolaan awal, mungkin diperlukan untuk merujuk kepada dokter sub spesialis. Pengelolaan gagal tumbuh adalah dengan pendekatan multidisiplin, melibatkan dokter, perawat, ahli gizi, pekerja social, dan psikolog.
Pendekatan ini mungkin tidak diperlukan pada semua kasus gagal tumbuh, namun apabila kondisi anak tidak membaik karena adanya kelainan yang belum jelas diagnosisnya, atau pada keadaan sosial khusus, maka pendekatan multidisiplin adalah cara yang terbaik.
Anak dengan gagal tumbuh memiliki resiko luaran berupa perawakan pendek, masalah perilaku, dan keterlambatan perkembangan.
Penelitian luaran ini masih terbatas, masing-masing dengan definisi dan bentuk yang berbeda, sehingga sulit untuk menilai luaran jangka panjang gagal tumbuh. Sebagai tambahan, seringkali sulit untuk menilai efek gagal tumbuh pada kelompok yang tinggal dalam kelompok yang memang memiliki resiko yang tinggi untuk itu (misalnya kemiskinan, stress yang tinggi dalam keluarga, dan kemampuan mengasuh yang rendah). Anak dengan gagal tumbuh memerlukan pengelolaan yang seksama, untuk mencegah terjadinya gejala sisa di masa mendatang.

.

growupclinic.com

Supported By:

GRoW UP CLINIC JAKARTA Yudhasmara Foundation GRoW UP CLINIC I Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone (021) 5703646 – 44466102 GRoW UP CLINIC II MENTENG SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, Phone (021) 44466103 – 97730777email :   http://growupclinic.com http://www.facebook.com/GrowUpClinic Creating-hashtag-on-twitter@growupclinic
“GRoW UP CLINIC” Jakarta Focus and Interest on: *** Allergy Clinic Online *** Picky Eaters and Growup Clinic For Children, Teen and Adult (Klinik Khusus Gangguan Sulit Makan dan Gangguan Kenaikkan Berat Badan)*** Children Foot Clinic *** Physical Medicine and Rehabilitation Clinic *** Oral Motor Disorders and Speech Clinic *** Children Sleep Clinic *** Pain Management Clinic Jakarta *** Autism Clinic *** Children Behaviour Clinic *** Motoric & Sensory Processing Disorders Clinic *** NICU – Premature Follow up Clinic *** Lactation and Breastfeeding Clinic *** Swimming Spa Baby & Medicine Massage Therapy For Baby, Children and Teen ***
Professional Healthcare Provider “GRoW UP CLINIC” Dr Narulita Dewi SpKFR, Physical Medicine & Rehabilitation curriculum vitae HP 085777227790 PIN BB 235CF967  Clinical – Editor in Chief : Dr WIDODO JUDARWANTO, pediatrician email : judarwanto@gmail.com curriculum vitae Creating-hashtag-on-twitter: @WidoJudarwanto www.facebook.com/widodo.judarwanto Mobile Phone O8567805533 PIN BB 25AF7035

We are guilty of many errors and many faults. But our worst crime is abandoning the children, neglecting the fountain of life.
Information on this web site is provided for informational purposes only and is not a substitute for professional medical advice. You should not use the information on this web site for diagnosing or treating a medical or health condition. You should carefully read all product packaging. If you have or suspect you have a medical problem, promptly contact your professional healthcare provider

Copyright © 2013, GRoW UP CLINIC Information Education Network. All rights reserved
About these ads

Tentang GrowUp Clinic

In 1,000 days Your Children, You can change the future. Our Children Our Future
Tulisan ini dipublikasikan di **Gangguan Pertumbuhan dan tag . Tandai permalink.

Satu Balasan ke Deteksi Dini dan Penanganan Gagal Tumbuh Pada Anak

  1. Rudi Wijaya berkata:

    salam

    saya punya anak ke 3, laki2 berumur 11 bulan dengan bb = 7,4 kg, tidak sepertia dua saudaranya yg “montok” anak ke3 saya ini tidak memiliki berat badan normal, maklum juga ibunya saat ini hamil lagi dengan usia kandungan 3 bulan, saya sendiri memiliki riwayat gangguan pernapasan seperti asma (hanya kalau terhirup debu) dan alergi terhadap makanan, sama seperti dua anak tertua saya dan semua anak saya mulai lahir sampai sekarang, di waktu tidur terdengar suara ngorok di bagian leher ke bawah,seperti menyimpan lendir saat batuk, “kalau orang tua bilang, tertelan air ketuban saat lahir dan tim penolong kelahirannya tidak selesai mengeluarkan lendir dari tubuh bayi”.Persoalannya sekitar 4 hari yg lalu muncul bisul2 yg mungkin saya kira akibat pergantian susu formula yg saya berikan,hari ke 3 anak saya demam biasa,akhirnya saya memutuskan untuk mengunjungi spesialis anak , setelah dilakukan pemeriksaan,dokter memberikan multivitamin,antibiotik, dan puyer racikan untuk batuk dan pilek dan dianjurkan untuk dilakukan tes darah dan rontgen serta tes martoux,dan saya lakukukan hari ini senin 13/08/12,dengan hasil

    tes darah
    LED 20 mm/jam normal <10mm/jam
    LYMPHOSIT prosentasenya lebih dari batas normal

    foto rontgen
    penebalan hilus kanan
    kemungkinan kompleks primer

    dari hasil sementara diatas tanpa tes martoux saya kira anak saya positif terjangkit virus TB, tapi setelah saya mencari informasi di beberapa artikel yg ada di internet,bahwa gejala TB sama / mirip seperti gejala gagal tumbuh dan alergi pada anak…..sambil menunggu hasil martoux nya…….saya mohon pencerahan dari childrengrowup tentang dugaan saya ini. apakah benar hanya merupakan alergi seperti riwayat kesehatan yg kami miliki atau gagal tumbuh, atau memang benar TB….terimakasih sebelumnya…

    RUDI WIJAYA
    e-mail :

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out / Ubah )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out / Ubah )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out / Ubah )

Google+ photo

You are commenting using your Google+ account. Log Out / Ubah )

Connecting to %s