Benarkah Anakku Alergi Debu atau Dingin ?

Si Ujang, laki-laki 4 tahun setiap malam dan  pagi hari bangun tidur sering mengalami batuk dan pilek yang tak  kunjung hilang selama 3 bulan, Telah berbagai dokter dikunjungi baik  dokter anak, dokter paru, dokter THT, dan berbagai obat antibiotika  terbaik dan obat yang termahal pun sudah dikonsumsi hasilnya tetap tidak  menunjukkan perubahan. Sebagian besar dokter menyatakan bahwa Sandiaz  alergi debu dan alergi dingin.  Orangtuapun meyakini  pendapat dokter tersebut karena dirinya tidak alergi makanan tetapi juga  pengidap alergi dingin dan alergi debu. Tetapi  orangtua jadi bingung karena AC sudah dimatikan sehingga kegerahan dan  semua sudut rumah sudah super bersih tetapi keluhan alergi itu tetap  saja timbul. Tetapi setelah diadviskan seorang dokter untuk  menghindari sementara beberapa makanan penyebab alergi makanan ternyata  tidak dalam waktu lama keluhan tersebut membaik.

Saat  ini hampir semua penderita alergi selalu mengatakan bahwa dirinya  alergi debu dan alergi dingin. Benarkah penyebab utama alergi adalah  debu dan udara dingin. Bila karena debu mengapa keluhan pilek, bersin  dan batuk justru saat pagi dan malam hari saat siang hari hilang.  Padahal debu lebih banyak pada siang hari dan hilang saat pagi hari. Sering  penderita alergi menganggap karena alergi dingin, tetapi saat di  kantor, nonton film di bioskop, di mobil dengan udara AC sangat dingin  tidak timbul gejala alergi. Atau saat tinggal atau berpergian di udara  dingin seperti Eropa atau Amerika atau di puncak gejala alergi malah  hilang.

Banyak informasi dan anggapan yang sering  timbul  baik dari masyarakat awam dan beberapa dokter menyebutkan  debu dan  dingin sebagai penyebab. Saran untuk menghindari debu dan membersihkan   semua ruangan rumah bahkan ditambah lagi memakai purifier udara dan AC   paling canggihpun sudah diikuti tetapi tetap tidak membuahkan hasil.   Benarkah debu jadi penyebab ? Kalau bukan apakah memang benar alergi   makanan sebagai penyebab alergi yang berkepanjangan tersebut?

Alergi  makanan tidak pernah sekalipun anda pikirkan. Hal ini wajar terjadi  karena dokterpun selalu menggangap debu dan dingin sebagai penyebab  utama alergi anda. Selama ini alergi makakanan selalu dikonotasikan  dengan gangguan kulit berat dan biduran. Sedangkan untuk memastikan  penyebab alergi sangat sulit tidak bisa hanya melalui tes alergi. Tes  alergi kulit dan RAST yang dianjurkan secara ilmiah ternyata tidak bisa  mendeteksi reaksi alergi tipe lambat seperti alergi makanan.

Seringkali dokter memvonis  alergi pada keluhan batuk dan pilek yang berkepanjangan. Tetapi pada  umumnya pasien tidak pernah mendapatkan informasi yang lengkap dari  dokter apakah penyebab alergi tersebut. Hal ini terjadi karena memang  untuk mencari penyebab alergi adalah merupakan kesulitan terbesar yang  dialami oleh dokter dan juga penderita.

Penatalaksanaan Alergi khususnya  alergi pada saluran napas dan hidung sering sangat sulit dan tidak  optimal. Hal ini terjadi karena sampai saat ini banyak klinisi kesulitan  dalam mencari penyebab alergi. Permasalahan ini terjadi karena banyak  klinisi kesulitan dalam mencari penyebab alergi. Jadi fakta yang kita  hadapi selama ini adalah hanyalah mengobati akibat penyakitnya tetapi  tetapi tidak mencari akar permasalahan kenapa penyebab penyakit itu bisa  timbul jangka panjang dan hilang timbul. Berbagai pemeriksaan alergi  ternyata akurasi dan spesifitasnya sangat rendah. Hal inilah yang  tampaknya menjadi penyebab utama mengapa kasus alergi sulit sekali dalam  mengatasinya.

Meski pemeriksaan alergi tes  kulit, dan RAST sensitif dan terbukti secara ilmiah tetapi sangat  terbatas sebagai alat diagnosis. Sehingga sebaiknya tidak boleh  menghindari makanan penyebab alergi berdasarkan karena tes kulit alergi.  Pemberian obat terus menerus bukanlah jalan terbaik dalam penanganan  alergi. Paling ideal dalam mencegah timbulnya alergi adalah menghindari  pencetus atau penyebabnya. Hal ini memerlukan pengamatan yang cermat dan  kerjasama yang baik antara dokter, pasien dan keluarga. Untuk  mendapatkan hasil penanganan alergi yang optimal harus dipahami  perbedaan antara penyebab dan pencetus alergi.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA ALERGI ADALAH  PENYEBAB DAN PEMICU ALERGI Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi terjadinya alergi makanan,  yaitu faktor genetik, imaturitas usus, pajanan alergi yang kadang  memerlukan faktor pencetus. Faktor genetik. Alergi dapat diturunkan dari  orang tua atau kakek/nenek pada penderita . Bila ada  orang tua, keluarga atau kakek/nenek yang menederita alergi kita harus  mewaspadai tanda alergi pada anak sejak dini. Bila ada salah satu orang  tua yang menderita gejala alergi maka dapat menurunkan resiko pada anak  sekitar 17 – 40%,. Bila ke dua orang tua alergi maka resiko pada anak  meningkat menjadi 53 – 70%. Untuk mengetahui resiko alergi pada anak  kita harus mengetahui bagaimana gejala alergi pada orang dewasa. Gejala  alergi pada orang dewasa juga bisa mengenai semua organ tubuh dan sistem  fungsi tubuh.

Faktor yang sangat berpengaruh lainnya adalah  imaturitas usus atau ketidak matangan usus.  Secara mekanik integritas  mukosa usus dan peristaltik merupakan pelindung masuknya alergen ke  dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim pencernaan  menyebabkan denaturasi allergen. Secra imunologik sIgA pada permukaan  mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal allergen masuk ke  dalam tubuh. Pada usus imatur sistem pertahanan tubuh tersebut masih  lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan alergen masuk ke dalam  tubuh.

Pajanan alergi adalah faktor  lain yang berpengaruh. Pajanan alergi yang merangsang produksi IgE  spesifik sudah dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan. Diketahui  adanya IgE spesifik pada janin terhadap penisilin, gandum, telur dan  susu. Pajanan juga terjadi pada masa bayi. Pemberian ASI eksklusif  mengurangi jumlah bayi yang hipersensitif terhadap makanan pada tahun  pertama kehidupan. Pemberian PASI meningkatkan angka kejadian alergi

PENYEBAB ALERGI

Penyebab adalah faktor  berpengaruh langsung terhadap timbulnya gejala alergi tersebut. Alergi  pada pernapasan sering ditimbulkan oleh adanya penyebab seperti hirupan  dan makanan. Pada bayi dan anak makanan adalah sebagai penyebab yang  utama sedangkan pada orang dewasa atau orang tua pengaruh makanan  semakin berkurang. Penyebab lainnya adalah hirupan seperti debu, serbuk  sari bunga, bulu binatang, tungau (pada kasur kapuk).

Pada berbagai gangguan alergi  saluran napas terutama bila keluhannya timbul pada malam dan pagi hari  tampaknya alergi makanan berperanan paling utama sebagai penyebab.  Alergi makanan dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh. Tetapi  pada kenyataan sehari-hari sebagian besar masyarakat bahkan sebagian  klinisi masih sering menganggap debu sebagai biangkeladi penyebabnya.  Masih banyak klinisi yang menyangsikan bahwa makanan sangat berperanan  penting dalam penyebab berbagai alergi selama ini. Hal ini terjadi  karena pada umumnya tes kulit alergi yang sering terdeteksi adalah debu  dan tungau sedangkan makanan sering negatif. Hal ini terjadi karena pada  tes kulit yang terdeteksi hanyalah penyebab alergi reaksi cepat atau  kurang dari 8 jam. Sedangkan penyebab alergi yang masuk kategori reaksi  lambat atau lebih dari 8 jam seperti sebagain besar makanan seringkali  hasilnya negatif, Hal negatif ini bukan berarti penderita tidak alergi  makanan. Pemeriksaan rutin tes kulit (skin test atau prick test)  adalah merupakan pemeriksaan rutin yang dilakukan ahli alergi dalam  penanganan penderita alergi. Meskipun pemeriksaan ini  sensitifitas tinggi tetapi ternyata spesifitasnya agak rendah. Sehingga  akurasi untuk menentukan penyebab alergi tidak terlalu tinggi.

Dalam sepuluh tahun terakhir ini dikenal beberapa pemeriksaan alergi alternatif atau sering disebut ”unproven”. Mengapa  digolongkan alternatif atau ”unproven”, ternyata pemeriksaan tersebut  belum terbukti secara klinis. Bahkan spesifitas dan sensitifitasnya  tidak terlalu tinggi atau tidak lebih baik dibandingkan tes kulit.  Diantaranya adalah test Vega, tes mata iridosikik, tes rambut dan  sebagainya. Para ahli alergi konvensional jarang menggunakan pemeriksaan  tersebut, karena tidak terlalu akurat dan sensitif. Bahkan di Australia  dan beberapa negara eropa tes ini dilarang oleh institusi alergi  setempat, dan di negara tersebut tes tersebut tidak akan pernah di ganti  oleh ansuransi, karena memang tidak terbukti secara ilmiah.

Gangguan saluran cerna yang harus dicurigai bahwa seseorang mengalami gangguan Alergi Makanan atau hipersensitifitas makanan

Alergi makanan dapat dicurigai sebagai penyebab gangguan manifestasi alergi selama ini bila terdapat gangguan fungís  saluran cerna. Gangguan saluran cerna yang terjadi pada bayi adalah sering mengalami Gastrooesepageal Refluks,  Sering MUNTAH/gumoh, kembung,“cegukan”,  buang angin keras dan sering, sering rewel gelisah (kolik) terutama  malam hari, BAB > 3 kali perhari, BAB tidak tiap hari. Feses warna hijau,hitam dan berbau.  Sering “ngeden dan beberapa kasus mengalami Hernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis, inguinalis. Air liur berlebihan. Lidah/mulut sering timbul putih, bibir kering

Manifestasi klinis pada Anak dan  Dewasa sangat bervariasi. Pada usia anak  keluhan muntah semakin  berkurang tetapi masih sering mengalami mudah muntah bila menangis,  berlari atau makan banyak atau bila naik kendaran bermotor, pesawat atau  kapal. Sering mengalami mual pagi hari bila hendak gosok gigi atau sedang disuap makanan. Sering  Buang Air Besar (BAB)  3 kali/hari atau lebih, sulit BAB (obstipasi),  kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering buang  angin, berak di celana. Sering “glegekan”, sering kembung., sering buang  angin dan buang angin bau tajam. Keluhan nyeri perut berulang. Pada  penderita dewasa sering megalami gejala penyakit “Maag” Beberapa keluhan  tersebut masyarakat mengganggapnya sebagai gangguan masuk angin dan  panas dalam.

Memastikan penyebab alergi ?

Untuk memastikan penyebab alergi makanan bukan  dengan tes kulit. Diagnosis alergi makanan dibuat berdasarkan diagnosis  klinis, yaitu anamnesa (mengetahui riwayat penyakit penderita) dan  pemeriksaan yang cermat tentang riwayat keluarga, riwayat pemberian  makanan, tanda dan gejala alergi makanan sejak bayi dan dengan eliminasi  dan provokasi.

Bila terdapat gangguan  saluran cerna seperti tersebut di atas , seharusnya patut dicurigai  bahwa makanan adalah penyebab gangguan alergi anda selama ini.  Untuk memastikan makanan penyebab alergi makanan harus menggunakan  Provokasi makanan secara buta (Double Blind Placebo Control Food  Chalenge = DBPCFC). DBPCFC adalah gold standard atau baku emas untuk  mencari penyebab secara pasti alergi makanan. Cara DBPCFC tersebut  sangat rumit dan membutuhkan waktu, tidak praktis dan biaya yang tidak  sedikit.

Beberapa pusat layanan alergi  anak melakukan modifikasi terhadap cara itu. Children Allergy Center  Jakarta melakukan modifikasi dengan cara yang lebih sederhana, murah dan  cukup efektif. Modifikasi DBPCFC tersebut dengan melakukan “Eliminasi  Provokasi Makanan Terbuka Sederhana”.”Eliminasi Provokasi Makanan  terbuka Sederhana” selain sebagai alat diagnosis ternyata dapat  digunakan sebagai pendekatan terapi. Penderita disarankan untuk makanan  yang aman dan menghindari makanan yang beresiko dalam 3 minggu. Setelah  keluhan alergi tersebut membaik dilakukan ”provakasi” atau pemberian  salah satu makanan tersebut setiap minggu. Bila keluhan tersebut timbul  lagi, dan bila pengalaman tersebut terjadi dua kali atau lebih dapat  dipastikan bahwa makanan tersebut sebagai penyebab alergi. Bahkan  setelah tiga minggu mengikuti program tersebut, sebagian besar terjadi  kenaikkan berat badan yang cukup bermakna. Karena selama ini makanan  penyebab alergi tersebut meskipun bergizi ternyata sebagian besar juga  mengganggu fungsi saluran cerna yang berakibat terjadi gangguan  penyerapan dan kesulitan makan.

Pemeriksaan standar yang dipakai oleh para ahli alergi untuk mengetahui penyebab alergi adalah dengan tes kulit. Tes  kulit ini bisa terdari tes gores, tes tusuk atau tes suntik.  Pemeriksaan ini mempunyai sensitifitas yang cukup baik, tetapi sayangnya  spesifitasnya rendah. Sehingga seringkali terdapat false  negatif, artinya hasil negatif belum tentu bukan penyebab alergi. Karena  hal inilah maka sebaiknya tidak membolehkan makan makanan penyebab  alergi hanya berdasarkan tes kulit ini.

PEMERIKSAAN YANG TIDAK DIREKOMENDASIKAN

Dalam waktu terakhir ini sering dipakai alat  diagnosis yang masih sangat kontroversial atau ”unproven diagnosis”.  Terdapat berbagai pemeriksaan dan tes untuk mengetahui penyebab alergi  dengan akurasi yang sangat bervariasi. Secara ilmiah pemeriksaan ini  masih tidak terbukti baik sebagai alat diagnosis. Pada umumnya pemeriksaan tersebut mempunyai spesifitas dan sensitifitas yang sangat rendah.

Bahkan organisasi profesi alergi  dunia seperti tidak merekomendasikan penggunaan alat tersebut karena  tidak terbukti sevcara ilmiah. Yang menjadi perhatian oraganisasi  profesi tersebut bukan hanya karena masalah mahalnya harga alat  diagnostik tersebut tetapi ternyata juga sering menyesatkan penderita  alergi yang justru sering memperberat permasalahan alergi yang ada.

Namun pemeriksaan ini masih  banyak dipakai oleh praktisi kesehatan atau dokter. Di bidang kedokteran  pemeriksaan tersebut belum terbukti secara klinis sebagai alat  diagnosis karena sensitifitas dan spesifitasnya tidak terlalu baik. Beberapa  pemeriksaan diagnosis yang kontroversial tersebut adalah IgG4 (biasanya  diperiksa dan dikirim ke Amerika), Applied Kinesiology, VEGA Testing  Electrodermal Test atau Bioresonansi, Hair Analysis Testing in Allergy,  Auriculo-cardiac reflex, Provocation-Neutralisation Tests, Nampudripad’s  Allergy Elimination Technique (NAET), Beware of anecdotal and  unsubstantiated allergy tests dan tes DNA rambut.

PENCETUS ALERGI

Timbulnya gejala alergi bukan saja dipengaruhi oleh  penyebab alergi, tapi juga dipengaruhi oleh pencetus alergi. Beberapa  hal yang menyulut atau mencetuskan timbulnya alergi disebut faktor  pencetus. Faktor pencetus tersebut dapat berupa faktor fisik seperti  dingin, panas atau hujan, kelelahan, aktifitas berlebihan tertawa,  menangis, berlari,olahraga. Faktor psikis berupa kecemasan, sedih,  stress atau ketakutan.

Faktor hormonal juga memicu terjadinya alergi pada orang dewasa. Faktor  gangguan kesimbangan hormonal itu berpengaruh sebagai pemicu alergi  biasanya terjadi saat kehamilan dan menstruasi. Sehingga banyak ibu  hamil mengeluh batuk lama, gatal-gatal dan asma terjadi terus menerus  selama kehamilan. Demikian juga saat mentruasi seringkali seorang wanita  mengeluh sakit kepala, nyeri perut dan sebagainya.

Faktor pencetus  sebetulnya bukan penyebab serangan alergi, tetapi menyulut terjadinya  serangan alergi. Bila mengkonsumsi makanan penyebab alergi disertai  dengan adanya pencetus maka keluhan atau gejala alergi yang timbul jadi  lebih berat. Tetapi bila tidak mengkonsumsi makanan penyebab alergi  meskipun terdapat pencetus, keluhan alergi tidak akan muncul. Pencetus  alergi tidak akan berarti bila penyebab alergi makanan dikendalikan.

Hal ini yang dapat menjelaskan  kenapa suatu ketika meskipun dingin, kehujanan, kelelahan atau aktifitas  berlebihan seorang penderita asma tidak kambuh. Karena saat itu  penderita tersebut sementara terhindar dari penyebab alergi seperti  makanan, debu dan sebagainya. Namun bila mengkonsumsi makanan penyebab  alergi bila terkena dingin atau terkena pencetus lainnya keluhan alergi  yang timbul lebih berat. Jadi pendapat tentang adanya alergi dingin mungkin keliru.

Infeksi inilah yang paling sering dianggap sebagai pencetus alergi yang paling sering. Infeksi  ini dapat berupa flu, demam, batuk, pilek atau infeksi apapun pada  tubuh. Sehingga sering asma kambuh lagi saat flu, sinusitis kambuh lagi  saat flu, atau sesak timbul lagi saat batuk yang keras dan demam.

BENARKAH DEBU DAN DINGIN PENYEBAB UTAMA ?

Debu  memang sering menjadi penyebab alergi tetapi bila dicermati justru  dalam praktek sehari-hari bukan penyebab utama. Debu bisa menjadi  penyebab bila dalam jumlah banyak seperti rumah yang tidak ditinggali  lebih dari seminggu, bila bongkar-bongkar kamar, bila terdapat karpet  tebal yang permanen, bila masuk gudang, boneka atau baju yang lama  disimpan dallam gudang atau lemari.

Debu  yang paling sering dianggap sebagai penyebab alergi adalah debu rumah  atau ”house dust”. Debu di luar rumah jarang dianggap sebagai penyebab  alergi. Bahkan banyak orangtua menyangka bahwa batuk dan pilek  berkepanjangan karena adanya proyek bangunan di sekitar rumah. Bila  dicermati debu yang selama ini dianggap sebagai biang keladi penyebab  alergi mungkin bukan penyebab utama. Hal ini dapat dibuktikan bahwa  keluhan alergi seperti batuk dan pilek seringkali timbul saat malam dan  pagi hari. Padahal saat malam dan pagi hari debu lebih sedikit. Reaksi  alergi karena debu adalah reaksi cepat yang seharusnya lebih banyak  timbul saat siang hari saat aktifitas. Fakta lain juga terjadi banyak  orangtua yang telah membersihkan semua debu, boneka, karpet dan dipasang  air condition plasma cluster tetapi ternyata gejala alergi batuk dan  pilek tidak kunjung hilang.

Gangguan karena debu termasuk reaksi cepat biasanya  tidak berlangsung lama, begitu paparan debu tersebut hilang maka dalam  beberapa saat keluhan tersebut akan menghilang. Bila gangguan tersebut  berlangsung lama bisa dipastikan adalah reaksi lambat, keadaan seperti  inilah tampaknya alergi makanan seringkali dapat dicurigai.

Dingin atau AC sering juga dianggap biang keladi  penyebabnya. Mungkin memang benar dingin sebagai pemicu atau memperberat  gangguan yang sudah ada. Atau pada penderita flu biasanya bila terkena  dingin akan lebih berat tetapi pada saat sehat tidak masalah, Tetapi  pendapat ini tidak sepenuhnya benar karena banyak penderita alergi batuk  saat tidur siang atau di kantor dengan AC yang sangat dingin tidak  timbul gejala batuk tersebut. Hingga saat ini masih belum diketahui  mengapa gejala alergi atau asma sering timbul saat malam hari. Diduga peranan hormonal sirkadial yang mengakibatkan fenomena gejala saat malam dan pagi hari lebih sering terjadi.

Fakta tersebut di atas lebih menunjukkan bahwa makanan sangat mungkin berperanan penting dalam berbagai kejadian alergi. Proses  terjadinya alergi makanan sebagian besar menimbulkan reaksi lambat,  gejala timbul setelah 6-8 jam terpapar makanan tertentu seperti ayam,  telor, jeruk, coklat dan sebagainya. Sebagian kecil makanan menunjukkan  reaksi cepat atau kurang dari 8 jam seperti ikan laut, kacang, mangga  dan buah-buahn tertentu lainnya.

Bukti  lain bahwa makanan sangat mungkin besar pengaruhnya karena pada  penderita alergi saluran napas sering juga mengalami gangguan saluran  cerna seperti mual , nyeri perut, BAB sulit, diare (BAB>3kali),  konstipasi, mulut berbau, lidah berpulau atau berwarna putih dan  sebagainya.

Kontroversi lain yang sering timbul bahwa makanan  berminyak sering mengakibatkan batuk. Tetapi ternyata fakta yang terjadi  adalah makanan berminyak yang mengganggu penderita alergi adalah minyak  goreng yang terkandung makanan berpotensi alergi seperti minyak goreng  bekas menggoreng ikan laut, kacang tanah atau ayam. Hal ini sering  didapatkan pada makanan restoran atau jajanan luar lainnya karena  sebagian besar minyak yang dipakai adalah minyak bekas menggoreng bahan  lainnya atau ”minyak goreng bekas?” Atau, penderita makan bahan alergi  yang digoreng seperti makan udang goreng dan sebagainya. Fakta lain  terjadi bila penderita alergi makan makanan dengan minyak goreng yang  baru atau bahan makanan yang digoreng relatif aman maka gejala alergi  sering tidak timbul.

Diagnosis pasti alergi makanan hanya dipastikan  dengan Double Blind Placebo Control Food Chalenge (DBPCFC) atau dengan  eliminasi provokasi makanan. Penghindaran makanan penyebab alergi tidak  dapat dilakukan hanya atas dasar hasil tes kulit alergi, apalagi dengan  tes alergi lainnya yang tidak terbukti secara ilmiah. Seringkali hasil  yang didapatkan tidak optimal karena keterbatasan pemeriksaan tersebut  dan bukan merupakan baku emas atau gold Standard dalam menentukan  penyebab alergi makanan. Selain mengidentifikasi penyebab alergi makanan, penderita harus mengenali pemicu alergi.  Faktor pencetus sebetulnya bukan penyebab serangan alergi, tetapi  menyulut terjadinya serangan alergi.  Pencetus alergi tidak akan berarti  bila penyebab alergi makanan dikendalikan.  Penanganan terbaik pada penderita alergi makanan adalah dengan  menghindari makanan penyebabnya. Pemberian obat-obatan anti alergi dalam  jangka panjang adalah bukti kegagalan dalam mengidentifikasi makanan  penyebab alergi. Mengenali secara cermat gejala alergi dan  mengidentifikasi secara tepat penyebabnya, maka gejala alergi dapat  dihindarkan.

.

growupclinic.com

Supported By:

GRoW UP CLINIC JAKARTA Yudhasmara Foundation GRoW UP CLINIC I Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone (021) 5703646 – 44466102 GRoW UP CLINIC II MENTENG SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, Phone (021) 44466103 – 97730777email :   http://growupclinic.com http://www.facebook.com/GrowUpClinic Creating-hashtag-on-twitter@growupclinic
“GRoW UP CLINIC” Jakarta Focus and Interest on: *** Allergy Clinic Online *** Picky Eaters and Growup Clinic For Children, Teen and Adult (Klinik Khusus Gangguan Sulit Makan dan Gangguan Kenaikkan Berat Badan)*** Children Foot Clinic *** Physical Medicine and Rehabilitation Clinic *** Oral Motor Disorders and Speech Clinic *** Children Sleep Clinic *** Pain Management Clinic Jakarta *** Autism Clinic *** Children Behaviour Clinic *** Motoric & Sensory Processing Disorders Clinic *** NICU – Premature Follow up Clinic *** Lactation and Breastfeeding Clinic *** Swimming Spa Baby & Medicine Massage Therapy For Baby, Children and Teen ***
Professional Healthcare Provider “GRoW UP CLINIC” Dr Narulita Dewi SpKFR, Physical Medicine & Rehabilitation curriculum vitae HP 085777227790 PIN BB 235CF967  Clinical – Editor in Chief : Dr WIDODO JUDARWANTO, pediatrician email : judarwanto@gmail.com curriculum vitae Creating-hashtag-on-twitter: @WidoJudarwanto www.facebook.com/widodo.judarwanto Mobile Phone O8567805533 PIN BB 25AF7035

We are guilty of many errors and many faults. But our worst crime is abandoning the children, neglecting the fountain of life.
Information on this web site is provided for informational purposes only and is not a substitute for professional medical advice. You should not use the information on this web site for diagnosing or treating a medical or health condition. You should carefully read all product packaging. If you have or suspect you have a medical problem, promptly contact your professional healthcare provider

Copyright © 2013, GRoW UP CLINIC Information Education Network. All rights reserved
About these ads

Tentang GrowUp Clinic

In 1,000 days Your Children, You can change the future. Our Children Our Future
Tulisan ini dipublikasikan di **Mitos dan Kontroversi, *Pediatric-Allergy Immunology dan tag . Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out / Ubah )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out / Ubah )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out / Ubah )

Google+ photo

You are commenting using your Google+ account. Log Out / Ubah )

Connecting to %s