Waspadai Anemia Zat Besi Pada Anak

Waspadai Anemia Zat Besi Pada Anak

Kekurangan zat besi bisa menimbulkan penyakit yang disebut anemia gizi besi atau AGB. Penyakit ini bisa diderita siapa saja, terutama anak-anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui. Perlu dilakukan diet agar kecukupan gizi terpenuhi terutama zat besi. AGB sering terjadi pada anak penderita sulit makan yang berlangsung lama atau penderita dengan gangguan berat badan dengan asupan nutrisi yang tidak optimal.

Anemia adalah kekurangan sel darah merah, yang ditunjukkan oleh rendahnya tingkat hemoglobin yang sehat. Tingkat hemoglobin normal pada anak lebih rendah dari tingkat hemoglobin pada orang dewasa. Bayi baru lahir memiliki hemoglobin normal 170-200 g/l. Setelah lahir, konsentrasi hemoglobin menurun drastis sehingga pada usia 2-3 bulan kadar hemoglobinnya berkisar 110-120 g/l. Kisaran ini bertahan terus hingga usia sekolah, yang meningkat menjadi 130 g/l.

Anemia  dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak yang berdampak serius dalam jangka panjang.  Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen di dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah jumlahnya kurang dari kadar normal. Jika tidak segera ditangani anemia zat besi bisa menyebabkan ganguan kesehatan serius. Prevalensi anemia gizi besi di Indonesia cukup tinggi.

Menurut data yang dikeluarkan Depkes RI, pada kelompok usia balita prevalensi anemia gizi besi pada tahun 2001 adalah 47,0%, kelompok wanita usia subur 26,4%, sedangkan pada ibu hamil 40,1%. Data WHO tidak kalah fantastis: hampir 30% total penduduk dunia diperkirakan menderita anemia. Asian Development Bank (ADB) mengatakan bahwa sekitar 22 juta anak di Indonesia terkena anemia, yang menyebabkan hilangnya angka IQ  5 sampai 15 poin, prestasi sekolah yang buruk dan kerugian potensi masa depan hingga 2,5%. Karena itu, kita semua harus mewaspadainya.

Anemia adalah kondisi di mana darah Anda memiliki jumlah sel darah merah di bawah normal. Kurangnya sel darah merah ini biasanya diindikasikan oleh hitungan hemoglobin yang lebih rendah dari normal. Hemoglobin adalah unsur utama penyusun sel darah merah yang merupakan protein kaya zat besi dan berfungsi membantu sel darah merah mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Anemia tidak bisa dianggap enteng, dampaknya bisa serius, mulai dari kecerdasan anak menurun, mudah infeksi, hingga gangguan mental. Anemia, yang biasa disebut kalangan awam dengan penyakit kurang darah merupakan kondisi di mana tingkat hemoglobin yang rendah karena kurangnya zat besi.

Menurut kriteria Badan Kesehatan Dunia (WHO), seseorang sudah mengalami anemia bila kadar Hb kurang dari 11 g/dl pada usia kurang dari enam tahun dan kadar Hb kurang dari 12 g/dl pada usia lebih dari enam tahun.

Penyebab AGB

Anemia zat besi biasanya ditandai dengan menurunnya kadar Hb total di bawah nilai normal (hipokromia) dan ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal (mikrositosis). Tanda-tanda ini biasanya akan menggangu metabolisme energi yang dapat menurunkan produktivitas. Penyebab anemia gizi besi bisa disebabkan oleh beberapa hal. Seperti kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, menderita penyakit ganguan pencernaan sehingga menggangu penyerapan zat besi. Terjadi luka yang menyebabkan pendarahan besar, persalinan, menstruasi, atau cacingan serta penyakit kronis seperti kanker, ginjal dan penyakit hati.

Anemia terutama disebabkan oleh kehilangan darah, kekurangan produksi sel darah merah atau perusakan sel darah merah yang lebih cepat dari normal. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh:

  • Kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi adalah penyebab utama anemia pada anak. Sebenarnya, bila anak mendapatkan makanan bergizi yang cukup, sangat kecil kemungkinannya mereka mengalami kekurangan zat besi. Namun, banyak anak-anak dari kalangan tidak mampu yang kurang mendapatkan makanan bergizi sehingga mengalami anemia dan gejala kurang gizi lainnya. Anak-anak dari kalangan mampu juga dapat terkena anemia bila memiliki gangguan pola makan atau berpola makan tidak seimbang.
  • Parasit. Anak-anak dapat mengalami anemia karena mengidap cacingan. Pola makan anak mungkin normal, namun penyerapan nutrisinya terganggu karena diserobot cacing di dalam perutnya.
  • Darah menstruasi berlebihan. Wanita atau remaja putri yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
  • Infeksi. Penyakit infeksi tertentu dapat mengganggu pencernaan dan mengganggu produksi sel darah merah.
  • Penyakit ginjal. Anemia dapat menjadi tanda awal gangguan ginjal pada anak.
  • Jenis anemia khusus yang disebut anemia hemolitik disebabkan oleh penghancuran sel-sel darah merah secara prematur dan sumsum tulang tidak bisa memenuhi permintaan tubuh untuk sel-sel baru. Bentuk umum dari anemia hemolitik yang bersifat genetik adalah anemia sel sabit, talasemia, dan defisiensi dehidrogenase glukosa-6-fosfat. Jenis lainnya yang disebut anemia aplastik disebabkan oleh kelainan darah di mana sumsum tulang tidak membuat sel-sel darah baru dalam jumlah cukup.
  • Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C,  unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
    • Kekurangan zat besi adalah penyebab utama anemia. Sekitar 20% wanita, 50% wanita hamil dan 3% pria mengalami kekurangan zat besi.
    • Tidak mengkonsumsi daging (vegetarian) dapat menyebabkan Anda kekurangan vitamin B12, jenis vitamin yang hanya ditemui pada makanan hewani (daging, ikan, telur, susu). Di kalangan non vegetarian, hampir tidak ada yang kekurangan vitamin ini karena cadangannya cukup untuk produksi sel darah sampai lima tahun.
    • Asam folat tersedia pada banyak makanan, namun terutama terdapat di hati dan sayuran hijau mentah.Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
  • Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis, radang usus buntu,dll dapat menyebabkan anemia.
  • Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, obat anti inflamasi,dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antacid, pil KB, obat anti artritis, dll).
  • Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini bisa menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
  • Penyakit radang kronis seperti lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena memengaruhi proses pembentukan sel darah merah.

Gejala

Anemia ringan dan sedang seringkali tidak menimbulkan gejala dan baru diketahui dari pemeriksaan darah. Anemia yang berlangsung lama mungkin hanya memberikan gejala tidak kentara seperti lemah dan pucat. Bila anemia terbentuk secara bertahap, anak dapat memiliki kadar hemoglobin yang sangat rendah tetapi tidak menunjukkan gejala yang jelas karena tubuhnya telah beradaptasi. Anemia yang berkembang cepat menimbulkan pengaruh yang lebih kuat dan lebih mudah dilihat.

Anak dengan anemia berat mungkin memiliki tanda dan gejala tambahan seperti sesak napas, detak jantung cepat, dan bengkak di tangan dan kaki.

Anak-anak yang kekurangan zat besi karena kurang gizi dapat memakan benda yang aneh seperti rumput, tanah, bunga dan daun-daunan. Perilaku ini disebut “pica” dan tidak berbahaya kecuali jika anak Anda makan sesuatu yang beracun. Biasanya “pica” berhenti setelah anemia diterapi dan anak tumbuh lebih besar.

Kadar Hb Normal
Pria dewasa 13.5 – 17 g/dl
Wanita dewasa 12 – 15 g/dl
Ibu hamil 11 – 12 g/dl
Bayi baru lahir 14 – 24 g/dl
Anak-anak 11 – 16 g/dl

Tubuh yang mengalami anemia akan menunjukkan gejala seperti muka pucat, lelah, kurang energi/lemas, mengantuk, dan sakit kepala. Pada kasus yang lebih parah, anemia menyebabkan denyut jantung bertambah cepat, nafas tersengal dan pingsan.

Tanda Anemia

Gejala anemia yang mudah terlihat antara lain lemah, lesu, lunglai, letih, muka pucat, kurang bergairah, mata berkunang-kunang, daya tahan tubuh menurun dan keringat dingin.

Siapa saja yang rawan anemia? Anak-anak dalam masa pertumbuhan, perempuan hamil dan menstruasi, orang yang bekerja, serta orang yang melakukan diet. Anemia juga bisa terjadi pada bayi. Bila ini terjadi, maka anak akan mengalami gangguan tumbuh kembang.

Bayi yang mengalami anemia umumnya lebih rewel, susah makan, kulit pucat, suhu tubuh kadang-kadang dingin dan daya tahan tubuh menurun yang ditandai dengan gampang jatuh sakit dibandingkan dengan anak sebayanya,

Kecerdasan Menurun

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, prevalensi anemia gizi besi pada usia balita sebesar 47 persen. Berdasarkan survei anemia terhadap 55 bayi berusia 4-12 bulan di Kecamatan Matraman, Jakarta, tahun 2004, sebanyak 38 persen mengalami anemia dan 73 persen mengalami kekurangan zat besi. Anemia berdampak buruk pada otak, antara lain transfer oksigen terhambat, kecepatan hantar impuls syaraf terganggu, serta gangguan perilaku dan konsentrasi.

Jika anemia terjadi pada bayi, dampaknya bisa terlihat saat anak memasuki usia pra sekolah dan usia sekolah. Anak akan mengalami gangguan konsentrasi, daya ingat rendah, kemampuan memecahkan masalah rendah, gangguan perilaku, dan tingkat IQ yang lebih rendah. Akibatnya adalah penurunan prestasi belajar dan kemampuan fisik anak.

Kelompok Rentan

AGB sering diderita penderita kehamilan, balita, remaja, masa dewasa muda dan lansia. Anak anak dan remaja juga usia rawan AGB karena kebutuhan zat besi cukup tinggi diperluka semasa pertumbuhan. Jika asupan zat besinya kurang maka risiko AGB menjadi sangat besar. Penyakit kronis seperti radang saluran cerna, kanker, ginjal dan jantung dapat menggangu penyerapan dan distribusi zat besi di dalam tubuh yang dapat menyebabkan AGB. Penderita alergi dan sulit makan pada anak termasuk faktor resiko terjadinya anemia pada anak. Hal ini terjadi karena pada penderita sulit makan dan alergi selain asupan nutrisi sering tidak optimal juga disebabkan karena fungsi saluran cerna sering terganggu.

Penanganan

Bila anak dengen gangguan kesulitan makan tampak terlihat pucat, lemah, mudah lelah dan gejala anemia lainnya, harus segera memeriksakannya ke dokter. Anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi sangat mudah perawatannya. Dengan pemberian suplemen zat besi maka hemoglobin akan meningkat dalam beberapa minggu. Penanganan anemia karena sebab lain harus dihilangkan dulu penyebabnya agar efek pemulihannya permanen.

  • Penanganan anemia tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya adalah kekurangan zat besi, dokter akan mencari tahu dan mengatasi penyebab kekurangan tersebut. Suplemen zat besi dalam bentuk tablet atau sirup mungkin diberikan. (Bila anemia disebabkan oleh masalah penyerapan pasca- operasi gastrektomi, pemberian suplemen akan diberikan secara intramuskular atau intravenal).
  • Pemulihan biasanya berlangsung enam hingga delapan minggu setelah penanganan. Setelah anemia tertangani, Anda masih akan terus menerima asupan suplemen zat besi hingga beberapa bulan untuk menjaga kondisi. Tinja Anda akan berwarna hitam selama perawatan.
  • Bila anemia disebabkan penyakit tertentu, satu-satunya solusi adalah menyembuhkan penyakitnya.
  • Anemia kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti denyut jantung cepat, nafas tersengal dan pingsan mungkin harus segera ditangani dengan transfusi darah.
  • Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi disarankan bagi setiap orang, terlebih bagi wanita yang menstruasi atau sedang hamil. Zat besi yang paling mudah diserap bersumber dari daging, ayam dan ikan. Beberapa makanan seperti sayuran, buah-buahan, sereal (yang diperkuat zat besi), telur dan kacang-kacangan juga mengandung zat besi, namun lebih sulit dicerna. Untuk mempermudah penyerapan zat besi, Anda dapat memakannya bersamaan dengan daging, ayam atau ikan atau dengan buah-buahan yang kaya vitamin C.
  • Anda tidak memerlukan suplemen zat besi kecuali direkomendasikan dokter. Suplemen zat besi berdosis tinggi dapat menyebabkan konstipasi dan tinja berwarna hitam. Selain itu, penggunaan suplemen zat besi yang tidak perlu dapat menyembunyikan masalah lain, misalnya perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Wanita hamil disarankan mengkonsumsi suplemen makanan sesuai saran dokter, termasuk yang mengandung zat besi dan asam folat untuk mencegah anemia.
  • Mengkonsumsi buah-buahan kaya vitamin C seperti jambu, jeruk, sirsak, pepaya, dan anggur dapat membantu tubuh menyerap zat besi.
  • Menjalani diet vegetarian harus dilakukan dengan bijak karena dapat menyebabkan kekurangan vitamin B12. Vitamin ini sangat penting bagi pembentukan sel-sel tubuh, termasuk sel darah merah. Bila Anda tidak mengkonsumsi makanan hewani, Anda perlu mengambil suplemen vitamin B12.
  • Usahakan memberikan air susu ibu (ASI) sampai setidaknya anak berumur 12 bulan (idealnya sampai 2 tahun). Ibu menyusui disarankan mengkonsumsi makanan yang cukup zat besi.
  • Jika anak Anda sudah mendapatkan makanan tambahan, usahakan menambahkan sereal, bayam, kangkung, katuk dan sumber zat besi lainnya dalam menu makanan padat yang diberikan.
  • Jika Anda memberikan susu formula kepada bayi Anda, pilihlah susu formula yang diperkaya dengan zat besi.
  • Pastikan anak Anda yang lebih besar memiliki pola makan seimbang dengan makanan yang mengandung zat besi. Kuning telur, daging merah, kentang, tomat, hati dan sayuran adalah makanan alami yang kaya zat besi.
  • Ajarkan anak-anak kebiasaan hidup bersih sehingga terhindar dari penyakit infeksi dan parasit.

Diet Tinggi Zat Besi

Kekurangan zat besi merupakan faktor utama AGB. AGB dapat dicegah dengan menjalani pola makan sehat dan bervariasi. Pilih bahan pangan yang tinggi akan zat besi, folat, vitamin B12 dan vitamin C. Vitamin B12 bermanfaat untuk melepaskan folat sehingga dapat membantu pembentukan sel darah merah. Sedangkan vitamin C penting dikonsumsi penderita AGB karena dapat membantu penyerapan zat besi. Selain diet tinggi zat besi, pemulihan AGB biasanya diperlukan tambahan suplemen folat, vitamin B12 serta zat besi. Pemulihan terapi diet yang disertai pemberian suplemen penderita AGB biasanya akan pulih setelah 6 bulan menjalani terapi.

Sumber Zat besi

  • Daging sapi.
  • Daging kambing.
  • Ikan.
  • Hati.
  • Tempe.
  • Kacang-kacangan.
  • Margarine
  • Sayuran hijau.

Sumber Vitamin B12

  • Daging
  • Susu
  • Hati

Sumber Vitamin C

  • Jambu Biji
  • Apel
  • Bayam

Sumber Folat

  • Jeruk Nipis
  • Buah-buahan
  • Sayuran hijau gelap

.

growupclinic.com

Supported By:

GRoW UP CLINIC JAKARTA Yudhasmara Foundation GRoW UP CLINIC I Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210, phone (021) 5703646 – 44466102 GRoW UP CLINIC II MENTENG SQUARE Jl Matraman 30 Jakarta Pusat 10430, Phone (021) 44466103 – 97730777email :   http://growupclinic.com http://www.facebook.com/GrowUpClinic Creating-hashtag-on-twitter@growupclinic
“GRoW UP CLINIC” Jakarta Focus and Interest on: *** Allergy Clinic Online *** Picky Eaters and Growup Clinic For Children, Teen and Adult (Klinik Khusus Gangguan Sulit Makan dan Gangguan Kenaikkan Berat Badan)*** Children Foot Clinic *** Physical Medicine and Rehabilitation Clinic *** Oral Motor Disorders and Speech Clinic *** Children Sleep Clinic *** Pain Management Clinic Jakarta *** Autism Clinic *** Children Behaviour Clinic *** Motoric & Sensory Processing Disorders Clinic *** NICU – Premature Follow up Clinic *** Lactation and Breastfeeding Clinic *** Swimming Spa Baby & Medicine Massage Therapy For Baby, Children and Teen ***
Professional Healthcare Provider “GRoW UP CLINIC” Dr Narulita Dewi SpKFR, Physical Medicine & Rehabilitation curriculum vitae HP 085777227790 PIN BB 235CF967  Clinical – Editor in Chief : Dr WIDODO JUDARWANTO, pediatrician email : judarwanto@gmail.com curriculum vitae Creating-hashtag-on-twitter: @WidoJudarwanto www.facebook.com/widodo.judarwanto Mobile Phone O8567805533 PIN BB 25AF7035

We are guilty of many errors and many faults. But our worst crime is abandoning the children, neglecting the fountain of life.
Information on this web site is provided for informational purposes only and is not a substitute for professional medical advice. You should not use the information on this web site for diagnosing or treating a medical or health condition. You should carefully read all product packaging. If you have or suspect you have a medical problem, promptly contact your professional healthcare provider

About these ads

Tentang GrowUp Clinic

In 1,000 days Your Children, You can change the future. Our Children Our Future
Tulisan ini dipublikasikan di ***Nutrisi - Gizi, ***Penyakit Anak Tersering dan tag . Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out / Ubah )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out / Ubah )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out / Ubah )

Google+ photo

You are commenting using your Google+ account. Log Out / Ubah )

Connecting to %s